" ! "Can yang ditinggal oleh nona cho sendirian terdiam ketika akan mengambil langkanya menuju satu posisi di ujung taman rumah megah itu.
Mata besarnya tiba tiba menajam, wajah baby face nya berubah menjadi menakutkan.
"Kenapa mereka tak bisa membiarkanku hidup tenang?". Pikir can menatap ke langit malam tanpa bintang diatas kepalanya.
Dia terlihat sangat fokus seakan dia bisa mendengar sesuatu yang tak ada di depannya.
"Dipikir pikir, jika aku bertemu dengan seseorang yang memiliki potensi sepertiku, aku juga akan delusional setiap harinya". Gumam can menggaruk kepalanya.
"Aku tak tau kau suka bicara sendiri".
"Damn!". Can meloncat kaget ketika seseorang menegurnya dari belakang. "Ah.... jantungku". Dia mengelus dadanya.
"Over.....". Cibir orang tersebut merasa respon can terlalu berlebihan.
"Tin, tadi itu sangat berbahaya!". Can terlihat terlalu kesal untuk ukuran orang yang hanya terkejut.
Tin hanya menatap can dengan tatapan datar. "Salah sendiri melamun sedalam itu. Oh.... atau jangan jangan kau sedang memantau sesuatu?".
"..........". Can terdiam. "Tsk!. Aku punya jantung yang mudah kaget tin. Aku tak suka orang muncul tiba tiba dan mengagetkanku". Can mengalihkan perhatian.
*hening*
Mereka terdiam sama sama tak ada yang memulai percakapan.
"Maaf....". Ucap tin membuat can yang sejak awal tak menatap mata tin menjadi terbingung .
"Hmn. Aku tak benar benar marah. Tenang saja". Can mengangguk dengan sedikit senyuman.
"Aku tak menyangka kau akan muncul disini. Aku bahkan sempat berpikir bahwa aku salah melihat orang".
"Ah!. Jangan salah paham. Aku kesini karena nona cho yang memaksaku". Jelas can panik tak ingin tin salah paham.
Tin hanya mengangguk dan tak menjawab.
"Can, bisa aku menanyakan sesuatu padamu?".
Can diam menatap wajah serius tin.
"Apakah ae, atau bahkan kau dan ae mengetahui siapa tardigrade sesungguhnya?".
*deg!*
Can terdiam selama beberapa detik.
"Hais......". Can mendudukkan dirinya dan menghela malas. "Dia mengatakan sesuatu padamu kan?". Can menggeleng gelengkan kepalanya seakan dia sudah bisa menebak itu.
"Iya"
"Maaf mengecewakanmu tin. Tapi ae hanya bermain main dengan ucapannya. Dia selalu begitu semenjak nama tardigrade trending beberapa tahun belakangan ini. Dia selalu membuat orang takut dengan mengatasnamakan tardigarde". Jelas can menenggak jus ditangannya.
"Untuk ukuran orang yang bermain main kurasa menusuk dirinya hingga tewas sangat berlebihan". Tin terus menatap can seakan dia mencoba meneliti respon can. "Kau pasti tau rahasia sahabat baikmu kan?".
"Huft......". Can menghela dalam. "Mungkin saja dia tau. Tapi aku tidak tau apapun yang berkaitan dengan tardigrade tin. Maaf".
Can memberikan tin sedikit senyuman kemudian dia berjalan menjauh dari tin.
*krek!*
Ketika can berjalan menjauh, wajahnya terlihat sangat kesal.
Dia bahkan mengeratkannya kepalan tangannya hingga bunyi dari setiap sendi ditulang jemarinya jelas terdengar.