"Mama.......". Seorang bocah berusia 12 tahun berlari memeluk ibunya.
Dia menenggelamkan wajahnya di dada sang ibu berniat menyembunyikan mata sembabnya.
Bocah kecil itu sesungguhnya tak ingin ibunya melihat wajah cengengnya, tapi tak bisa dia pungkiri, dia butuh ibunya disisinya.
"Ada apa monyet kecil mama?". Wanita bertubuh munggil itu menangkup wajah menggemaskan anaknya.
"Mereka bilang aku tak berguna. Tidak seperti papa".
"Kau?. Tidak berguna?. Tau apa mereka?. Jangan dengarkan mereka. Mama yang paling tau seluar biasa apa anak mama".
Perasaan bocah kecil itu seketika menjadi lebih baik. Dia menggangkat wajahnya dan menatap wajah sang ibu.
"Wah!. Mata mama indah!". Bocah itu bisa melihat kedua bola mata ibunya berubah menjadi biru langit ketika menatapnya.
"Kau lupa talenta mama kan?. Mata mama akan berubah warna ketika melihat sesuatu yang luar biasa. See... kau anak yang akan menjadi besar dimasa depan".
"Sungguh?".
"Hmn. Tentu sayang".
"Kalau begitu can akan memberitau mereka bahwa mereka salah!!". Si bocah kecil segera mencium pipi ibunya dan berpaling untuk menceritakan apa yang ibunya lihat tentang masa depannya.
Tapi ketika dia berpaling dan perlahan pergi......
"Eh?. A....apa ini?".
Ibu dari bocah itu merasakan nyeri dikedua bola matanya.
Dia segera berjalan mencari cermin dan mendapati warna dikedua matanya perlahan berubah menjadi warna paling pekat dan paling menakutkan yang pernah dia lihat.
"Can!!". Dia berlari mengejar anak tunggalnya. Instingnya berkata, dia harus memeluk anaknya saat itu juga untuk menjauhkan apapun itu hal buruk yang akan menimpah anaknya dimasa depan.
*plak!*
Dia terlambat.
Ketika dia nyaris menyusul anaknya, dia mendapati seseorang telah menyakiti anak manisnya.
"Anak lemah tak bermanfaat. Aku membiarkanmu hidup karena ibumu yang mengganggu itu. Jika bukan karena wanita gila itu, sudah sejak lama aku menguburmu ditanah!". Sesosok pria dengan ciri fisik tak terlalau tinggi dan memiliki paras cukup muda memaki can kecil yang sudah tersungkur dilantai ditonton semua pelayan mereka.
"Apa yang kau lakukan?!". Ibu can memeluk bocah kecilnya yang hanya terdiam seperti ingin menangis.
"Apa yang kau katakan pada anak tak berguna ini hingga membuatnya begitu percaya diri menyebarkan berita omong kosong?".
"Tidak bisa kah kau manis pada anakmu sendiri?!".
"Pft.... aku tak akan mengakui keturunan yang lemah. Alasanku menikah denganmu karena talenta mu yang bisa menemukan target targetku. Tsk!. Lahirnya dia adalah kesalahan yang sangat besar. Harusnya aku tak membiarkanmu tetap mengandung anak tak berguna ini".
"Kau....!!". Can menatap wajah sakit dan patah hati diwajah cantik ibunya.
Can tau, sekasar dan sejahat apapun ayahnya pada ibunya, sang ibu sangat mencintai pria dengan sifat buruk itu.
Can balas memeluk ibunya erat.
"Mama jangan bersedih. Ada can disini".
Dibalik perlindungan punggung rentan sang ibu, bocah kecil itu tanpa takut menatap tajam pada sosok yang selama ini dia panggil dengan sebutan papa itu.