•••
Rabu, 29 Desember
IV; dari Rumah Sakit
Gadis itu berulang kali memijat pelipisnya sambil duduk di hadapan papan catur dan Yugyeom. Tangannya bergerak sangsi, memilih bidak mana yang harus ditranslasi. Yugyeom melihatnya dengan senyuman, merasakan hawa kemenangan yang tak lama lagi akan datang.
"Lama banget, Ju." keluh Yugyeom membuat Yuju mendongak.
"Gue udahan, ah. Pusing banget, anjir." Yuju menarik kursinya ke belakang, lantas bangkit. Kepalanya menoleh pada bangunan penginapan yang jauh dari kata ramai sore itu.
"Kenapa?" tanya Yugyeom pelan. "Sepi banget weh? Anak-anak pada kemana?"
"Lo tau nggak? Habis gue pulang dari swalayan tadi, Mingyu-Minghao berantem. Sekarang kemusuhan, pada nggak mau keluar kamar." beber Yuju lalu mengerucutkan bibirnya. Kedua alis gadis itu naik, pandangannya berubah sayu.
"Anak cewek pada kemana?"
"Kalo anak cewek yang lain baru pada rebahan. Eh, Bambam tadi keluar sama Kak Seokjin gak sih?" tanya Yuju dan Yugyeom mengangguk.
"Mingyu-Minghao berantem itu ... gara-gara kameranya Minghao rusak?" tanya Yugyeom memastikan.
Pandangan Yuju beralih dari pot-pot tanaman hias di beranda rumah Yugyeom menjadi tepat ke netra Yugyeom. Alisnya bertautan. "Tahu darimana?"
Dan Kim Yugyeom berkata dengan santai, "Rose. Dia kadang-kadang ngobrol sama gue,"
"Rose ya?" jeda, Yuju menggigit bibir bawahnya. "Kok Rose bisa akrab gitu sama lo? Ngobrol sama gue aja jarang. Rose cuma sering sama Lisa. Di klub juga gitu, Rose kayak nggak suka sama gue dan Mina. Gue kayaknya nggak pernah bikin salah, tapi tiap gue coba ngajak Rose bicara, dia cuma jawab singkat dan ogah-ogahan." jelas Yuju lalu terdiam. Memikirkan sikap Rose yang dingin membuat kepala Yuju semakin pusing.
Di samping Yuju, Yugyeom tak menjawab apapun. Pemuda itu sibuk membereskan papan caturnya karena Yuju sudah tak lagi berminat melanjutkan permainan. Yugyeom lalu melihat Yuju yang duduk di lantai dan bersila menghadap penginapan. Baru saja Yugyeom hendak duduk di sebelah gadis itu, suara Bibi yang memanggil namanya membuat Yugyeom berbalik badan, menghadap Bibi yang berdiri di ambang pintu.
Yuju turut menoleh dan mendapati wajah Bibi yang terlihat cemas. Kalimat Bibi selanjutnya langsung membuat Yugyeom berlari masuk ke dalam rumah dengan sangat tergesa. Bibi bilang, ada telepon dari rumah sakit.
Yuju menunggu hampir satu menit. Entah apa yang terjadi, tapi perasaan Yuju juga ikut kalut kala Yugyeom berlari keluar lagi sambil membawa kunci motor. Wajah Yugyeom pucat pasi dan Yuju yang amat penasaran memberanikan diri untuk bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] SHE DOESN'T KNOW HOW
Gizem / Gerilim1997ー, Roseanne Park tidak tahu bagaimana pembunuhan itu bisa terjadi. ... Setelah anak-anak kelas tiga di klub jurnalistik 'pensiun' karena harus fokus pada ujian, di sela-sela liburan pergantian semester, sang mantan ketua klub mengajak enam orang...