34. DAKSA

22.9K 2.4K 314
                                    

Jangan Lupa Vote&Koment
FOLLOW AKUNKU DULU YA!!!

Jangan Lupa Vote&KomentFOLLOW AKUNKU DULU YA!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kue coklat😋

Kue coklat😋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enam remaja laki-laki itu tengah berjalan di lorong Rumah Sakit. Raut wajah dingin dan datar telihat jelas pada wajah sang ketua. Mereka berhenti di depan ruang rawat seseorang yang telah menyebabkan kekacauan beberapa minggu yang lalu.

Langit menepuk pundak Daksa. "Jangan emosi."

Mereka lalu masuk bersama-sama ke dalam ruangan itu, mata tajam Daksa menatap sosok laki-laki yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Aldo membuka matanya, sedari tadi ia sama sekali tidak sungguh tidur. Ia balas menatap Daksa dingin.

"Gimana? Masih mau lawan gue?" Daksa menatap Aldo dengan smirknya.

"Lo punya nyawa berapa sih, Do?" ucap Galang yang berada di samping Daksa.

"Bukan urusan kalian!" Aldo menatap mereka penuh benci.

Daksa berjalan semakin dekat pada Aldo, ia berdiri tepat di samping ranjang Aldo.

"Bukan urusan kita lo bilang?" Daksa terkekeh lalu menatap luka tembakan di dada kiri Aldo.

"Kara milik gue, dan siapapun yang ganggu punya gue....bakal hancur" ucap Daksa tajam, ia lalu menekan luka di dada Aldo hingga perban yang membalut luka itu terlihat berubah warna menjadi merah karena darah Aldo.

"Arrgh" Aldo menatap Daksa sinis.

"Bajingan lo" sentak Aldo.

"Oh" balas Daksa acuh lalu pergi keluar dari ruangan itu diikut teman-temannya.

Galang menatap miris dada Aldo yang kembali mengeluarkan darah, ia lalu memecet tombol di samping ranjang itu.

"Karena gue baik, gue panggilin Dokter. Ucap makasih lo sama gue" ujar Galang lalu menyusul teman-temannya.

DAKSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang