Chapter 17: Playing With Heart - Part 4 (End)

2.9K 287 4
                                    

PAVILIUN tanpa nama yang ditempati Elora saat ini sebenarnya bernama Paviliun Plumeria. Bangunan mewah itu merupakan milik mendiang Ratu Olivia yang dibangun oleh Kaisar Robertus IV saat masih berstatus sebagai simpanan Kaisar. Selain kondisi fisik yang masih bagus, terdapat pengamanan tingkat tinggi di kamar itu. Meski aku tidak tahu pelindungnya masih berfungsi atau tidak mengingat paviliun tersebut sudah ditelantarkan sejak sangat lama.

Walaupun ada banyak kekurangan karena baru dibersihkan setelah kedatangan Elora ke istana, dibanding ruangan lain Plumeria Rubra merupakan ruangan yang masih jauh lebih baik kondisinya. Maka dari itu, sebagai bentuk pertanggungjawaban karena tanganku sudah mengotori kamar yang dia tempati sekarang dengan sesuatu yang buruk; aku menempatkan Elora di sana.

Ketika aku mengeringkan rambut setelah selesai membersihkan diri, Butler mengetuk pintu kamar dan memberi tahu kedatangan Hamon. Sembari menuang anggur merah ke dalam gelas Bordeaux dan meletakkan handuk di leher, aku mempersilakan dia masuk.

Dengan tatapan yang lurus ke depan dan air muka yang datar tanpa ekspresi, dia berkata dengan nada yakin,

"Saya telah siap menerima hukuman dari Yang Mulia."

Seragam ksatria yang selalu dia gunakan berganti menjadi kemeja putih tipis dan celana hitam biasa. Kedua tangan dan kakinya masing-masing dirantai dan dibuat agar melayang di udara. Sementara mulutnya disumpal dengan beberapa lembar kain agar tidak mengeluarkan suara ketika disiksa.

Kemeja putih yang digunakan Hamon ikut robek saat cambuk menyentuh dadanya. Ketika cambuk sekali lagi membelai kulit putihnya, dia hanya bisa membulatkan mata sembari menggigit sumpalan kain sekuat tenaga. Aku kemudian melempar cambukan dan mengarahkan sihir kepadanya. Aura biru pekat lantas mengelilingi Hamon dan di detik selanjutnya tubuhnya menegang bersamaan dengan urat-urat mata yang seperti ingin keluar.

Selama kurang lebih 10 menit, dia merasakan aliran listrik yang sangat dahsyat dan membuat aliran mana di tubuhnya tidak stabil. Akibatnya, sakit yang dirasakan menjadi tiga kali lipat lebih sakit. Air liurnya menetes bersamaan dengan penyiksaan yang akhirnya berhenti. Saat dia yang berusaha bernapas di tengah kondisi yang seperti itu, aku mendekat. Melayangkan tinju yang menargetkan rahangnya setelah berada di depan.

Kepalanya ikut menoleh ketika aku mendaratkan bogem mentah. Bersamaan dengan itu, keringat yang disertai darah ikut terlempar dan jatuh di lantai. Aku mundur selangkah sebelum menendang perut bagian samping. Beberapa kali terus seperti itu dengan bagian tubuh yang lain. Di tengah kondisi siksaan tanpa henti, aku kembali mencambuknya dan menargetkan bagian yang menerima pukulan sebelum berpindah ke bagian lain. Tangan, kaki, perut, dada, dan punggung semuanya tidak lepas dari amukan tali cambuk yang bergerigi.

Tubuhnya berubah warna dipenuhi cairan merah; tidak terlihat seperti seorang pria berbadan atletis yang menggila di medan perang. Penampilan Hamon nyaris sudah tidak bisa dikenali lagi. Kain yang menyumpal mulutnya kemudian kuambil dan melemparnya ke sembarang arah. Begitu penghalang tersebut lenyap, dia bernapas menggunakan mulut.

Kimono putih yang baru kugunakan ikut terciprat darahnya di bagian depan. Pipi, dahi, dan sebagian leher tidak terkecuali. Sebab harus membersihkan diri kembali, aku kemudian berbalik dan beranjak meninggalkan ruang pendisiplinan. Berhenti di ambang pintu, aku berkata kepada ksatria penjaga yang berdiri di samping,

"Selama tiga hari ke depan jangan berikan dia makan dan minum."

Tubuhku menjadi jauh lebih segar setelah kegelapan mengisap saripati darah Hamon. Mungkin karena mengandung mana lumayan besar serta didukung dengan ketahanan yang kuat pula; saripati yang dihasilkan memiliki kualitas terbaik. Sebab hari ini kegelapan banyak mengonsumsi saripati yang memiliki mana aku berharap bahwa sakit kepala itu tidak datang dalam waktu dekat.

Elora: My Little PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang