Chapter 3

159 53 104
                                    

Follow & Vote dulu ya sebelum membaca ^_^

H a p p y  R e a d i n g . . .

~♥~

Lelah. Sakit. Pengen nyerah, tapi Ara masih mau hidup.”

Kiara A.D

~♥~


22 Mei 2015

Kanker darah, stadium 3.

Ucapan dokter masih terngiang-ngiang dikepalaku. Rasanya sulit sekali menerima jika aku kini sedang menderita penyakit mematikan itu.
Aku mencoba bersabar dan menerimanya. Tapi, aku juga merasa bahwa hidupku tidak akan lama lagi.

“Jangan melamun, Ara.”

Aku menoleh sebentar pada kakakku dan menggeleng pelan.

“Ada lagi yang mau kamu bawa?”

Aku menatap pada barang-barang yang sudah packing oleh kakakku.

“Nggak ada, Kak. Itu aja.”

Kakakku kemudian menghampiriku dan membantuku untuk berdiri.
Badanku terasa sangat lemah, mungkin karena tadi malam aku sempat demam dan muntah.
Dan hari ini aku akan mulai menjalani pengobatanku sesuai dengan instruksi dokter.

“Ayo.”

Aku digendong kakakku menuju parkiran mobil.

Ahh ya, nama kakakku adalah Stevano Jonathan Dwyne. Kak Vano adalah kakak keduaku. Saat ini dia sedang menempuh pendidikan di Harvard Medical School, Harvard University. Ini tahun keduanya, dan kebetulan dia sedang libur akhir semester.

~♥~

Aku menatap ponselku, pesan masuk dari Kevin membuat merasa bersalah karena sudah membohonginya.

Kevin ❤
|Hai, Ara.
|Gimana kabar kamu?
|Baik-baik saja, kan?
|Jangan terlalu lelah dan begadang.
|Dan jangan terlambat makan, oke?
|Kangen kamu ❤
09.20 am

Iya, Vin.|
Aku juga ❤|
09.30 am

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuatku segera mematikan ponselku.

“Arsen?” Suara Kak Vano membuatku menatap ke arah pintu.
Mataku menyipit melihat Kak Varo yang sedang berbincang dengan seorang dokter.

“Siapa, Kak?”

Kak Varo menoleh padaku dan membawa dokter itu mendekat.

“Ini Arsen, Vi. Kamu ingat nggak teman kakak waktu SMA dulu?”

Mataku sontak membulat melihatnya.

“Dia juga teman kuliah kakak. Dan mulai sekarang sampai 2 bulan kedepannya, dia yang akan bantu kaka buat jagain kamu.” Aku terdiam menatap laki-laki di depanku. Aku ingat dengan jelas siapa dirinya.

Arsenio Excel Dirgantara, salah satu murid terkenal disekolahku dulu. Siswa terpintar disekolah yang sangat disayangi oleh guru-guru, bahkan kepintarannya berhasil membuat kakakku yang katanya jenius menduduki peringkat 2 sekolah.
Dan juga yang paling rahasia, hanya dia, aku dan Clara yang tahu bahwa aku pernah berpacaran dengannya.

EX | My Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang