Hari ini aku berbuka puasa di kontrakan mamak.
Sembari menunggu adzan maghrib, aku membantu mamak dan mbak Lisa menyiapkan teh hangat di dapur.
Tapi ada hal yang aneh yang ku dapati dari mamak.
Sedari tadi mamak tampak berkali-kali melirik mbak Lisa.
Seperti ada hal yang ingin mamak katakan tapi tertahan.Seusai berbuka, aku mamak dan mbak Lisa kembali ke dapur.
Kali ini untuk membersihkan piring dan gelas kotor.
Di kesempatan ini lah apa yang sedari tadi mamak tahan akhirnya ia ungkapkan."Dek, hmm kalau mulai besok mamak jualan gorengannya keliling kampung aja gimana?"
Sejujurnya aku sama halnya dengan mbak Lisa. Cukup terkejut dengan perkataan mamak barusan.
Selama ini mamak hanya berjualan di depan kontrakan.
Kenapa tiba-tiba ia ingin berjualan keliling?
Tapi aku mencoba menutupi keterkejutanku dengan bermain-main air."Emang kenapa jualannya keliling mak?"
Tanya mbak Lisa ragu-ragu."Karena ini bulan puasa, jadi banyak penjual gorengan dadakan di pinggir jalan dan di depan-depan gang. Pelanggan mamak jadi berkurang. Gorengan mamak sering gak habis, dek.
Jadi gak bisa balik modal.
Kalau mamak jualannya keliling, pasti bisa habis kaya biasanya".
Ujar mamak ditutup dengan rasa optimis yang penuh.Mbak Lisa sempat diam sejenak.
"Kalau gitu, biar dede aja yang keliling mak".
Aku masih menyimak dengan seksama.
Namun masih dengan diriku yang berpura-pura tidak mengikuti perbincangan mamak dengan mbak Lisa."Lho jangan. Mamak bilang dulu ke kamu karena mamak takut kamu malu, dek.
Kan di kampung ini banyak temen-temen sekolah kamu"."Enggak mak, dede gak malu.
Dede aja yaa yang keliling.
Mamak di rumah aja.
Ya, mak?"
Mbak Lisa menggenggam erat tangan mamak.
Air matanya hampir tumpah dari mata sipitnya.
Jelas saja ia tidak akan tega membiarkan mamak berjalan keliling kampung untuk berjualan."Aku mau ikut jualan sama mbak Lisa dong, mak. Hehehe".
Mamak dan mbak Lisa menatapku bersamaan.
Aku tau, setelah ini pasti akan ada penolakan dari mamak maupun mbak Lisa.
Sebelum itu terjadi, aku langsung menyelanya."Mak, kasian mbak Lisa kalau keliling sendirian. Mending aku bantuin.
Nanti mbak Lisa bawa tampah gorengannya, aku yang bawain sambel sama plastiknya sambil teriak nawarin gorengan ke orang-orang deh".Mamak tampak bingung.
Mbak Lisa sudah tidak kuasa lagi menahan tangisnya.
Ia menangis perlahan."Yaudah, tapi kamu izin ke umi abi dulu ya Mila.
Kalau gak boleh, jangan maksa ya.
Mamak gak mau Umi Abi malu"."Siaaap mak".
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Tangguh
Non-FictionKisah nyata yang ku alami. Tentang seorang wanita tangguh yang sangat ku cintai.