Chapter 6

167 20 58
                                    

Vote & Comment ya ^^
Kalau ada typo, ditandai aja biar bisa langsung diperbaiki.
So, Happy Reading Guys^^


~♥~

“Apa yang kita anggap baik, belum tentu adalah yang terbaik untuk kita.”


~♥~

Suara langkah kakiku terdengar dengan jelas saat aku berlarian disepanjang koridor Rumah Sakit, dengan tangan yang menggenggam erat tangan Kak Excel.

Tanganku terus saja gemeteran sejak di mobil tadi dan kebiasaan burukku yang selalu meremas kuat tanganku hingga memerah saat panik atau gugup pun akhirnya membuat Kak Excel meraih tanganku dan menggengamnya untuk menenangkanku.

Hangat, itulah yang kurasakan saat kulit tangannya bersentuhan dengan kulit tanganku. Setidaknya kehangatan itu bisa sedikit mengurangi rasa khawatirku.

Aku memelankan langkahku, dan melepaskan genggaman tangan Kak Excel ketika melihat semua keluargaku yang berada di depan ruangan Kakek.

“Ma...” panggilku pelan, mendekati Mamaku.

“Ara...”

“Kakek kenapa, Ma?” tanyaku menatap pintu ruangan VVIP, tempat Kakekku dirawat.

“Mama juga nggak tau. Padahal kita masih saling bercanda tadi, lalu Kakek kamu tiba-tiba aja drop dan kejang-kejang,” jalas Mama dengan suara paraunya.

“Kakek pasti baik-baik aja kan, Ma?”

“Kita berdoa ya, sayang, semoga Kakek kamu baik-baik saja,” ucap Mama menenangkanku.

Mama menarikku kedalam pelukannya. Air mataku kembali turun, rasa khawatir kembali menghampiriku. Pikiranku membawaku pada kejadian beberapa tahun yang lalu. Saat aku juga berada pada posisi yang sama dengan Kakekku.

Pikiranku terbuyarkan saat kurasakan tangan Kak Excel yang kembali menggenggam tanganku seolah memberiku kekuatan.

Aku melirik pada Kak Excel yang sedang berbicara pada Papaku. Dia melirik singkat padaku dan tersenyum tipis seakan mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

Aku mengangguk pelan dan mengeratkan genggamanku pada tangannya.

Ceklek

Suara pintu terbuka membuatku segera melepaskan pelukanku pada Mamaku, dan genggaman tanganku pada Kak Excel.

Seorang pria dengan jas putih keluar dari ruangan itu.

“Apakah ada yang bernama Ara dan Arsen disini?”

Aku langsung maju kedepan dan berhadapan dengan pria itu. “Saya, Dok,” sahutku padanya.

“Saya.” Kulihat Kak Excel juga maju dan berdiri disampingku.

“Ohh, Dokter Arsen?”

Dari nada suaranya, aku tahu bahwa dokter didepanku mengenal Kak Excel.

“Ahh, mari, silahkan ikut saya masuk.”

Aku masuk kedalam ruangan Kakek, diikuti oleh Kak Excel dibelakangku.

“Kak Ex kenal?” bisiku bertanya.

Kak Excel melirikku sebentar dan mengangguk, “Dokter Residen,” jawabnya.

Begitu kami tiba didepan tempat tidur Kakekku, dapat kulihat Kakekku yang seperti kesulitan bernapas, walau sudah dibantu dengan alat bantu pernapasan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EX | My Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang