Prolog

206 101 145
                                    

"The more you know about my life, maybe you'llregret wantinting it."        

****

"Gue mau kenal sama lo," ujar laki-laki yang kini berdiri di sebelah Ayla. Gadis itu terlihat memutar bola mata, setelahnya ia menyodorkan tangan kehadapan lelaki itu. Kaisar menatapnya bingung, Ayla menarik paksa tangan Kaisar dan menggenggamnya.

"Ayla Septha Limost, IPA 1. Satu sekolahan juga sama lo. Lagian kita sudah kenal tiga tahun," setelahnya ia melepas genggaman antara mereka.

"Bukan, bukan itu maksud gue. Gue mau kenal lo lebih dari itu," ungkap Kaisar. Ayla terkekeh, "Jangan, hidup gue gak semenarik itu untuk lo," katanya.

"Lagian, gue juga gak kenal sama diri gue sendiri," tambah Ayla. 

"Maksud lo?" tanya Kaisar.

"Aylaaa!"

Belum sempat gadis itu menjawab pertanyaan Kaisar, teriakan melengking di ujung koridor mengalihkan atensi keduanya. Disana, Kalanie tengah melambaikan tangannya ke arah Ayla.

"Ayoo balik!" tambah gadis itu. Ayla menjawabnya dengan anggukan kepala dan acungan jempol.

"Gue balik duluan," pamit Ayla. Gadis itu berjalan mendekat ke arah Kaisar menepuk pundak laki-laki itu beberapa kali.

"Oh ya, jangan kepo sama hidup gue. Apalagi sampai lo berpikir untuk cari tau diam-diam," bisik gadis itu, seolah tau apa yang sedang ada di dalam kepala Kaisar saat ini. Dan dengan sengaja Ayla mengembuskan napasnya di telinga lelaki itu, membuat tubuh Kaisar meremang.

Setelahnya Ayla benar-benar pergi menghampiri Kala dan menghilang di ujung koridor. Kaisar menghela napas, ia semakin ingin tahu tentang kehidupan gadis itu.

Semenjak malam itu ia ingin tahu tentang Ayla, semua tentang gadis itu.

Gadis sombong yang terkesan tidak peduli terhadap orang lain, tapi menolong orang yang akan di lecehkan.  

Menolong orang yang di bully karena standar kecantikan, harus putih, kurus, tidak jerawatan dan lain-nya. Tetapi dengan cara gadis itu sendiri.

Mungkin itu terkesan biasa saja, tapi tidak untuk Kaisar. Sekarang banyak orang yang lebih memilih tutup mata akan kasus-kasus di atas. 

Pelecehan seksual, orang yang akan menyalahkan korban, mengedukasi korban tapi lupa mengedukasi si pelaku.

Pembullyan, orang memilih bungkam, tanpa sadar itu bisa merusak mental seseorang. Kesehatan mental yang masih di anggap sepele.

****

#PESANAUTHOR

Terima kasih sudah baca!

Semoga suka sama prolog-nya, jangan lupa vote, komen, dan masukin ke perpus ya ceritanya.

Untuk semua chapter nya. Insyaallah semua yang aku tulis udah aku riset, tapi kalau ada yang salah atau kurang tepat kalian komen ya, kita koreksi sama-sama.

u can find me on, 

Instagram @cutie.pie_1606    

Tik tok @cutie.pie1606

26-9-2021

Into ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang