Prolog

90 3 0
                                    


Hiraeth

Nostalgia 🍁

Seorang gadis terdiam kaku pada kursi penumpang . Ia mengamati rincik hujan yang memburamkan kaca sebalah mobil . Telunjuk gadis itu menyentuh lapisan kaca dari dalam , berharap mampu menyentuh titik-titik tersebut lalu menghancurkannya dengan mudah .

Perasaan sendu sering kali menyapa saat hujan di pagi hari . Mengejek kenangan lalu , mengajak bercengkerama dengan rindu , menari ditengah gemuruh yang beku .

Ia telah melalui hari berat yang membuat air mata kering . Hidupnya ada dalam persimpangan keputusasaan . Mungkin kematian adalah cara paling mudah berbahagia dan melupakan segala persoalaan pelik ini .

Keisha menyenderkan kepala , memejam mendengar mesin kendaraan yang bersautan dengan suara hujan dari luar . Sementara gadis itu mencoba tidur , memikirkan kemungkinan yang diperoleh setelah kehidupannya berakhir .

Jangan ngaco deh . Hidup yang bener , jangan bikin masalah . Meskipun gue nggak ada disekitar lo , jaga diri baik-baik . Kebahagiaan lo lebih penting

Sialan , bahkan saat raga cowok itu telah telah pergipun jiwanya masih sanggup menghancurkan salah satu khayalan babu Keisha . Andai cowok itu tahu satu-satunya manusia yang membuatnya menginginkan kematian adalah si pembuat pesan . Apa cowok itu masih mampu mengatakan hal tersebut ?

" Sudah sampai nona"

Keisha terkesiap saat si sopir menginformasikan tujuan . Tak tunggu lama Keisha turun tanpa mempedulikan pakaian yang kuyup , menatap sekali lagi kepergian mobil itu yang menderu membelah terpaan hujan .

Entah apa yang akan terjadi kedepan , Keisha terlalu bingung dengan semua suara dalam kepalanya . Sekembalinya ia selama 3 hari ini menghilang , permasalahan seperti benang kusut tanpa ujung . Semua tercampur , dan ia semakin gemas lantaran tak bisa menguraikannya dengan benar .

Fakta tentang kematian kekasihnya yang terbakar rupanya hanya pembungkus rapi aksi keji didalamnya . Iya , kekasih Key meninggal bukan karena tragedi kebakaran melainkan dibunuh oleh psycopath berdarah dingin yang hari ini menculiknya dan memperlihatkan rekaman pembantaian itu pada Keisha .

" Keisha !"

Pekikan seorang gadis dari teras rumahnya membangunkan secara utuh kesadaran si pemilik nama . Anehnya saraf ditubuh Key hanya mampu merespon kaku , seluruh sendinya beku , perlahan Keisha kehilangan pendengaran jernihnya . Entah karena karena hujan , atau memang ada yang salah dalam tubuhnya . Namun , laju sahabatnya yang berlari kearahnya seperti reka adegan yang diputar lamban .

Dengung nyaring dari telinga Key menghantam seluruh kesadaran , sebelum Allice sempat menjangkau tubuhnya , Keisha limbung dan kehilangan pijakan .

oOoOo

" Turunin nggak ! Aku masih bisa jalan . Andraaaaa !"

Kesal karena cowok itu enggan menurunkannya dari gendongan Keisha memaksa merosot dari punggung yang berusaha menggendongnya .

" Aduh" , Keisha berhasil turun dengan pantat yang mendarat ke lantai marmer lebih dulu .

Cowok itu berbalik , berusaha membantunya yang menggeloso dengan kesadaran tipis .
Gadis itu masih keras kepala , enggan mengakui bahwa ia sedang mabuk maka juluran tangan yang memiliki niat baik itu harus berakhir dengan tamparan keras berulang kali .

Hiraeth ✔ ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang