Ini adalah hari ketiganya, tidak banyak yang sudah Suzy dapatkan. Ia belum mendapat satupun bukti untuk bisa membuka kasus kakaknya kembali. Ingin rasanya bisa optimis, bahwa ia bisa menyeret pembunuh itu sebelum kematiannya. Namun, waktu yang semakin menipis selalu berhasil membuatnya pesimis.
"Noona kau pucat" ujar Hyunsung cemas. Bisa dibilang Suzy ini jarang sakit, kecuali jika ada suatu hal yang sangat mengganggu pikirannya.
Suzy sendiri bingung kenapa kepalanya tidak pusing. Padahal ia sudah siap membayar lolosnya ia dari preman seperti saat dirinya merubah pertemuannya dengan Hyunjae. Rasa sakit itu tidak muncul, namun wajahnya tidak selamat. Wajah pucatnya seakan menjadi pertanda bahwa sesuatu tidak berjalan sebagaimana harusnya.
"Noona tidak mengenakan make up" ia beralasan agar adiknya tidak khawatir.
Hyunsung mengangguk mendengar jawaban kakaknya. Ini bukan kali pertamanya tidak melihat Suzy berdandan. Seumur hidup ia lebih sering melihat gadis itu tanpa polesan dibanding ketika sang kakak merias wajah. Tentu saja ia tau kalau Suzy sedang tak baik, hanya mencoba agar ia tidak cemas.
"Hyunsung-ah cobalah untuk maju sidang lebih cepat" Suzy, gadis itu nampak serius.
Sebelumnya ia tidak pernah membahas ini. Tidak peduli seberapa lama Hyunsung menyelesaikan studinya, Suzy tidak mempermasalahkan. Ia tidak ingin adiknya tertekan jika ia terus menuntut agar Hyunsung cepat lulus.
Tapi hari ini ia menyesali tindakannya. Seharusnya ia lebih perhatian, sudah sampai sejauh mana Hyunsung pergi. Sejak awal, ia harusnya tau bahwa dirinya tidak selamanya bisa selalu ada di sisi Hyunsung.
Pria itu perlu mandiri, adiknya perlu bekal untuk bertahan hidup sendirian setelah hari kematiannya yang tidak lama lagi. Hyunsung akan menjadi satu-satunya yang tersisa di keluarga Bae setelah orang tuanya meninggal karena sakit, Joohyun dibunuh, dan ia mati sia-sia.
Hyunsung tersenyum tipis, tentu saja ia memikirkan soal kelulusannya. Hanya saja mendengar Suzy yang mengatakan, ia yakin kakaknya menyembunyikan sesuatu.
Sejujurnya Pembimbingnya telah meminta agar ia mengikuti jadwal sidang 2 minggu lagi, namun ia belum yakin hingga meminta pengunduran sampai bulan depan.
"Sidangku akan digelar 2 minggu lagi" ujar Hyunsung, sedikit tak yakin namun dengan berani ia mengambil keputusan itu.
Hidup hanya berdua selama 4 tahun cukup untuknya mengetahui seberapa sang kakak menyayanginya. Suzy tidak marah jika ia membuat kekacauan atau menghabiskan uang. Jadi tidak ada alasan untuknya menolak permintaan sederhana Suzy, meski sebenarnya ia tidak benar-benar telah siap.
Sementara di tempatnya, Suzy bukan tidak menangkap ketidakyakinan sang adik. Ia tak tega, meski begitu ia harus melakukannya dan ia yakin Hyunsung mampu. Tinggal 2 minggu lagi sampai Hyunsung lulus, masih ada 2 minggu tersisa bagi Hyunsung mengenal Bae Group.
"Akh!" Suzy memekik, ketika kepalanya terasa seperti dihantam sesuatu yang keras. Ia baru saja mengubah waktu yang seharusnya Hyunsung tempuh. Rasa sakit tak tertahankan yang membuatnya kembali tak sadarkan diri.
Hyunsung panik bukan main, ingin rasanya menangis tapi kalau begitu bagaimana dengan Suzy? Ia takut, namun ia juga harus menjadi saudara laki-laki yang berguna untuk saudarinya.
Diangkatnya tubuh Suzy yang terkulai di lantai, ia menggendong Suzy hingga mobilnya yang terparkir di halaman rumah. Mengendara secepat yang ia bisa agar Suzy segera mendapat pertolongan.
***
"Sebaiknya kita ke Rumah sakit, sejak semalam kau terus mengeluh pusing" Jungkook menggeleng, ia tak ingin pergi meski manager menyuruh untuk ke dokter berkali-kali.
Sepulang mengantar Suzy, kepalanya terasa pusing hingga ia tidak bisa melanjutkan perjalanan pulang ke Dorm. Untungnya ia tidak lupa membawa ponsel hingga bisa menelepon manager untuk menjemputnya di tengah malam.
"Sudah tidak" ujarnya, pagi tadi setelah semalaman berperang dengan rasa sakit ia akhirnya tertidur setelah menghabiskan sarapan yang dibawakan sang manager, begitu terbangun kepalanya membaik.
Meski begitu manager Jungkook seakan tak puas, ia terus saja memaksa maknae itu untuk melakukan pemeriksaan untuk memastikan kalau semuanya baik-baik saja. Namun Jungkook kekeh untuk tak pergi.
"Hanya biarkan aku istirahat hari ini" Keluhnya yang sudah merasa bosan dengan nasihat dan bujukan yang diutarakan oleh sang manajer. Ia merasa sudah baik-baik saja jadi kenapa harus repot? mungkin semalam ia hanya kelelahan.
"Hmm.." Manager itu mengalah, karena memang Jungkook bukan tipikal yang mudah untuk dibujuk. Mungkin besok atau lusa Jungkook akan sadar dan mulai mempertimbangkan usulannya untuk pergi ke Rumah sakit.
Selepas sang manager pergi, Jungkook kembali merebahkan tubuhnya di kasur dan menatap langit-langit kamar memikirkan kondisi tubuhnya. Semalam kepalanya sangat sakit, rasanya seperti ia akan mati malam itu juga. Padahal ia baik-baik saja sebelumnya, ia juga tidak merasa memakan sesuatu yang salah. Kalaupun iya, bukankah seharusnya perutnya yang bermasalah?
"Ini sangat aneh, aku tidak pernah seperti ini sebelumnya" pikir Jungkook. Setelah ditinggal sendiri ia merasakan keanehan dalam sakitnya semalam. Namun untuk pergi ke Rumah sakit, ia enggan. Rasanya terlalu berlebihan melakukan check up hanya karena satu kali sakit kepala. "Tapi semalam rasanya sangat menyakitkan" pikirnya lagi.
Ia memainkan ponselnya, mencari cara untuk merilekskan isi kepala. Mengecek SNS untuk membaca beberapa komentar yang ditinggalkan pada postingan terbarunya. Beberapa jam sebelum aksi bunuh diri yang di gagalkan Suzy, ia sempat memposting foto selca.
Bae Suzy, ia mengingat nama itu dan sontak mencari dalam fitur search di instagram. Menemukan beberapa akun dengan nama serupa, namun ada satu yang ia yakini milik gadis yang ia kenal karena menggunakan foto Hyunsung sebagai profil.
Tidak banyak foto yang terposting, hanya beberapa foto ketika gadis itu menghadiri event-event besar. Jungkook terpukau melihat list orang-orang yang mem-follow Suzy, orang-orang penting dengan kekayaan fantastis.
"Jadi dia miss Bae dari Bae Group?" Jungkook syok bukan main. Tak menyangka jika ia telah membuat gadis dalam jajaran orang terkaya di Korea terjun ke sungai.
Ia menatap satu foto selca milik Suzy, foto pertama yang gadis itu upload dalam akunnya. Dengan pakaian seksi di pinggir kolam renang. Pantas saja gadis itu begitu nekat terjun ke sungai untuk menolongnya. Dan mungkin berakhir kesakitan, karena semalam Suzy mengeluh sesaat setelah melihat wajahnya dalam jarak pandang yang dekat.
"Aku mohon pergilah, aku tidak ingin kepalaku sakit lagi"
Bersamaan dengan suara lirih Suzy yang ia ingat kembali, rasa sakit di kepalanya datang lagi. Tidak separah semalam, namun kali ini ia memutuskan untuk menjawab rasa penasarannya dengan pergi ke rumah sakit.
Jungkook tidak pergi sendiri, ia di temani sang manager yang datang setelah ia telepon. Keduanya menuju rumah sakit ternama di Seoul untuk memeriksakan kondisi Jungkook dengan dokter yang terkenal hebat di bidangnya.
Seseorang dengan jas putih mulai memeriksa Jungkook, setelah ia menceritakan soal sakit kepala yang dirasakannya semalam yang kembali datang. Kening sang dokter berpeluh, berusaha berkali-kali menempelkan stetoskop ke dada Jungkook, lalu berpindah memegang pergelangan tangan Jungkook, namun tak kunjung menemukan apa yang ia cari.
"Ini sangat aneh, kau hidup tapi aku tidak bisa mendengar detak jantungmu" ucap sang dokter. Ketiganya saling memandang, namun sibuk dengan pikirannya masing-masing.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
40 Days (END)
FanfictionCast : Bae Suzy Jeon Jungkook Birthday spesial edition for Kookzy ❤️