Prolog

200K 3.8K 18
                                    

"Bimo!"

Bimo Pranadipa, atau yang sering dipanggil Bimo oleh orang-orang terdekatnya, menghentikan langkahnya saat mendengar ada yang memanggil namanya. Saat menoleh, ia melihat gadis mungil bergaun putih sebatas lutut, sedang berjalan ke arahnya dengan tergesa-gesa.

"Bimo, kapan sampai?! Kamu kok nggak ngabarin aku sih!" ucap gadis tersebut setelah sampai didepan Bimo.

Cleo, Cleopatra Kavita namanya, dia gadis bertubuh mungil tersebut adalah tetangga Bimo, dan jangan lupakan juga, si pengganggu, suka bikin rusuh dan merusak ketenangan hidup Bimo sedari kecil sejak Bimo dan keluarganya pindah ke komplek ini.

Malas menjawab, Bimo lantas mengabaikan dan berjalan lagi.

Cleo yang melihat itu, hanya bisa tersenyum kecut, selalu begitu, Bimo seolah-olah tak pernah menganggap dirinya ada. Tak pantang menyerah, Cleo berjalan mengikuti Bimo dari belakang sambil terus bertanya.

"Bimo, nanti kita pergi sekolah bareng ya?"

"Bim nanti jangan lupa jemput aku."

"Bimo aku ma.."

"DIAM!" bentak Bimo kasar.

"Ngerti nggak sih?! Jangan ganggu gue, nggak usah muncul didepan gue lagi sekalian, gue muak, dari kecil lu ganggu ketenangan hidup gue mulu, masih nggak ngerti juga?!" mengeram kesal Bimo langsung membanting pagar rumahnya dengan kencang dihadapan Cleo.

Cleo yang melihat itu hanya mematung. Ini bukan pertama kalinya Bimo marah dan berkata kasar kepadanya, hanya saja Cleo seakan-akan dibuta oleh cintanya.

Ya, Cleo mencintai Bimo, sejak dulu, sejak kecil, saat melihat Bimo pertama kali, waktu berumur 11 tahun. Bimo yang pendiam, tidak banyak bicara, begitu dewasa di mata Cleo, sejak saat itulah ia mulai jatuh cinta dalam diam kepada Bimo.

Karena rasa cintanya itulah, Cleo bertekad akan melakukan apapun untuk dekat dengan Bimo. Hanya saja, Bimo merasa terganggu, dan memutuskan sekolah ke luar kota, pada saat Senior High School, dan pindah lagi ke kota kelahirannya saat kelas 12.

Besok sudah mulai masuk sekolah lagi..

Semoga saja, aku bisa satu kelas sama Bimo batin Cleo berharap.

Eh? bukannya kami nggak seangkatan ya? sebelnya sambil menepuk jidatnya sendiri.

"Pulang ah!"

"Laper!"

Berlari, Cleo masuk kedalam rumahnya dan langsung menuju ke dapur, mengambil nasi dan mulai menyantap masakan sang mama yang super-super enak tiada duanya, bikin nagih!

Mantap!

Enak!

Sedap!

Cleo manghabiskan begitu banyak makanan, dengan mulut yang masih penuh oleh makanan memuji terus menerus masakan mamanya. Resep turun termurun dari sang Nenek.

**

IMAGINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang