"Namanya can kirakorn. Lahir di kota kecil yang tertutup diwilayah X. Lahir dari ibu yang memiliki keturunan langsung dari pemegang kekuasaan di desa itu dimasa lalu dan ayah yang lahir dari keluarga berpengaruh di kota sebelahnya"."Dia anak tunggal dengan talenta membaca tali jodoh manusia. Ibunya memiliki talenta membaca potensi talenta unik manusia dan kelemahannya, sedangkan ayahnya talentanya tak diketahui. Namun jika berdasarkan pengakuannya sendiri dimana tardigrade adalah ayahnya, maka diasumsikan ayahnya memiliki talenta mengambil alih tubuh manusia menjadi miliknya".
"Informasi mengenai pendidikan, pergaulan, teman dekat, kerabat, lainnya tak bisa ditemukan".
Lapor salah satu penyidik rahasia suruhan keluarga medhtanan kepada tuan blade.
"Mengapa tak bisa ditemukan?". Tanya blade tak puas.
"Karena mereka semua telah meninggal".
Mata tuan blade dan tuan medhtanan terbelalak lebar.
"Maksudmu.......".
"Satu hari, sekitar jam 3 subuh. Secara misterius, semua orang..... meninggal dengan cara yang sama dirumah mereka sendiri".
Penyidik itu kemudian menyerahkan beberapa lembar foto dan satu satunya bukti kondisi saat itu.
"Ini......".
"Hampir dari setengah warga di tempat itu dibantai dengan cara yang sama. Mereka ditikam dijantungnya dan dihancurkan kepalanya dengan benda tumpul".
Tuan medhtanan menutup matanya tak kuasa melihat kondisi mayat mayat itu.
Ini adalah kali pertama dia melihat mayat tampak begitu mengerikan.
"Hasil otopsi yang bisa ku dapatkan hanya mereka semua ditikam dan disiksa dalam keadaan sadar dan tanpa bisa melawan. Karena bukti dan saksi mata yang minim, penyelidikan kasus ini diberhentikan dan dianggap sebagai bagian dari pembantaian tardigrade". Jelas penyidik itu lagi.
Tatapan mata tuan blade segera melirik kearah satu remaja yang sejak tadi diam tak membuka mulutnya.
"Pertama tardigrade yang ku tau hanya membantai anak anak dengan potensi talenta tinggi dan targetnya kebanyakan datang dari keluarga terpandang. Kedua, mayoritas penduduk di desa itu terdaftar tak memiliki talenta tingkat tinggi, kecil kemungkinan dia menargetkan mereka. Ketiga, mereka yang menjadi korban pembantaian berasal dari banyak golongan usia. Ini jelas jauh dari motif tardigrade". jabar tuan blade tatapannya tak lepas menatap remaja di depannya.
"Bagaimana tin?. Apakah menurutmu ini pekerjaan tardigrade?". Tanya tuan blade pada tin.
"Hmph....". Tin hanya menghela.
"Namun satu hal yang jelas, siapapun yang melakukan pembantaian ini, dia tak membunuh dengan menggunakan talenta tempur. Namun talenta Mind power yang luar biasa kuat dan.........". Tatapan tuan blade bertemu tatap dengan tin.
"... kebencian yang luar biasa". Tambahnya.
"Dan fakta bahwa semua yang selamat dari pembantaian adalah orang orang yang tak mengenal siapa can kirakorn membuatku semakin penasaran. Sebenarnya, siapa, dan apa yang anak ini bisa lakukan dibalik wajahnya yang nampak lemah dan polos itu".
Tin mengeratkan rahangnya merasa tak terima dengan ucapan tuan blade yang terus saja menargetkan can.
Tin tentu sadar can tak selemah dan sepolos yang selama ini dia cerminkan dirinya kepada semua orang.
Tapi setidaknya tin yakin, can tak mungkin melakukan pembantaian kepada begitu banyak orang dengan tangannya sendiri.
"Mustahil. Can tidak mungkin bisa melakukan hal mengerikan ini seorang diri. Dan untuk apa?" . Pikir tin.