Hola Cutie😘
Sori ya nanti kalau ada typo atau salah-salah, gue lagi kurang enak badan soalnya. Jadi cuma revisi sekali.
Anyway, semoga suka sama chap ini, sori lagi kalau kurang nge-feel.
Happy Reading!
****
Jam sekarang hampir menunjukkan pukul 8 pagi, yang artinya jam sekolah akan masuk lima belas menit lagi. Tapi gadis dengan seragam putih abu-abu lengkap dengan sweater berwarna biru dongker itu masih setia misuh-misuh dan berjongkok di dekat mobil putihnya.
Ayla memang sengaja menggunakan sweater untuk menutupi lukanya, lukanya belum sembuh total. Dan ia malas jika di tanya-tanya.
Mungkin Ayla akan menambah kebenciannya ke hari senin untuk saat ini, mobilnya yang tiba-tiba mogok, dan ia yang lupa membawa handphone, jalan yang sepi. Ah, benar-benar sial.
Entah sudah ada berapa umpatan yang keluar dari mulut gadis itu. Arah rumahnya dengan ketiga sahabatnya pun berbeda.
"Ngapain lo tidur di situ."
Ayla yang tadinya menenggelamkan kepala di lipatan tangannya mendongak ketika mendengar suara orang di depannya. Tadinya ia akan tersenyum, tapi ketika melihat siapa orang itu senyum Ayla tidak jadi terpancar di wajahnya.
Ayla berdiri, ia sedikit membersihkan roknya dan berjalan menuju orang itu. "Gue nggak tidur."
Ayal berjalan kembali menuju mobilnya, ia mengambil tas dan kembali menutup pintu mobil putih itu. "Gue nebeng lo," pinta Ayla.
Tapi sepertinya tidak, gadis itu langsung naik ke motor Kaisar tanpa menunggu jawaban lelaki itu. Kaisar hanya memutar bola mata malas, sepertinya ia tahu sifat baru gadis itu, Ayla pemaksa.
Tanpa bertanya apa yang terjadi dengan mobil Ayla, karena menurut Kaisar ia tahu alasannya, mobil gadis itu pasti mogok.
Ia langsung menjalankan motornya menuju SMA Trisakti, ia tahu mereka akan terlambat. Jam sekarang sudah menunjukkan pukul 8 dan senin waktunya upacara.
Kaisar nanti jelas akan mendapat hukuman, bukan karena dirinya yang terlambat. Tapi senin ini jadwal-nya untuk menjadi pemimpin upacara dan dia tidak datang.
****
Menempuh perjalanan kurang lebih lima belas menit kini motor Kaisar sudah terpakir rapih di warung Mang Jono, warung belakang sekolah yang selalu menyelamatkan anak-anak terlambat atau bolos.
Ayla turun terlebih dahulu dari motor Kaisar, ia memperhatikan sekeliling. Ia tidak terlalu asing dengan tempat ini, beberapa kali Ayla melewati warung belakang sekolah ini tapi tidak pernah singgah.
Ayla diam saja, ia hanya mengikuti langkah Kaisar. Karena ia yakin Kaisar lebih paham tentang cara masuk sekolah untuk saat ini.
"Kai, kita telat," bisiknya.
Mereka telah masuk sekolah melewati gerbang belakang, entah dari mana Kaisar mendapatkan kunci itu.
"Dari lo naik ke motor gue pun kita udah telat kali."
Mereka berjalan dengan mengendap-endap ketika melewati ruang guru yang ada di belakang, jangan kira Trisakti hanya memiliki satu ruang guru.
Sekolah itu memiliki ruang guru yang tersebar di beberapa daerah yang rawan untuk anak bolos. Setelah melewati ruang guru itu mereka bernapas lega dan kembali menegakkan tubuh mereka.
"Kai lo—"
"HEI KALIAN BERDUA!"
Baik Ayla maupun Kaisar menghentikan langkah mereka, kedua remaja itu secara bersamaan membalikkan badan dan melebarkan kedua mata ketika tahu siapa orang yang memanggil mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into It
Teen FictionMereka kenal, tapi tak dekat. Mereka tahu, tapi tak ingin tahu. Mereka, Ayla Septha dan Kaisar Mahatma. Bertemu dengan keadaan yang berbeda. Ayla Septha si gadis perfeksionis, angkuh, dan ambisius. Itu pandangan warga sekolah tentangnya. Tapi tida...