Hola cutie!😘
Absen yuk, ceritanya sampai mana aja.
Happy Reading!
****
Seorang gadis ber-hoodie hitam tengah berjalan di trotoar yang terlihat lebih sepi, jika di bandingkan beberapa jam yang lalu. Gadis itu mempercepat langkahnya ketika melihat beberapa orang yang berjalan menuju sebuah gang sepi.
Tapi bukan orang-orang itu yang menjadi fokus nya, melainkan seorang gadis yang terlihat di seret oleh mereka. Gadis itu menghentika langkahnya ketika melihat tiga pria itu mulai menggerayangi tubuh seorang gadis yang mulutnya disumpal sebuah kain.
Ia berjalan setenang mungkin agar tidak menimbulkan suara dan membawa sebongkah kayu yang ia dapat di ujung jalan.
Gadis itu memukulkan kayu ke arah pria berbadan buncit, membuat pria itu mengaduh. Mereka menoleh kaget ke arah gadis bermasker hitam itu.
"Heh bocah, mau ngapain lo," kata pria bertato.
"Mau ikut main juga kali bos," seru seorang pria lain berambut gondrong.
Pria yang di panggil bos tadi menyeringai, berjalan mendekati gadis yang masih diam dengan balok kayu di tangannya.
"Kalau emang mau ikut main, bilang aja cantik. Kita mau kok, ya gakk?" ucap pria bertato yang dijawab seruan oleh kedua pria lainnya.
"Bangsat!"
Setelahnya ia langsung memberi sebuah bogeman ke pria bertato itu dan menendangnya di perut membuat pria itu mundur beberapa langkah.
"Bodoh, lawan anjing!" seru pria bertato ke arah temannya.
Gadis itu berhasil menangkis beberapa serangan dari keduanya, setelah itu ia membalas dengan pukulan dan tendangan bertubi-tubi.
Kedua orang itu sudah ambruk di tanah, membuat bos nya menggeram. Pria bertato memberi sebuah pukulan di wajah gadis itu, menambah memar lainya.
Gadis bermasker yang mendapat pukulan itu menatap tajam pria bertato dan langsung melompat memberi tendangan memutar yang langsung mengenai kepala pria itu.
"Cabut, cabutt" serunya ke kedua pria yang masih di tergeletak di tanah. Setelahnya mereka berlari terbirit-birit.
Gadis itu mengampiri seorang gadis berkemeja putih yang sudah mulai tenang, ia melepas ikat tangan dan sumpalan kain di mulutnya.
"Nama lo siapa?" tanyanya.
"Gu—gue Ka—kanin," jawabnya terbata.
Gadis itu melepaskan hoodie nya dan melemparkan ke arah Kanin, yang langsung di terima Kanin dan memakainya, menutupi bagian atas badanya.
"Rumah lo dimana."
"Gak jauh dari sini."
"Gue antar ya," tawarnya. Kini gadis itu hanya memakai t-shirt hitam. Cepat-cepat Kanin menggeleng,
"Gak usah, gue bisa sendiri kok. Makasih ya udah bantu gue."
"Yakin?" tanyanya ragu.
"Iyaa, sekali lagi. Makasihh ya," ucap Kanin.
Dan dibalas anggukan dari gadis itu. Setelahnya mereka berpisah di ujung gang, Kanin berjalan terlebih dahulu. Ia merasa gadis yang membantunya tadi masih memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into It
Teen FictionMereka kenal, tapi tak dekat. Mereka tahu, tapi tak ingin tahu. Mereka, Ayla Septha dan Kaisar Mahatma. Bertemu dengan keadaan yang berbeda. Ayla Septha si gadis perfeksionis, angkuh, dan ambisius. Itu pandangan warga sekolah tentangnya. Tapi tida...