Hari ke 4

28 10 2
                                    

Mungkin sudah agak lumayan,
Lumayan membaik maksudnya.

Iya, patah hati tempo hari itu sudah agak lumayan mati rasa.
Hahahah

Gimana sih, katanya membaik terus bilangnya mati rasa?

Ya begitu membaik, tapi jatuhnya tidak peduli lagi pada rasanya.

Ah, tidak bisa dijelaskan memang.

Tapi, tadi malam dia datang. Iya, dia datang membawa boba, sayangnya hanya satu. Anehnya dia malah memberikannya kepada saya.

Terus orang tuanya juga datang, menjemputnya yang akan pindah ke Jogja. Tak lama setelah itu Kebo mengagetkan saya, hingga saya terbangun dari mimpi buruk itu.

Hufft, syukurlah hanya mimpi, saya tidak tau jika semua itu benar terjadi, apa saya bisa sejauh itu dengan dia, bahkan jarak seperti ini saja sudah menyiksa rasanya.

Oh iya, Kebo itu kucing saya. Yang memberi nama "Dia".

Waktu itu dia datang kerumah, mengantarkan titipan saya, lalu dia melihat saya tengah menggendong anak kucing. Terus dia bilang begini ;

"Anak kucing dimainin"

Jelas saya cemberut menatapnya, tapi sedetik kemudian, senyumnya menular hingga saya juga ikut tersenyum.

Dia memberikan titipan saya dan langsung pulang setelah saya bilang terimakasih.

Tak lama saya menelfon dia sekedar basa-basi mengenai nama anak kucing tadi.

Terus dia berceletuk "kenapa gak kasih nama Kebo aja"

Saya tertawa atas penuturannya, lalu dia melanjutkan.

"Kan sama kaya ibunya, tukang ngebo"

Saya Bertanya "Memangnya siapa ibunya?"

"Ria"

Saya makin tertawa atas itu "Kalau Ria ibunya, Ree jadi ayahnya"

Lalu kami sama-sama tertawa.

Ah, jika diingat-ingat sekonyol dan sekocak itu ya
Tapi hal-hal yang kayak gitu bakal dirinduin ketika ceritanya sudah usai.

Yah, disisi lain, saya benar-benar Rindu akan dia.
Bahkan sekarang tegur sapapun tidak ada. Seolah asing dan hilang.

Bima sakti, 31 Agustus 2021.


Usai ◇ABAIKAN◇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang