Sesuai janji, aku triple update🥰🥰🥰
****
Dikarenakan Wei Ying yang 'terluka', sepanjang jalan mereka kembali dipenuhi dengan kesunyian. Wei Ying tidak dapat berdiri dan berpikir, bagaimana jika dia berhenti berpura-pura cedera, tetapi memutuskan bahwa karena Lan Zhan mungkin tidak ingin mengganggunya lagi, dia terus berakting. Dia mulai menggoda Lan Zhan lagi. "Hei, ini sudah sangat larut sekarang. Tidakkah ini terasa seperti kita sedang berkencan?"
Lan Zhan gelagapan dan tidak tahu bagaimana menjawabnya jadi dia mengabaikan Wei Ying. Wei Ying yang melihat bahwa tidak ada tanggapan apapun memutuskan untuk mengambil langkah lebih jauh. Dia menempatkan kepalanya di bahu Lan Zhan saat Lan Zhan menolongnya. "Pria kuno~" Wei Ying menggoda sambil mengusap kepalanya ke bahu Lan Zhan.
Lan Zhan menjadi lebih gelagapan dan wajahnya sedikit memerah "Kau...! Memalukan!"
Wei Ying tertawa, melihat bagian bawah telinganya berubah sedikit merah muda. "Apa kau tau ini adalah pertama kalinya kau memanggil namaku? Pria kuno~"
"Kau! Aku..." Lan Zhan berhenti, tidak tahu harus berkata apa. Telinganya yang merona semakin menyebar ke atas "Apakah pukulan itu tidak cukup keras?" Ucap Lan Zhan, mengarah pada pukulan mayat ganas itu.
Wei Ying teringat bahwa bahwa pukulan mayat ganas itu adalah penyebab cedera palsunya, refleks dia mengerang "Ow... kenapa pukulan mayat ganas itu sangat keras... sakit..."
Setelahnya, mereka sampai di rumah penginapan. Lan Zhan dengan hati-hati membantu Wei Ying berbaring di ranjang. Lan Zhan duduk disebelahnya dan menarik kerah Wei Ying.
"Pria kuno~ Apa yang kau lakukan? Kau tidak bisa melakukan ini pada orang yang cedera" goda Wei Ying
Secepatnya Lan Zhan melepaskan genggamannya dan berkata "Kau... Lepaskan pakaianmu. Akan kulihat lukamu"
Wei Ying berpikir 'Oh gawat... tidak ada luka apapun sebenarnya...' Dia memutuskan untuk menggodanya dengan cara ini. Dia menyodok tangan Lan Zhan sambil berkata "Yakin kau hanya melihatnya? Kau bahkan bukan seorang dokter... aku penasaran perawatan seperti apa yang akan kau berikan padaku. Selain itu, aku adalah teman baikmu karena kau sekarang bersedia menyentuhku kan?"
Lan Zhan melebarkan matanya dan berdiri. Setiap kalimat yang Wei Ying ucapkan menjadi semakin dan lebih konyol lagi. Tidak tahu bagaimana mengatasinya, dia memberikan tamparan ringan ke dada Wei Ying. WWei Ying tertawa melihat reaksinya "Pria kuno, sangat menyenangkan untuk menggodamu!"
Lan Zhan mengerutkan alisnya dan memukul Wei Ying lagi dengan keras. Dia berpikir 'Kenaapa dia tidak menjerit kesakitan?'
Wei Ying bangkit dan berteriak "Hey! Kenapa kau memukulku dengan keras!"
Lan Zhan melihat dia bangkit sangat cepat tanpa kendala, tergagap dalam kebingungan "Kau... kau...! Kau tidak terluka!"
Wei Ying dengan cepat memberikan ekspresi 'oops' di wajahnya dan berbaring kembali dan mengerang kesakitan. Lan Zhan menatap ke arahnya dan mengerutkan dahinya semakin dalam, memperlihatkan wajah marah yang tidak pernah dia tunjukkan sebelumnya. Wei Ying dengan cepat berpikir 'Oh tidak, dia marah'.
Melihat Lan Zhan berbalik dan berjalan pergi, Wei Ying dengan cepat memasang benang emas "Maafkan aku maafkan aku. Kau salah paham dan aku berpikir kau mungkin akan malu jika aku mengatakan bahwa aku sebenarnya baik-baik saja. Aku benar-benar minta maaf" ucap Wei Ying, mencoba menggunakan nada suara yang imut.
"Tidak" ucap Lan Zhan dingin dan berbaring ke arah ranjangnya karena dia tidak dapat berjalan keluar pintu. Dia berbaring dan menutup matanya.
Wei Ying berjalan menghampiri Lan Zhan "Pria kuno, aku benar-benar minta maaf, aku tidak bermaksud seperti itu" Melihat Lan Zhan yang mengabaikannya, dia mulai menggoyangkan Lan Zhan sambil memanggilnya "Pria kuno, pria kuno..."
Wei Ying mengguncang tubuh Lan Zhan sampai dia merasa ngantuk. Dia meletakkan kepalanya di kasur dan lanjut mengguncang tubuh Lan Zhan. Dia segera tertidur sambil duduk di tanah di samping tempat tidur Lan Zhan.
***
Ketika Lan Zhan bangun, dia melihat postur tidur Wei Ying. Dia sedikit mengernyit dan ingin membawanya ke kasur ketika dia teringat ucapan Wei Ying 'Selain itu, aku adalah teman baikmu karena kau sekarang sudah bersedia menyentuhku kan?'. Dengan cepat dia menghentikan tindakannya dan berjalan ke arah meja untuk meditasi. Dia telah berpikir sejenak bahwa meskipun dia turun gunung untuk menjernihkan pikirannya, dia selalu tertangkap mengikuti langkah Wei Ying dan tidak memiliki cukup waktu untuk menjernihkan pikirannya.
Dia memandang Wei dan menghampirinya. Dia memindahkan tubuh Wei Ying ke lantai dan menempatkan bantal dibawah kepalanya. Sejenak dia mulai menatap ke arah Wei Ying, mencoba mencari tahu seperti apa pria ini. Wei Ying memperlakukannya dengan sangat berbeda, tidak seperti yang pernah dia alami. Dia terus bercanda dan menggoda Lan Zhan. Dia bisa semenyenangkan ini namun pandai berkultivasi.
Setelah berpikir selama beberapa waktu, dia sadar bahwa Wei Ying akan segera bangun jadi dia dengan cepat memindahkan bantal itu dan duduk kembali seperti tidak terjadi apapun.
Wei Ying bangun dan menemukan dirinya terbaring di lantai "Ughh mengapa aku tidur disini? Oh! Pria kuno, kau bangun! Apa yang akan kita lakukan hari ini?"
Lan Zhan menutup matanya dan mulai meditasi, mengabaikan Wei Ying "Hey, kamu masih marah? Aku benar-benar minta maaf oke? Jangan abaikan aku... meskipun kau memang selalu melakukannya..."
Lan Zhan dengan matanya yang tertutup hanya berbicara satu kata "Tinggal"
Wei Ying berpikir untuk menggodanya lagi namun dia takut Lan Zhan akan marah jadi dia mengendalikan dirinya sendiri untuk berhenti "Baiklah, aku rasa kita harus tinggal disini sebentar untuk melihat jika ada sesuatu yang terjadi di kota ini."
Lan Zhan berpikir bahwa Wei Ying pasti akan menggodanya. Wei Ying tidak pernah gagal untuk menggodanya setiap pagi, siang dan malam. Lan Zhan merasa sedikit kosong, menyadari bahwa aneh tidak digoda.
***catatan penulis***
Wei Ying agak 'mengguncang' dirinya untuk tidur. Seperti bagaimana seseorang akan merasa mengantuk jika mengayunkan bayi untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage - WangXian 1 (Terjemahan)
Fanfiction"Kenapa aku dijodohkan?! Aku tahu! Aku akan kabur!" dengan ini, Wei Ying pergi dalam perjalanannya untuk menemukan takdirnya, mencoba melarikan diri dari perjodohan. "Aku ingin turun gunung." kata Lan Zhan. "Aku tahu kau menyetujui ini demi Paman...