40. DAKSA

20K 2.3K 434
                                    

Jangan Lupa Vote,  Komen & Shere
FOLLOW AKUNKU DULU YA!!

Jangan Lupa Vote,  Komen & ShereFOLLOW AKUNKU DULU YA!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mie Instan

Mie Instan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tandai Typo

Seorang gadis duduk di kursi rodanya, tubuhnya dibalut selimut, bibirnya pucat serta kepalanya ditutupi dengan kupluk untuk menutupi kepalanya yang sudah bersih tanpa rambut.

Sudah lebih dari satu bulan ia menjalani pengobatan, kini rambutnya sudah hilang dari kepalanya dan tubuhnya yang semakin kurus.

Kara tersenyum melihat anak-anak yang tengah bermain di taman rumah sakit. Ia kembali menulis sesuatu di buku yang ia bawa tadi, di belakangnya ada Brian dan Aska yang selalu menemaninya. Kedua kakaknya mengawainya dari jauh, membiarkan Kara bebas menulis apapun di buku itu.

Kara megegam bolpoint di tangannya dengan erat saat merasakan sesak di dadanya. Ia menoleh menatap kedua kakaknya meminta pertolongan.

Aska dan Brian langsung berlari mendekati Kara. Aska langsung menggedong tubuh Kara diikuti Brian di belakangnya.

Kara menjatuhkkan bukunya di lantai, Kara ingin meminta Brian untuk mengambilkan bukunya tapi napasnya sesak, tidak kuat untuk berbicara satu katapun.

"S-sakit" ujarnya lirih membuat Aska yang edang menggedongnya semakin panik.

Brian langsung memanggil Dokter. Mereka menunggu di depan ruangan dengan jantung yang bedetak dengan cepat. Brian tampak frustrasi, ia menarik rambutnya dengan kuat. Sedangkan Aska sibuk menghubungi kedua orang tuanya.

"Bertahan, Kar. Gue mohon" gumam Brian.

***

Daksa berjalan keluar dari lift di rumahnya, ia menatap beberapa pelayan yang sibuk melakukan pekerjaannya.

DAKSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang