Jangan Lupa Vote, Komen & Shere
FOLLOW AKUNKU DULU YA!!Mie Instan
•
•
•
•
Tandai Typo•
•
Seorang gadis duduk di kursi rodanya, tubuhnya dibalut selimut, bibirnya pucat serta kepalanya ditutupi dengan kupluk untuk menutupi kepalanya yang sudah bersih tanpa rambut.
Sudah lebih dari satu bulan ia menjalani pengobatan, kini rambutnya sudah hilang dari kepalanya dan tubuhnya yang semakin kurus.
Kara tersenyum melihat anak-anak yang tengah bermain di taman rumah sakit. Ia kembali menulis sesuatu di buku yang ia bawa tadi, di belakangnya ada Brian dan Aska yang selalu menemaninya. Kedua kakaknya mengawainya dari jauh, membiarkan Kara bebas menulis apapun di buku itu.
Kara megegam bolpoint di tangannya dengan erat saat merasakan sesak di dadanya. Ia menoleh menatap kedua kakaknya meminta pertolongan.
Aska dan Brian langsung berlari mendekati Kara. Aska langsung menggedong tubuh Kara diikuti Brian di belakangnya.
Kara menjatuhkkan bukunya di lantai, Kara ingin meminta Brian untuk mengambilkan bukunya tapi napasnya sesak, tidak kuat untuk berbicara satu katapun.
"S-sakit" ujarnya lirih membuat Aska yang edang menggedongnya semakin panik.
Brian langsung memanggil Dokter. Mereka menunggu di depan ruangan dengan jantung yang bedetak dengan cepat. Brian tampak frustrasi, ia menarik rambutnya dengan kuat. Sedangkan Aska sibuk menghubungi kedua orang tuanya.
"Bertahan, Kar. Gue mohon" gumam Brian.
***
Daksa berjalan keluar dari lift di rumahnya, ia menatap beberapa pelayan yang sibuk melakukan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAKSA [END]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] PART MASIH LENGKAP! "Kemana tadi?" Daksa yang mendengar pertanyaan Kara jadi gugup dan bingung harus jawab apa "JAWAB!" ucap Kara dengan nada yang lebih tinggi "Tadi habis..habis...habis..anu..itu..." jawab Daksa bingung...