Nightmares.

13.6K 864 8
                                    

Miguel POV

Aku menatap Nana ku- maksudnya Naya, dari atas hingga bawah. Waw, hanya kata itu yang terpikir dalam benakku. Apa yang tersembunyi di balik baju itu sangat terlihat karena kebasahan. Sungguh, lekuk tubuh yang dulu belum begitu terlihat sekarang melekuk sempurna. Membuat aku kesusahan menelan saliva  ku.  Dan kedua , mm, kedua bagian yang seharusnya menonjol, terlihat sedikit lebih besar dari terakhir aku mengingatnya. Aku pernah merasakan semua yang ada padanya.

Dan melihatnya berpenampilan seperti ini tanpa bisa aku melahapnya seperti dulu, membuatku tersiksa. Mm, maksudku juniorku.

Lupakan!! Akal ku kembali menamparku. Berarti Naya sepanjang perjalanan tadi berpenampilan seperti ini. Dan berarti banyak orang yang melihatnya seperti ini.

Emosiku segera naik ke ubun ubun.

“KAU PIKIR APA YANG SEDANG KAU GUNAKAN?!!!!!!” kata kata itu keluar dari mulutku tanpa bisa ku cegah. Naya terlihat kaget.

“Maaf Pak tadi mobil saya mogok dalam perjalanan ke kantor. Terpaksa saya naik taksi dan sempat kehujanan. Saya akan segera menggantinya” ujar Naya, terlihat ingin keluar dari sini. Tidak! Dia pikir aku akan membiarkannya keluar dan menjadi bahan pikiran kotor karyawan pria sini.

“Tidak. Biar saya keluar. Kamu ganti disini” ujarku dingin. Aku sangat marah padanya. Dan diriku sendiri. Karena nyatanya aku masih peduli. Dan parahnya, aku tidak punya hak untuk marah.

Dia terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu. Namun aku segera mengangkat tanganku, mengisyaratkan untuk diam. Aku melangkah keluar. Saat melewatinya, aku sungguh tergoda menyentuh rambut yang menempel pada wajahnya.

Kemudian itu terjadi begitu saja. Jari jari sialan ini terangkat ke wajahnya dan menyingkirkan rambut basah yang menempel di wajah cantiknya. Sialan. Jari tak berotak.

Naya tertegun. Aku tersadar dan segera menarik jari jari ku dari wajahny, kemudian melangkah keluar dengan cepat. Di depan pintu aku segera menenangkan debar jantungku. Jantung yang selama 7 tahun ini tidak pernah lagi berdebar. Tidak pernah lagi bereaksi terhadap wanita manapun. Namun satu yang ku yakini, hatiku belum mati. Hatiku masih ada dan berfungsi, meskipun hatiku digenggam oleh Naya.

Author POV

Naya memegangi wajahnya yang terkena sentuhan Miguel. Tangan itu masih sama. Kelembutannya. Hanya saja ukuran telapak tangan itu tampak lebih besar dan lebih menggiurkan untuk digenggam. Jantung Naya berdebar, dan Naya hanya terdiam, merasakan sensasi itu. Sensasi yang sudah lama tidak dirasakannya.

Matanya memanas. Sungguh, ia menginginkan laki laki itu. Ia sangat merindukannya. Ingin rasanya berlari ke pelukannya dan berkata bahwa ia sudah memaafkan kesalahan pria itu, dan ingin kembali hidup bersamanya. Namun keadaan kali ini sungguh tak sama.

Untuk kesekian kalinya, Naya membiarkan air mata nya mengalir di pipi mulusnya. Apakah Miguel belum melupakannya? Apakah cinta Miguel masih ada untuknya?

Bodoh, pikir Naya. Tidak mungkin. Pasti Miguel sudah banyak berhubungan dengan wanita di luar sana. Pasti. Naya segera menghapus air matanya dan mengganti bajunya.

Hei.. aku punya cerita. Tentang sepasang remaja yang dipertemukan karena takdir. Tentang cinta yang tumbuh di antara mereka. Tentang betapa manisnya kisah yang memenuhi hari hari mereka.

Hei.. aku punya kisah. Dimana takdir jugalah yang memisahkan mereka. Dengan kejamnya merenggut kebahagiaan yang baru saja mereka rasakan.

 

(Re) - Married (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang