10. The Fact

171 43 22
                                    


Sowon telah mengabari Yerin bahwa ia sudah sampai di Jeju, namun Yerin lebih dulu membiarkannya untuk istirahat dihotel terdekat disana, sedangkan ia akan menenangkan Yuju terlebih dahulu.

"A-ah begitu, baiklah. Aku titip Yuju padamu yaa, maaf merepotkanmu." ujar Sowon pada Yerin.

"Gwenchana Eonnie, lebih baik kau istirahat dulu dengan teman-tema Yuju. Kalian pasti lelah, besok aku akan memberi kabar lagi." ujar Yerin meyakinkan Sowon.

"Arraseo, jaga dirimu baik-baik. Kututup teleponnya, selamat malam."

"Nee, Selamat malam."

Walau Yerin bukanlah seorang Psikiater, tetapi ia pernah tertarik dengan pekerjaan tersebut dan berniat melanjutkan mimpinya setelah menempuh pembelajaran privatnya tanpa diketahui kedua orangtua kandungnya, bahkan seluruh kerabatnya.

Disaat ia mengetahui sifat Yuju yang mungkin telah ia analisis gejalanya melalui cerita Sowon, Yerin semakin menyibukkan dirinya setelah pekerjaannya selesai, ia mencari tahu di Internet semua tentang apa yang kemungkinan Yuju derita selama ini.

Karena saat itu Yuju lebih nyaman bersamanya, ia memilih agar Yuju mendapatkan terapi mandiri terlebih dahulu. Selama Yuju menjadi dirinya sendiri, maupun seorang Yuna dimasa kecilnya, itu tidak masalah baginya. Tetapi, jika sudah berganti menjadi Angela, hal itu semakin sulit untuk dikendalikan.

Yerin memanfaatkan Yuna, untuk menceritakan semuanya. Dan untung saja dengan banyak bujukan akhirnya Yuna bercerita kepadanya.

"Kepantai ? Yuna ingin ke Pantai, bisakah ?" tanya Yuna dengan wajah bersemangat, kini ia sedang berbaring dengan dipeluk Yerin dan merasakan bagaimana kehangatan yang dimiliki seorang Kakak Perempuan.

"Emm, baiklah. Besok kita kepantai !" balas Yerin dengan senyumannya.

"Janji yaa ?" tanya Yuju sambil menatap kedua mata Yerin untuk memastikan agar Yerin tidak berbohong.

"Janji, besok kita pergi ke Pantai !" balas Yerin sambil menautkan jari kelingkingnya pada jari milik Yuju.

"Eonnie, kau sangat baik !" seru Yuna senang sambil meninggalkan kecupan singkat dipipi kanan Yerin.

"Yuna juga sangat baik dan penurut. Apa ada hal lain yang ingin Yuna katakan ?" tanya Yerin sekali lagi.

"Emm, i-itu...bagaimana dengan orang-orang. Mereka mengejar Yuju Eonnie, Yuna takut. M-mereka membawa senjata, kasihan Yuju Eonnie." ujar Yuna dengan suara lirih.

"Kenapa begitu ?" tanya Yerin berpura-pura tidak tahu, bagaimanapun ia memang tahu kenyataannya bahwa Yuju kini menjadi incaran Polisi diseluruh Negeri Ginseng ini.

"I-itu, Angela Eonnie...dia mengambil harta yang digelapkan oleh Pihak pemerintahan, m-mereka memakan uang rakyat, b-begitu katanya...i-itu sebabnya dia membawa Yuna kesini, agar tidak ada yang tahu."

"Yuna takut, Eonnie...." lanjut Yuna yang kini kedua matanya sudah berkaca-kaca.

"Y-yuna, jangan takut nee ? Eonnie disini, Eonnie akan menemani Yuna." ujar Yerin sambil mengusap lembut surai Yuna dan mengusap punggung Yuna agar tetap tenang.

Tiba-tiba saja Yuna menggerang keras sembari memegang kedua kepalanya, ia merasa sangat kesakitan saat itu juga, dan Yerin mendadak khawatir pada Yuna. Ia takut jika akan terjadi sesuatu pada Yuna, namun ternyata erangan itu mulai melemah Yuna menatap Yerin dengan tatapan menusuk dan Yerin gelagapan karena bingung akan suasana kali ini.

Untung saja ingatannya masih cukup kuat mengenai apa yang perah terjadi pada Sowon, CEO nya.

Dengan perlahan dan gugup, Yerin meyakinkan dirinya untuk memanggil Yuju, ia tak tahu siapa yang kini menguasai diri Yuju sesungguhnya, "Y-yuju ?"

Dear Name; ANGELA [SEGERA TERBIT!!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang