Latching On To You

19.5K 907 14
                                    


Now I got you in my space

I won't let go of you

Got you shackled in my embrace

I'm latching on to you

Gila. Keterlaluan. Aku tidak tau lagi apa yang kurasakan. Marah? Tentu saja! Malu? Pastinya! Tapi aku rasa sebenarnya legalah yang mendominasi.

Aku dikerjai. Intinya seperti itu. Ternyata Migu hanya kecelakaan ringan, tidak seringan itu, kakinya memang retak, namun tidak separah yang Michael katakan. Dan semuanya masuk akal bagiku. Michael terlihat gelagapan saat aku memburunya untuk segera ke rumah sakit, dia pasti mulai gugup. Apalagi saat ku tanya mengenai runtutan kecelakaan yang Migu alami, dia memberiku ekspresi ganjil yang baru ku mengerti sekarang.

"How dare you..." kataku setelah kebisuan panjangku beberapa menit setelah penjelasan Michael.

"Sorry, this is my idea, not his. Aku ga tau lagi gimana cara menyatukan kalian, because both of you are stubborn! Saling nyiksa diri dengan berpisah padahal saling butuh.", katanya sebagai pembelaan.

Migu membisu. Oh, tentu dia tidak berani. Dia tau monster yang muncul saat aku marah.

"Na, it's okay. You can go back if you want.", kata Migu. Aku mendengus. Pulang? Pulang katanya?

"Ouh seriously?! Susah susah bawa dia kesini dan segampang itu disuruh pulang? No way!", sahut Michael kesal.

"I've told you it's not a good idea. Pleaase leave her alone, let her be happy", kata Migu lemah. Bagaimana bisa aku bahagia jika dia lah kebahagiaanku?

"Guys, I'm out of here. Selesaikan semuanya sekarang.", kata Michael lelah.

Jadi disinilah aku. Hanya berdua dengan Migu.

"Nay..."

Aku diam. Aku tidak akan dengan mudah memberikan maafku untuknya.

"Nay..."

Lihat saja.

"Please say something"

"..."

"Apa mungkin lebih baik bagimu jika aku benar-benar sekarat?", katanya lirih.

"Apa aku harus betul-betul sekarat untuk mendapat perhatian kamu lagi?", lanjutnya sebelum aku sempat membalas kalimat sebelumnya. Air mata yang sedari ku tahan jatuh. Aku menangis. Bukan jenis tangisan yang hanya berupa isakan. Namun meraung. Seluruh kekeselanku ku limpahkan padanya.

"Jahat kamu!! Tega! Kamu ga tau rasanya saat Michael datang dan bilang kamu sekarat. Mikirin kamu pergi, aku bisa gila. Aku ga bisa. Selama ini meskipun kita berpisah, setidaknya aku tau kamu ada. Ga lucu ya bercandaan kalian!", teriakku. Migu diam, bisa ku lihat tatapan bersalahnya.

Aku memukul mukul dada bidangnya sekuat tenaga. Mengabaikan fakta dia sedang sakit. Aku tidak peduli. Aku kesal, kesal sekali padanya!

"Sorry Nay, lagi-lagi aku menyakiti kamu. I'm not the right guy for you. Maaf. Kembalilah pada Daniel", katanya lirih.

"Kenapa aku harus sama Daniel?", kataku.

"Because he's the best for you"

"Kamu bisa liat aku sama dia?

Migu terdiam. Bisa kulihat wajah nelangsanya. Namun aku belum puas mengerjainya. Dia pikir hanya dia yang bisa mengerjaiku?

"Ga penting akunya, Nay. Kebahagiaanmu yang utama buat aku".

(Re) - Married (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang