5

297 65 17
                                    

Suzy tau bahwa dalam hidup tidak semua hal bisa berjalan mudah sesuai dengan kehendaknya. Soal mendiang Joohyun contohnya, padahal ia berkesempatan mengulang hidupnya agar bisa mendapatkan si pembunuh, tapi keberhasilan akan hal itu masih sangat ia ragukan.

Sudah lebih dari dua minggu, namun ia tidak mendapatkan apapun selain kenyataan kalau sahabat sang kakak adalah putra jaksa yang menutup kasus pembunuhan kakaknya dengan kasus bunuh diri. Bahkan kenyataan yang cukup menguntungkannya itu tak kunjung membuat ia menemukan keberadaan Lee Hajoon.

Ada hal baik yang terjadi, setidaknya begitu. Siang tadi meski terpaksa dan dengan keraguan yang masih teramat sangat, Hyunsung berhasil dalam sidangnya. Bocah itu seorang sarjana, adiknya kini menjadi seseorang berpendidikan dengan gelar resmi, cukup untuk bekal sebagai pewaris Bae Group setelah kematiannya.

Andai, andai jika nasib buruk kembali terulang dan ia mati tanpa menemukan si pembunuh, setidaknya ada Hyunsung yang perlahan-lahan dari seorang bocah manja menjadi seorang yang kuat, semakin kuat, dan semakin kuat lagi, untuk melanjutkan tekadnya.

Diliriknya sebuah jam yang ada di atas nakas, waktu menunjukkan pukul 10.00 pm. Sudah larut namun matanya masih enggan terpejam, masih ada sedikit rasa sakit tersisa setelah seharian ini ia berjuang menahan rasa sakit itu selama Hyunsung dalam sidangnya. Resiko yang harus ia hadapi setiap kali sebuah takdir berubah.

"Aku tidak bisa membuang waktu lebih banyak lagi!" gumamnya, begitu melihat sebuah kalender kecil yang menunjukkan bahwa bulan september sudah terlewat lebih dari setengahnya.

Ia harus mencari cara, terserah dari mana mulainya. Suzy berjalan menuju kamar Joohyun yang berada di ujung menghadap taman belakang. Entah apa yang akan ia temukan, ia harap bisa mendapat petunjuk dari dalam sana

Dibukanya pintu itu, sebelumnya ia tidak pernah berani masuk ke dalam sana sebab Joohyun tak suka jika ada yang sembarangan masuk ke kamarnya. Karena itu selama 4 tahun ini kamar itu dibiarkan terkunci.

Debu yang cukup tebal nampak disana-sini mengganggu saluran pernafasan. Suzy mulai berpikir untuk memulai kebiasaan baru, membiarkan ruangan ini terbuka hingga ia dan Hyunsung bisa bergantian membersihkannya.

Memasuki kamar Joohyun, semakin dalam membuat kerinduan Suzy terhadap sang kakak semakin tak tertahan. Ia hanya bisa menangis ketika melihat foto dirinya beserta saudara-saudaranya dalam momen wisuda terpasang dalam sebuah pigura cantik.

Setidaknya ia pernah menuruti keinginan Joohyun untuk lulus dari jurusan bisnis di tengah kesibukannya sebagai atlet renang. Sehingga sekarang ia bisa memimpin Bae Group dan membawanya kembali pada kejayaan. Kalau tidak, ia tak tau bagaimana nasibnya dan sang adik.

Sapu, lap, dan cairan pembersih, Suzy bawa ke dalam sana. Ia harap bisa menemukan sesuatu yang bagus selagi membersihkan setiap sudut ruangan pribadi milik Joohyun.

Ia mulai dengan bagian atas, membersihkan sarang laba-laba. Ia cukup tinggi untuk bisa mencapainya hanya dengan bantuan sapu. Setelahnya ia mulai mengelap meja dan segala yang ada di atasnya termasuk setiap laci yang ada disana.

Banyak hal yang Suzy temukan, barang-barang pribadi sang kakak tersusun rapi di dalam laci. Hal yang membuat Joohyun melarang baik ia maupun Hyunsung untuk masuk ke dalam sana. Mereka hanya akan merecoki dan membuat berantakan kamar milik seseorang yang mencintai kebersihan, kerapihan dan keindahan.

"Eonni terlalu banyak menyimpan barang" gerutu Suzy yang sudah merasa lelah. Padahal ini baru laci ketiga yang ia buka untuk di rapikan.

Laci ketiga itu, berisikan banyak aksesoris. Dimulai dari cincin, kalung, gelang, ikat rambut, jepitan hingga banyak sekali bros. Namun ada satu benda yang menarik perhatian Suzy sebuah cincin yang tampak seperti cincin pertunangan.

40 Days (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang