Malam itu tepatnya disebuah Rumah yang cukup besar, seorang gadis yang cukup tinggi dan memiliki wajah yang cantik tersebut sedang gelisah.Sejak tadi yang ia lakukan hanyalah berjalan bolak-balik seperti setrika, lalu kembali mengamati Jam tangannya berkali-kali.
Sowon, gadis berumur 25 tahun itu sedang menantikan kehadiran saudaranya yang belum juga pulang kerumah. Ini sudah pukul 01.30 pagi, tapi ia belum juga tenang dan terlalap di kasur miliknya.
Sowon mengacak rambutnya kasar, ia tak tahu lagi harus bagaimana mengurus adiknya dengan baik, ia sediri juga tak memiliki hubungan yang baik dengan Adiknya, yang tidak lain adalah Yuju.
Kekhawatiran Sowon kian mereda saat bunyi pintu utama terbuka dan memperlihatkan Adik kesayangannya itu telah pulang.
"Yuju, kau darimana saja ? Eonnie menunggumu sejak tadi, a-apa kau sudah makan ? Eonnie akan menghangatkan makanan tadi, agar kau bisa memakannya." ujar Sowon dengan lembut sambil berusaha memegang kedua pundak Yuju.
Sebelum kedua tangan Sowon menyentuh pundaknya, Yuju lebih dahulu menepisnya, membuat Sowon merasa kecewa dalam hatinya.
Pandangan dingin dan menusuk itu tertuju kepada Sowon, tatapan Yuju sangat tajam ditunjukkan padanya tanpa ada sepatah katapun, membuat Sowon merasa tidak nyaman setiap kali ia mencoba berbicara pada Yuju.
"Bersihkan dirimu, jika kau tak mau makan, lekas tidurlah. Eonnie akan membuang makanannya." ujar Sowon kemudiam berpindah tempat untuk tidak menghalangi Yuju, ia membiarkan Adiknya itu melaluinya dengan cepat tanpa mengucapkan sepatah katapun padanya.
Untungnya Sowon sudah terbiasa pada semua ini selama kurang lebih 5 tahun sejak dimana mereka kehilangan Ayah dan Ibu yang selalu menemani dalam keseharian mereka.
"Yuju-ya, kau habis darimana ? Kenapa aku mencium bau Asap dari pakaianmu ?" tanya Sowon penasaran, tentunya ia penasaran tentang apa yang dilakukan Yuju hingga pulang selalu larut malam.
Tapi bagaimanapun itu Sowon yakin bahwa Yuju adalah anak yang baik, Yuju tetap menjadi adiknya yang penurut dan tidak akan melakukan perbuatan diluar nalar manusia.
Kemudian Sowon menuju ke dapur untuk melihat kembali makanan yang belum disentuh sama sekali sejak terakhir ia memasaknya tadi, dengan sedih hati Sowon mengambil makanan serta lauk tersebut dan membuangnya ketempat sampah
Mungkin ini sudah terhitung ribuan kali setiap kali ia memasak makanan untuk Yuju dan semuanya selalu berakhir ditempat sampah, karena menurutnya nasi dan lauk tersebut sudah kering dan tidak layak makan.
Sowon membuangnya kedalam plastik hitam, agar Yuju tidak tahu bahwa ia seringkali membuang makanan. Yuju sendiri pernah sangat marah kepada Sowon, saat mengetahui Sowon membuang makanan yang masih layak makan.
Maka sejak saat itu, Sowon selalu membuangnya dengan plastik hitam dan mengatakan bahwa ia telah memakan nasi dan lauk tersebut. Ia tak ingin berseteru lagi dengan Yuju hanya karena makanan.
*****
Yuju, gadis tersebut telah selesai membersihkan dirinya dan mengenakan piyama tidur miliknya. Gadis itu benar-benar tidak memiliki sedikitpun senyuman dalam wajahnya, hanya ada sorot dingin yang selalu ia tunjukkan.
Dalam diam ia menatap figura besar yang terpampang pada dinding kamar miliknya, memperlihatkan foto keluarga kecil yang diambil 5 tahun yang lalu, tepat sebelum kecelakaan besar menewaskan kedua orangtuanya.
"Apakah kalian benar-benar bahagia disana ?" tanya Yuju dalam hati, perlahan air matanya turun membasahi wajah polosnya itu.
"Apa kalian membenciku karena menjadi gadis yang kejam ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Name; ANGELA [SEGERA TERBIT!!!]
Fanfiction[COMPLETED] Kisah kedua saudara yang berjuang menyelesaikan setiap rintangan dalam perjalanan hidup mereka. Banyak orang yang mencintai pasti banyak juga orang yang membenci, semua itu sudah terjadi secara alamiah. Sowon CEO muda yang berjuang sendi...