罪人 Tsumibito

180 12 0
                                    

Malam yang dingin, beralas kasur kecil dan selimut tipis. Rumah yang cukup gelap Karena hanya beberapa lilin dan lentera yang terpasang di sudut rumah. Obor yang menyala di sepanjang jalanan cukup untuk jadi penerangan sekitar.

"Seungmin masuk! Fajar telah lewat"

Seungmin yang sibuk menangkap capung lekas masuk ke rumah. Capung yang berhasil ditangkapnya tadi terlepas semuanya.

Chan yang melihat dibalik jendela tersenyum dan tertawa melihat pemandangan itu. Padahal Seungmin bukan anak kecil lagi. Dia sudah berusia 18 tahun.

"Cuci tangan, nyalakan lentera di belakang. Panggil ayah mu juga, kita makan malam bersama"

Seungmin lekas pergi kebelakang, sesuai perintah pamannya tadi.

Chan sibuk memasang kelambu di setiap kamar suapaya nyamuk-nyamuk tidak masuk kedalam.

"Eum... Ayah paman Hyunjin sudah menyiapkan makan malam"

Chan mengangguk mengusak surai kecoklatan anaknya yang mulai tumbuh panjang.

Seungmin tersenyum. Anak itu sangat menyukai setiap sentuhan yang selalu diberikan ayahnya.

"Hari ini menu apa Hyun?"

Hyunjin menoleh "Hari ini ada sukiyaki tanpa daging, dagingnya udah habis aku buat yakitori untuk Seungmin"

"Yakitori?"

"Iya hari ini aku ada uang lebih. Tidak apa, Seungmin butuh makanan yang sehat"

Seungmin mengerucutkan bibirnya. Padahal dia udah besar bukan bayi  lagi.

Hening, hanya suara gesekan piring-piring yang terdengar karena penghuni rumah sedang menyantap makanan.

Dari luar terdengar suara orang yang bersorak-sorak sambil memegang obor. Seungmin sendiri takut mendengarnya. Di tengah kerumunan ada dua laki-laki yang kedua tangannya saling terikat, kedua kaki yang dirantai, serta terdapat beberapa luka di sekujur tubuh. Telapak kaki yang selalu mengeluarkan darah kenena tidak memakai alas kaki. Sesekali para warga menyodorkan obor mereka pada kedua orang itu yang membuat kulit mereka sedikit terbakar.

"Pendosa!!"

Satu kata yang berasal dari mulut Hyunjin berhasil membuat Seungmin gemetar.

Chan yang menyadarinya langsung menggenggam tangan Seungmin.

"Setiap manusia punya dosanya masing masing. Kamu lebih baik menyimak, tidak usah berkomentar"

"Maksud kakak? Mereka pantas di hukum!"

"Kamu bukan Tuhan. tentang hukuman biar mereka tanggung di alam baka"

"Kakak kenapa membela mereka? Manusia diciptakan berpasang pasangan. Mereka harusnya di hukum mati saja"

"HYUNJIN!!"

Seungmin terkejut mendengar bentakan dari ayahnya.

"Kenapa kak? Apa kakak juga terjebak? Kakak menyukai salah satu teman samurai kakak?"

Chan menatap mata Hyunjin nyalang. Hyunjin itu agak sensitif dengan pasangan yang sesama jenis.

"Kalau benar kakak seperti itu aku bersumpah kakak tidak akan bahagia. Jika kakak mati, reinkarnasi kakak juga tidak akan pernah bahagia. Aku bersumpah"

"HYUNJIN!!"

Chan menghunuskan katana yang terus berada di pinggangnya. Untungnya meleset. Pedang tersebut hanya menggores sedikit pipi kanan Hyunjin. Pedang tersebut memecahkan guci air yang berada di belakang Hyunjin. Tentunya Chan sengaja mana bisa dia membunuh adiknya sendiri.

oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang