*4 hari kemudian*
Suara mesin penyokong hidup terdengar nyaring memenuhi satu ruangan.
Diruangan itu, terdapat pemuda malang yang seluruh tubuhnya dipenuhi memar dan luka sobek.
Dengan tubuhnya yang diketahui sejak awal cukup berisikan dengan lemak, kini tubuh itu terlihat sangat kurus.
Dia tak bisa makan, tak bisa minum, tak bisa ke kamar kecil, bahkan tak bisa membuka matanya.
"Bagaimana kondisinya?". Tanya seorang pria berkacamata tebal yang berusia sekitar 39 tahun pada salah satu dokter.
"Hmph.... sulit". Jawab sang dokter yang tak kalah tua. "Dia mengalami luka berbahaya diperutnya. Infeksi yang sangat buruk, beberapa patah pada tulang. Saat ini masih bisa bernapas saja sudah keajaiban". Jelas sang dokter nampak lelah.
"....................". Mendengar penjelasan sang dokter, pria berkacamata tebal yang diketahui adalah seorang polisi itu malah nampak tidak puas.
Dia menatap remaja laki laki itu dengan tatapan curiga.
Pria berumur itu berjalan mendekati sang remaja malang itu dan menatapnya lebih dekat.
Dia cermat menatapnya dari ujung kepalanya hingga ke ujung kaki.
Sesuatu yang tak bisa dijelaskan menguap dari tubuh polisi tersebut.
Sedikit yang pasti, dia sedang menggunakan talentanya untuk memastikan semua yang dilihatnya adalah benar.
Lebam itu, luka itu, dan kondisi koma itu.
Dia memastikan semua itu adalah benar.
"Tsk!". Polisi itu mendelik tak puas karena apa yang dilihatnya sesuai dengan apa yang dia rasakan dengan talentanya.
Remaja itu memang diujung kematiannya.
"Apa yang anda harapkan?. Apa anda kira kami akan melakukan tindakan ilegal dengan membuat laporan palsu?". Sang dokter nampak tersinggung dengan perbuatan sang polisi.
"Maaf dokter. Saya hanya melakukan tugas".
"Terserah anda saja. Tapi dari pada anda curiga pada remaja yang kapan saja akan mati ini, bukan kah akan lebih baik jika anda mencari tau motif pelaku dan jaringan mereka?".
Mendengar teguran sang dokter membuat polisi tersebut hanya bisa terdiam.
"Baik. Saya permisi".
Benar. Polisi atau bisa dibilang penyelidik berkacamata itu segera pergi tak ingin mempanjang perselisihan.
Lagi pula tugasnya memang bukan untuk mengintai korban namun mencari tau asal usul pelaku dan jaringannya.
Menyelidiki korban adalah murni untuk memenuhi rasa curiganya.
***************
"Mereka semakin sulit dikelabuhi". Ucap sang dokter mengeluarkan ponselnya dan memfoto remaja laki laki tak berdaya didepannya.
*klik*
Dia mengambilnya beberapa kali dan.....
"Lihat siapa yang akan mati?. Benar..., remaja yang terlibat penyerangan mematikan beberapa hari lalu adalah Can".
Dia menyebarkannya foto itu yang tentu saja segera menjadi topik utama diinternet.
"Hehehe.... ini menarik".
Perlahan, sosok dokter itu berubah.
Wajahnya, warna rambutnya, tinggi badannya, dan suaranya.
Sosok tua, bersuara berat, dan memiliki banyak rambut putih itu perlahan berubah menjadi remaja berkulit kencang, dan bertubuh kekar.