Chapter 4: Petunia: The Way to Not Lose Hope - Part 2

6.1K 542 7
                                    

DIA telah berdiri di hadapanku; tidak melepas pandangan setelah mata kami bertemu. Tidak ada suara di aula istana. Semua orang masih menyimak realita yang terasa sulit untuk diterima; termasuk aku.

"Yang Mulia, apakah Anda dapat menjelaskan fenomena ini?!" Marquess Matheo memecah keheningan. "Jika negara lain mengetahui, martabat Kekaisaran Adenium bisa runtuh sewaktu-waktu! Ini tentang masa depan Adenium!"

"Marquess Matheo!" Duke Astello melirik tajam. "Tolong jaga perkataan Anda."

Mendecak kesal lantas menarik paksa gadis mungil itu mendekat. "Hei, anak kecil! Tunjukkan siapa Ayahmu biar orang-orang dewasa yang ada di sini mengetahui kebenaran," katanya sembari melirik sinis Duke Astello.

Mulutnya terbuka; tanpa sadar merintih pelan sebelum mengeratkan gigi menahan sakit. Kakinya bergetar karena dicengkram kuat. Dia meringis sembari mencoba melepaskan diri namun tangan Marquess Matheo yang berada di lengan atas anak itu semakin dia beri kekuatan. Tanpa sempat menenangkan diri, tangannya terangkat pelan menunjuk ke arahku.

" ... Papa."

Aku tercengang tetapi Leocadio dan Duke Astello nampak lebih terkejut dari semua orang yang berada di sini. Sampai beberapa detik semua terdiam; mencoba mencerna kejadian tidak masuk akal barusan. Leocadio adalah orang pertama yang membuka suara. Dia berjalan mendekat; mencoba meraih tangan kurus anak itu.

"Nona kecil, mari bicara di ruang yang lebih nyaman."

Tetapi Marquess Matheo serta-merta menepis tangannya lalu beralih menatapku. "Yang Mulia, Anda telah melihat dan mendengar langsung. Sebaiknya sekarang kita mengadakan rapat untuk membahas masalah ini."

Aku mencengkram kuat lengan kursi. Seandainya tidak ada kemiripan denganku, orang-orang pasti mendengar pengakuan anak itu sebagai angin lalu meskipun dia ribuan kali mengaku sebagai putriku. Sialnya, bukti fisik yang ada di tubuh anak itu membuatnya rumit.

Mereka terlanjur berspekulasi dan rumor telah menyebar ke seluruh istana. Hanya menunggu waktu hingga berita ini keluar dan menghebohkan seluruh Adenium bahwa untuk pertama kali seorang anak perempuan yang memiliki darah Kaisar hidup sampai usia 5 tahun.

Berita tentang Kaisar yang memiliki anak di luar nikah bukanlah hal asing. Begitu pun tentang berita putra-putri kaisar yang tiba-tiba meninggal; entah itu disengaja maupun tidak. Selama ini, semuanya berjalan sesuai skenario yang telah kususun sejak lama; meskipun terkadang ada kendala, namun bisa kuselesaikan. Jadi, masalah ini pun harusnya tidak terlalu sulit untuk kuatasi.

Aku bisa saja langsung menyelesaikannya dengan cara yang biasa. Itu adalah jalan keluar tercepat dan termudah untuk dilakukan. Memanipulasi pikiran orang-orang dan membunuh anak itu. Namun, situasiku saat ini tidak begitu baik. Pertemuan pertama kami di hutan waktu itu ternyata membawa dampak bagi tubuhku. Sakit kepala yang mulai menyerang sejak bertemu dengannya adalah satu alasan kuat yang membuatku tidak bisa melepas anak itu begitu saja.

Menarik napas dalam; aku berkata pelan, "Selain Leocadio dan Duke Astello, semuanya keluar."

"YANG MULIA!"

"AKU BILANG KELUAR!" Melempar tatapan nyalang kepada Marquess Matheo, melanjutkan, "Jangan membuatku mengulang perintah yang sama."

Sebelum berbalik, dia mengigit bibir; tidak terima lantas menunduk hormat dengan terpaksa. Pria gendut itu melangkah dengan hati congkak yang tidak puas. Sementara itu, aku beralih pada si Nona Kecil yang berdiri kaku. Dia masih belum melepaskan pandangan namun ketika aku menatapnya lebih lama, anak itu menunduk sembari memainkan jari-jemarinya.

"Duke Astello, bawa anak itu pergi. Aku akan menemuinya nanti."

"Baik, Yang Mulia."

Setelah memastikan anak itu keluar, aku beralih melirik Leocadio. "Pisahkan penduduk Petunia yang sakit parah dan yang tidak. Orang-orang yang telah ditahap krisis dan peluang hidupnya sedikit. Kumpulkan orang-orang yang seperti itu dalam satu ruangan dan jangan biarkan siapa pun masuk."

Elora: My Little PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang