•••
Kamis, 6 Januari
I; Alibi Bambam
Seharusnya, menemui orang yang ditetapkan sebagai tersangka utama---dan bahkan sudah ditahan---dalam kasus itu adalah langkah pertama yang Minghao lakukan. Namun Minghao sangat yakin, bahwa peristiwa nahas itu bukan ulah Bambam. Maka Minghao memilih mencari tahu TKP terlebih dahulu.
Dari awal kenal, Minghao tahu kalau Bambam tipikal orang yang menjauhi kekerasan. Tentu akan sangat mengejutkan jika pemuda itu tiba-tiba menjadi tersangka karena memukuli orang sampai meninggal.
Di hadapan Minghao sekarang, seorang pemuda yang telah ia tunggu selama lima menit akhirnya mendongak, membalas tatapan dan sapaannya.
"Hai juga. Makasih ya udah nengokin gue haha."
Kondisi Bambam tidak baik-baik saja. Pandangannya kuyu dan tak fokus. Ia tertekan menggunakan baju tahanan.
Minghao menggaruk tengkuknya. Rasa canggung itu kembali datang. "L-lo ... udah sembuh?"
"Udah ... udah gapapa kok. Santuy." Sebuah senyum melengkung paksa pada paras pucat itu.
Bambam mengamati seragam sekolah Minghao cukup lama. Seragam itu ... seragam sekolahnya juga, tapi sekarang bukan lagi semenjak polisi menahannya. Ia tinggal menunggu waktu saja sampai hidupnya benar-benar hancur di dalam penjara.
"Lo pulang sekolah langsung ke sini?" tanya Bambam basa-basi.
Minghao mengangguk cepat lantas duduk menegak. "Iya, Bam," jeda, pemuda itu melirik ke kanan dan kiri. Saat ini tak ada polisi yang berada di dekat mereka, kebanyakan sedang sibuk dengan tugas lainnya.
Minghao merendahkan suaranya. "Gue ke sini mau—"
"—bahas Mingyu?" interupsi Bambam cepat. Pemuda itu menghela napas panjang lalu melanjutkan, "gak apa kalo lo benci sama gue, Hao. Gue juga gak maksa lo supaya percaya, tapi gue berani sumpah ... gue bukan pembunuhnya."
"Kita tau lo jujur," ucap Minghao yakin, membuat Bambam refleks mendelik.
"Kita?" ulang Bambam memastikan.
"Anak-anak klub jurnal percaya sama lo, Bam."
Bambam memejamkan matanya sejenak bersamaan dengan senyuman tipis pada wajahnya. "Makasih. Gue seneng, ternyata masih ada yang percaya sama gue tapi ... polisi-polisi itu ... argh!" si pemuda mengacak surai legamnya yang sudah berantakan. "Mereka nggak mau dengerin gue, Hao! Gue memang sempat masuk ke kamar itu dan liat mayatnya. Tapi gue bukan pembunuh!"
Bisikan Bambam membuat Minghao merogoh saku celananya. Pemuda itu tak dapat menyembunyikan wajah kaget setelah mendengar langsung pernyataan Bambam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] SHE DOESN'T KNOW HOW
Mystery / Thriller1997ー, Roseanne Park tidak tahu bagaimana pembunuhan itu bisa terjadi. ... Setelah anak-anak kelas tiga di klub jurnalistik 'pensiun' karena harus fokus pada ujian, di sela-sela liburan pergantian semester, sang mantan ketua klub mengajak enam orang...