9. Ruang Osis

19 1 0
                                    

Hola Cutie😘

Happy Reading!

****

"Lo tadi kenapa telat sih, kan gue yang harus gantiin lo," ucap kesal seorang lelaki ke temannya yang baru saja duduk bersama mereka.

Kaisar menoleh ke arah Andreas, dahinya berkerut bingung. "Lo gantiin gue?"

"Iyalah siapa lagi," jawab sewot Andreas.

"Lah si Ghibran kemana?" tanyanya bingung.

Pasalnya jika ia tidak hadir kan bisa di ganti Ghibran untuk memimpin upacara. "Mana gue tau, lo kan ketuanya."

Belum sempat Kaisar menjawab ucapan Andreas, seorang lelaki lain berjalan menghampiri mereka. Ghibran Samudra, wakil ketua Pakibra SMA Trisakti.

"Sori bang, gue tadi juga telat," ucapnya setelah sampai di hadapan mereka.

Lalu ia kembali berjalan mengambil duduk di dekat Daffa yang dengan nikmat memakan baksonya. "Tumben, kenapa lo telat?" tanya Kaisar heran.

Lelaki itu menghela napasnya. "Gue tadi nganterin ibu gue dulu, baliknya malah kena macet," jelasnya. Membuat mereka bertiga mengangguk paham, tanpa Daffa yang masih belum terganggu.

"Lo tadi belum jawab pertanyaan gue, kenapa lo telat?" ulang Andreas. Membuat atensi mereka bertiga berpindah ke Kaisar.

"Gak papa."

"Lo tadi bareng, Ayla," pernyataan tiba-tiba dari Arka membuat mereka terkejut.

Daffa yang tadinya sangat nikmat memakan baksonya tersedak, Andreas yang akan meminus es tehnya pun tidak jadi. Kaisar menatap Arka tajam, ah ia malas jika nanti akan di tanya-tanya.

"OMO! Kai—"

"Mobil Ayla tadi mogok, dia lupa bawa hp, terus gue dateng, dia langsung naik motor gue. Udah," jalasnya. Memotong teriakan Daffa yang belum selesai, membuat lelaki manis itu merengut kesal.

"Jangan potong omongan gue bisa gak sih," ucap kesal Daffa.

"Gak."

"Gue perhatiin akhir-akhir ini lo deket sama, Ayla," ujar Andreas menatap Kaisar, sedikit heran.

"Ngapain lo perhatiin gue, suka lo sama gue," ucapan menyebalkan itu dengan enteng keluar dari mulut Kaisar.

"Najis!"

Daffa yang akan membuka mulutnya untuk bicara pun tidak jadi karena ada seorang siswi yang berjalan mendekat.

"P-permisi kak," ucap terbata gadis itu. Ya gimana gak gugup kalau di depannya sekarang ada lima pentolan Trisakti, belum semua tapi kan ini sudah Kaisar and the gang.

Mereka secara bersama menoleh ke arah siswi itu. Ghibran yang merasa tahu gadis itu menyaut. "Ada apa?"

Bukan temannya dan ia pun tidak tau, tapi sepertinya gadis itu juga kelas 11 sama sepertinya.

"I-itu anu—"

"Ngomong yang bener," sahut Andreas.

Gadis itu terlihat menarik napas dalam. "Kak Kaisar nanti setelah istirahat di suruh ke ruang osis," jelas gadis itu dengan sekali tarikan napas dan tak gugup, mungkin ia akan merasa sangat bangga setelah ini.

Dahi Kaisar berkerut, tapi setelahnya lelaki itu hanya mengedikkan bahunya. "Yaudah."

"Permisi ya kak," pamit gadis itu yang di balas deheman oleh mereka.

Untung sekarang tidak ada Bastien yang pasti akan menggoda gadis itu dulu sebelum membiarkan-nya pergi. "Ada apa, Kai?" tanya Arka.

"Mana gue tau."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Into ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang