1

97 60 198
                                    

Berlin Hauptbahnhof *- 28 Agustus 2021.

Berlin kali ini rasanya beda. Walaupun ramai seperti biasa, rasa sepi begitu melekat dalam diri Tina. Saat keluar dari keretapun bayang Dax tetap menghantui.

''Sini koper kamu.."

Suara itu. Senyuman antusias itu. Sekarang yang ada hanyalah Tina seorang diri. Bersama segala kenangan yang terus mengikutinya.

''Cuy! Kenapa bengong? Sini koper lo!" Suara Kak Terry menyadarkan Tina dari lamunannya.

Thierry Wren William, kakak Tina yang cuek dan dingin. Sekarang kuliah di Berlin semester akhir. Kuliah jurusan Teknik Mesin di Technische Universität Berlin, salah satu top 9 Universitas di Jerman. Mempunyai sifat yang berbanding terbalik dengan Tina dengan slogannya "Jomblo Akut". Paling anti dengan yang namanya percintaan, padahal sudah banyak cewe yang mendekatinya. Semua ditolak tak terkecuali. Walaupun dibalik sikapnya yang cuek dan dingin, dia tetap perhatian dan sayang kepada adiknya.

"Lo kenapa, si, tiba-tiba ke Berlin? Ngerepotin aja." Nada suara Kak Terry lumayan kesal.

"Nanti, deh, gue ceritain semua ke lo." Tina masih kaget dengan kejadian yang menimpanya tiga hari lalu.

"Yaudah. Lo mau makan apa nggak?"

"Coba ke Zoologischer Garten, deh. Paling mau beli bubble tea. Coba liat aja dulu."

Zoologischer Garten

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zoologischer Garten. Salah satu station yang cukup ramai di Berlin. Dekat dengan Bikini Berlin, mall yang terbilang elite dan terkenal. Banyak toko-toko high end, yang membuat para pecinta barang branded betah berlama-lama disana.

--------------------------------------

Berlin, 1 Februari 2021

"rrrr.."

"Kamu kenapa? Dingin ya?" Dax meraih tangan Tina dan memasukannya ke dalam jaket dingin Helly Hansennya yang berwarna biru dongker.

''Sekarang udah hangat kan?" Tina mengangguk. Senyuman yang tidak dapat tertahan di bibir Tina maupun Dax.

"Mau coba makan itu, nggak? Restoran Vietnam gitu. Aku liat review di internet katanya enak. Pho mereka katanya authentic banget." Suara Dax yang sangat antusias.

"Ayuk!" Tina juga antusias.

Mereka duduk hampir dekat dengan pintu keluar. Restoran yang didekorasi dengan banyak ornamen bunga dengan lampu yang cukup redup. Memberikan kesan yang hangat dan romantis. Mereka memesan dua mangkuk Pho. Dax dengan isian daging sapi, sedangkan Tina lebih memilih ayam.

"Bosen juga akhirnya kamu setelah seminggu lebih selalu pesan mie goreng bebek itu." Tina iseng menjahili Dax.

"Tapi memang sungguhan enak, kan? Dagingnya crispy, sausnya juga pedas manis, pokoknya enak semua!" Dax tersenyum lebar menjelaskan.

TRISTANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang