Jan lupa votment oiii!!!
***
"Masuk." Suara sosok lelaki tersebut.
Reva pun masuk ke dalam mobil tersebut.
"Ada apa Jov?" Tanya Reva.
"Ada yang mau aku omongin, ini serius." Ucap lelaki yang bernama Jovan tersebut.
"Ngomong aja." Ucap Reva.
"Kita cari tempat yang tenang dan sepi dulu yak." Ucap Jovan yang perlahan memacu mobilnya.
Selama perjalan hanya terjadi keheningan, tidak ada yang memulai pembicaraan.
Reva yang melihat pemandangan hijau lewat jendela samping dan Jovan yang fokus menyetir.
"Udah sampek." Ucap Jovan.
"Eh kita dimana?" Ucap Reva.
"Vila punya keluarga aku, yaudah yuk masuk." Ucap Jovan
Mereka pun memasuki bangunan vila yang mewah dekat perkebunan teh tersebut.
Mereka pun sampai diruang tengah dan duduk di sofa bersebrangan.
"Rev sebelumnya aku minta maaf ya udah nyembunyiin ini dari kamu." Ucap Jovan dengan wajahnya yang menunduk.
"Maaf? Buat apa? Kamu nyembunyiin apa?" Tanya Reva.
"Besok aku harus pergi ke Singapura." Ucap Jovan.
"Kenapa mendadak, emang ada apa?" Ucap Reva.
"Jujur sebenernya aku menderita leukimia dan harus transpalansi sumsum tulang belakang, dokter Dimas yang bikin rujukan kesana karena rumah sakit disini masih belum memadai dan terpaksa harus ke Singapura." Ucap Jovan yang menahan cairan bening agar tidak menetes namun Reva yang sedari tadi menahan sudah runtuh dengan pendiriannya.
"Doain ya semoga semuanya lancar." Ucap Jovan.
"Ha? Leukimia?" Ucap Reva.
"Maaf banget Va." Ucap Jovan.
"Kenapa kamu gak bilang dari dulu." Ucap Reva yang kini tangisnya semakin menjadi.
"Maaf." Hanya kata itu yang berkali kali Jovan lontarkan hingga Reva mendekat dan memeluk Jovan erat.
"Kamu harus semangat yak, aku tau kamu pasti kuat dan pasti bisa sembuh." Ucap Reva menyemangati Jovan.
***
Hari ini Clara sudah berada di rumah Mama Ika, mertuanya.
"Eh sayang udah bangun." Ucap Ika yang sedang memasak didapur.
"Iya ma, maaf ya Clara baru bangun jadi telat bantuin mama masak." Ucap Clara.
"Ih kamukan lagi hamil jadi biar mama aja yang masak lagian kan mama dibantuin sama Bi Tini." Ucap Ika.
"Reva mana ya ma?" Tanya Clara.
"Eh iya tumben dia belum keluar dari kamarnya, Ra bisa tolong cek dia trus ajak dia sarapan." Ucap Ika.
"Iya ma." Ucap Clara yang bergegas menuju kamar Reva.
Tok.. tok..
"Va.." ucap Clara.
"Revaa.."
"Kamu didalem kan?"
"Reva."
Karena merasa tidak ada balasan Clara pun khawatir takut terjadi sesuatu dengan Reva.
Perlahan Clara pun memutar knop pintu dan terkejutnya dia melihat kondisi Reva yang meringkuk dibawah lantai dengan mata bengkaknya.
"Eh Va kamu kenapa?" Tanya Clara.
"Va jawab kamu kenapa, kenapa sampek kayak gini." Ucap Clara yang sangat khawatir dengan keadaan Reva saat itu
Spontan Reva pun langsung memeluk Clara dan mwnumpahkan semua keluh kesahnya, bahkan tangisnya sangat deras.
"Ra Jovan." Ucap Reva.
***
Lanjut part selanjutnya yak maap kepotong :v
Jan lupa votment:)
__batas_halal__
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Boyfriend [END]
RomanceSebelum baca follow akun authornya yak:) ____________ Satria Asmaradhana anak orang kaya yang menjabat menjadi ketos di SMA Nirwana, dia gans dengan sikap dinginnya, namun dibalik sikap dingin tersimpan hati yang baik dan lembut. Clara Calista gadis...