Jakarta, 13 September 2020.
Tina masih bingung dengan masa depan pendidikannya. Selama 2020 dia harus gap year untuk persiapan bahasa Jerman. Sebenarnya, dia sendiri masih bingung ingin kuliah dimana dan jurusan apa. Papi menyuruhnya untuk melanjutkan kuliah ke Jerman mengikuti Kak Terry. Tina hanya bisa mengiyakan karena saat itu memang dia masih bingung harus apa.
"Kamu jadi mau masuk jurusan apa, sih, Tin?" Mami selalu ngedumel soal kuliah Tina. Apalagi Tina dari dulu memang selalu plin plan dengan yang namanya cita-cita.
"Aku mau masuk social science. Aku mau bisa ngamatin situasi sosial dan mencari solusi permasalahannya." Sebagai anak IPS, Tina memang terlihat sangat antusias dengan ilmu sosial. Nggak heran jika dia menjadi juara umum.
"Ya, tapi, kamu nanti kerja apa? Kamu juga harus pikirin kedepannya.." Mami selalu begitu, sedikit kurang percaya dengan kemampuan juga cita-cita Tina.
"Udah biarin aja, lah, mi. Orang anaknya sukanya itu. Ya, gapapa, lah. Ikutin sesuai apa yang disuka aja." Tina langsung memeluk papinya. Papi memang lebih mengerti soal pendidikan. Selalu mendukung apapun yang dilakukan oleh anak-anaknya.
Karena bosan dengan celotehan juga ksehariannya yang hanya belajar bahasa Jerman, akhirnya Tina memustuskan untuk pergi.
Dengan membawa skateboard berwarna abu-abu kesayangannya.
"Mau kemana?" Tanya mami cemas.
"Mau rehat." Tina menjawab dengan segera bergegas keluar dari rumahnya.
"Anak ini bener-bener yaa.." Mami sudah capek dengan tingkah laku anak gadisnya itu.
"Sudahlah, mi, biarin aja. Dia butuh istirahat." Papi membela.
"Aduh.. Papi selalu saja memanjakan Tina.."
----------
Di sekitar rumah Tina ada tempat untuk bermain skateboard. Karena hari ini hari Minggu, jadi dapat dipastikan bahwa lapangan sepi. Apalagi sudah sore, pasti sudah jarang yang masih bermain.
"Yes, sepi!" Tina langsung segera memainkan skateboardnya. Sudah dua tahun belakangan ini ia mulai tertarik dengan dunia skateboard. Kak Terry juga yang menjadi alasan Tina untuk mencoba bermain skateboard.
Ketika sedang asyik mencoba trick-trick baru, tanpa disangka kaki yang menjadi tumpuan tidak begitu kuat.
"Ehh...." Tina teriak karena dia sudah hampir jatuh.
Namun, tiba-tiba...
"Lo gapapa?" Seorang cowo tak dikenal memeluk Tina agar tidak terjatuh.
"Nggak, gapapa." Tina langsung segera melepaskan tangannya yang juga tidak sengaja memeluk cowo itu.
"Kalo masih baru, jangan coba-coba trick aneh dulu." Nada cowo itu seperti meledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRISTANA
RomanceTristana Caris William. Tristana berarti pembawa kesedihan. Terbukti dengan kehidupan percintaannya yang selalu gagal. Empat kali disakiti cowo membuatnya tidak lagi percaya akan adanya cinta sejati. Terutama yang terakhir ini, ketika ia merasa ber...