06

1K 157 4
                                    

Selama seharian Taka di buntuti oleh bodyguardnya, apakah ia tidak bosan? Kita tidak tau karena Taka yang merasakan.

Sekedar Informasi sekarang hari Sabtu, atau bisa dibilang hari pertama mas Panji bekerja sebagai bodyguard Taka.

Mereka lumayan akrab, umur mas Panji juga tidak berbeda begitu jauh dengan Taka. Ah Diswara kesal.

Bukannya apa setiap Diswara berjalan ke arah Taka ntah itu untuk mengambil sesuatu, tapi ia sudah ditatap galak oleh mas Panji. Ingin rasanya Diswara mencolok kedua mata mas Panji dengan jarinya.

Hari ini Diswara ada janji dengan salah seorang temannya. Maka dari itu sekarang ia sudah bersiap untuk segera pergi.

"Mau kemana?" tanya Taka.

Diswara yang kini sudah berada di depan pintu menghentikan langkahnya.

"Gw kemana aja juga bukan urusan lo," jawab Diswara dengan nada ketus.

Mas Panji menatap tidak suka, ia hampir saja berdiri jika Jantaka tidak melarang.

"Lo gk bakal sendiri juga klo gw tinggal, ada dia noh."

Diswara menunjuk ke posisi mas Panji berdiri dan segera melangkah pergi meninggalkan Jantaka.

Diswara iri?

Di tengah perjalanan ada panggilan masuk ke handphonenya, ia meminggirkan motor agar tidak menanggu konsentrasi saat berkendara.

"Iya halo, ini gw lagi di jalan tunggu sebentar."

....

"Lah kenapa begitu??"

....

"Terus bisanya kapan lagi??"

....

"Yaudah ntar di omongin lagi."

....

"Iya udah santai."

Jadwal di batalkan. Diswara sudah terlanjur malas untuk pulang. Ia harus kemana sekarang.

Diswara terpikir suatu tempat yang sepertinya cocok untuk ia kunjungi. Ia segera menjalankan kembali motornya dan menuju ke suatu tempat tersebut.

Motornya terparkir di suatu ruko dengan spanduk besar bertuliskan,

Solusi menghilangkan penat
Karaokean aja dluu, goyang slurr
Nengok kanan wajib mampir!!

Ya inilah tempat yang di kunjungi Diswara, tempat karaoke. Ia menyewa satu ruangan khusus untuk dirinya bernyanyi dan meluapkan emosi.

Setelah menyelesaikan 3 lagu tiba tiba Diswara terperangkap dalam pikirannya sendiri.

'Lo beban' 'lo gk berguna' 'lo cuma sampah' 'lo gk pantes hidup' 'mati aja sana!!' dan masih banyak lagi pikiran buruk Diswara.

Diswara kesal dengan semua pikiran kejam itu, ia mencoba menghentikan tapi itu terjadi tanpa kontrol dari dirinya.

Ia menangis sejadi jadinya. Semua kacau, Diswara tidak menginginkan ini terjadi. Tolong hentikan siapapun tolong hentikan.

Ponselnya bergetar kembali tanda adanya panggilan masuk. Diswara segera mengangkat.

"Siapapun yang nelfon gw tolongin gw please tolong."

"Diswaa ini gw Rafa lo kenapa?? Lo lagi dimana?"

"Gw di.." Diswara sudah hampir kehabisan nafas.

"Lo dimana??? Gw jemput lo sekarang."

"Gw di tempat karaoke xxx."

Diswara | Doyoung KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang