Kita tidak benar-benar berpisah . Hanya tersekat oleh dimensi lain bernamakan 'jarak' . Jiwa kita masih saling memanggil , hati kita masih terhubung . Seperti penikmat malam yang butuh kopi . Aku dan kamu hanya butuh kenangan untuk saling bertemu .
~ Hiraeth ~
*
*
*Andra berjalan sembari menarik daun pintu berwarna putih didepannya .
Masuk kedalam mata Andra di buat berkeliling pada cat dengan dominasi warna soft pink dihadapannya . Andra berjalan menguliti setiap sudut dalam ruangan .
Kamar adik permpuannya itu sudah banyak berubah .
Yang paling menonjol adalah hadirnya botol-botol kaca yang berjejer rapi di samping meja rias , juga beberapa jenis kuas dengan bentuk yang berbeda-beda . Andra menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal . Ia heran mendapati banyak sekali barang di kamar Sky . Padahal di banding dengan kamarnya kamar Sky terbilang yang terluas , sekarang ruangan ini terlihat penuh karena krberadaan benda-benda feminim disekelilingnya .
Beralih ke sisi ranjang tatapan Andra tertarik pada polaroid foto yang di tempel didekat ranjang dihias lampu kecil disekililingnya .
Andra tersenyum tipis medapati foto masa kecilnya dengan Sky yang terlihat gembul berada dalam gendongan Rama . Kakak laki-laki Kalandra . Banyak moment yang terlewati hingga Sky sebesar sekarang , ada perasaan sedikit terluka menyaksikan Sky tumbuh tanpa keberadaan Kalandra
Andra melangkah pergi dengan berat . Tiba di daun pintu cowok itu menghentikan langkah . Kalau dulu saat ia menginjakkan kaki ke ruangan ini bau bedak bayi , minyak telon menyambut segar penciumannya . Sekarang , aroma vanilla yang tercium lekat
Cowok itu tersenyum simpul sebelum menutup kembali daun pintu kamar Sky .
Keluar dari ruangan Sky , Andra tahu kemana tempat yang bisa ia tuju untuk menemukan gadis kecil tersebut .
"Den Andra"
Baru ingin turun dari tangga , suara seorang perempuan paruh baya mengalun lemah dalam pendengarannya , membuat cowok itu menghentikan langkah untuk berbalik kesumber suara .
" Bibi"
Wanita paruh baya dengan setelan hitam juga rambut yang disanggul kebelakang itu memeluk Kalandra begitu erat .
" Bibi kangen banget sama Den , Andra . Gimana kabar aden sekarang ? Aden sehat kan ?"
Cowok itu membalas pelukan wanita paruh baya tersebut tak kalah erat . Andra bahkan menenggelamkan kepalanya untuk mereda intensitas kerinduannya pada wanita yang sempat membesarkannnya .
"Andra sehat kok Bi . Bibi gimana , sehat kan ?"
Wanita paruh baya tersebut mengurai pelukannya untuk menatap lekat-lekat wajah Kalandra yang tumbuh dengan baik didepannya .
" Sehat den bibi selalu sehat . Ya allah anak ganteng bibi sudah tumbuh sebesar ini , harapan terakhir bibi cuman masti'in aden sehat , ketemu lagi sama aden seperti sekarang . Dan hari ini tuhan ngabulin semua permohonan Bibi dan masih diberi kesempatan ketemu Aden dalam keadaan sehat . Lega banget bibi hari ini" , wanita itu mengelus pelan kedua pipi Giandra sambil berkaca-kaca menahan tangis .
" Andra akan selalu baik-baik aja kok Bi . Jangan khawatir"
Wanita itu mengangguk begitu lega " Aden mau kemana tadi ?"
" Nyari Sky Bi , aku liat di kamarnya nggak ada"
" Non Sky ada di rooftop biasa Den"
Andra menganguk lalu tersenyum hangat padanya " Andra tahu kok . Udah Bibi jangan nangis lagi , Andra udah pulang . Nggak ada lagi yang perlu di khawatirin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth ✔ ( END )
Teen FictionHal kejam apa yang pernah kamu rasakan saat duduk di bangku kelas 5 sd ? Hal terkeji sampai kamu nggak bisa lupain kejadian itu berpuluh-puluh tahun mendatang . Di musuhin sekelas ? Di rundung ? Jadi pesuruh ? Dua diantaranya sudah pernah Keisha r...