BERJALAN menuju kamar mandi, aku melepas kimono dan melemparnya ke lantai. Air hangat kemudian jatuh dari shower setelah memutar kran; membasahi mulai dari atas kepala lalu turun ke bawah. Darah yang telah mengering di bagian leher dan wajah meluruh kemudian bercampur bersama air yang mengalir ke saluran pembuangan. Selama beberapa menit, aku membiarkan seluruh tubuhku basah bersama dengan pikiran yang berkecamuk di dalam kepala.
Kimono yang kulempar ke lantai telah diambil oleh pelayan begitu aku keluar dari kamar mandi. Mengeringkan rambut menggunakan handuk kecil kemudian mengikat tali kimono; aku berjalan menuju meja kecil yang di atasnya selalu tersedia sebotol anggur merah dan gelas Bordeaux. Menuangnya sebanyak setengah gelas lalu meneguk sampai habis; aku kemudian berbaring di atas kasur.
Suara Butler kemudian terdengar setelah mengetuk pintu.
"Maaf mengganggu, Yang Mulia. Apakah makan malam Anda ingin diantarkan ke dalam kamar atau saya menyiapkannya di ruang makan?"
"Aku tidak akan makan malam."
"Kalau begitu, selamat beristirahat, Yang Mulia."
Dengan posisi yang terlentang di atas kasur, pikiran dalam kepalaku mulai mengurutkan hal-hal yang sudah terjadi dari awal hingga saat ini. Dimulai dengan masalah yang ditimbulkan dari kemunculan Elora hingga peristiwa-peristiwa yang terjadi setelahnya. Semuanya sejak awal sudah tidak masuk akal namun makin ke sini semakin terasa konyol.
Masalah pembicaraan pewaris memang teratasi dengan kemunculan Elora. Tetapi, tidak bisa dikatakan juga bahwa berkat dia semuanya selesai. Meski tanpa kehadirannya pun, masalah pewaris tetap bisa kuatasi dengan menjalankan skenario yang biasa seperti sebelum-sebelumnya. Sehingga, tanpa atau dengan kehadirannya, masalahku tetap bisa diselesaikan. Namun, aku tidak menyangka bahwa eksistensinya ternyata membawa masalah yang lebih rumit.
Selain itu, sebenarnya ada satu hal lagi yang mengganggu. Kakek tua yang menjadi salah satu orang yang memimpin pemberontakan di tahun CCCXIII belakangan diketahui bahwa dia merupakan seorang Utusan Dewa. Fakta itu kudapat setelah menjabat beberapa bulan kemudian setelah membasmi seluruh orang yang terlibat dengan mendiang Ratu Olivia.
Berbicara tentang Utusan Dewa, di Adenium mereka tidak terlalu memiliki banyak pengaruh dan hanya mendapat perhatian sedikit dari masyarakat. Apalagi, sejak aku membunuh kakek Utusan Dewa di tahun XXXCIII, sebagian besar Utusan Dewa memilih pindah ke Negara Suci. Sehingga, tidak heran bila kuil menjadi tidak popular. Saat ini, kuil yang bertahan hanya sebanyak empat buah. Masing-masing kuil terletak di wilayah Utara, Timur, dan Selatan Adenium sedangkan sisanya terdapat di ibukota.
Belakangan, perkataan Kakek Utusan Dewa beberapa kali terngiang-ngiang di kepala sejak aku bertemu dengan Elora di hutan waktu itu. Selama ini, perkataannya hanya kuanggap sebagai kalimat kutukan biasa yang dikatakan oleh orang-orang yang mempunyai dendam. Tak lebih dari sekadar kalimat makian dan doa kepada orang yang dibenci. Tetapi, makin ke sini aku jadi berpikir bahwa perkataannya itu kemungkinan bukan hanya omong kosong belaka.
Dengan kata lain, itu bisa saja tengah terjadi tanpa disadari.
Takhayul yang menceritakan, 'kemunculan sesuatu secara tiba-tiba yang belum diketahui asalnya selalu diiringi oleh sesuatu lain' jika dipikirkan kembali, mungkin saja benar. Apabila peristiwa tidak rasional yang terjadi hingga detik ini dihubungkan maka semuanya menjadi cukup masuk akal bahwa itu entah bagaimana bisa saling terhubung dengan kejadian di masa lalu.
Aku meyakini bahwa kemunculan Elora terhubung oleh sesuatu setelah mengalami semua kejadian dari awal sampai akhir. Tetapi, yang menjadi pertanyaan adalah apa hubungan antara Elora dengan peristiwa di masa lalu?
***
Sebelum matahari terbit, aku biasanya keluar untuk menggerakkan badan setelah beberapa hari sibuk bekerja. Berlatih pedang selama satu jam sebelum sarapan dan kembali mengerjakan rutinitas. Tetapi, begitu membuka pintu kamar, tepat di samping pintu, Elora dengan tubuh mungilnya duduk sembari bersandar di tembok. Dia melipat kedua lutut dan tertidur dengan menjadikan kedua lengan sebagai bantal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elora: My Little Princess
FantasyThe Best Gift From Me to You: Book #1 Kaisar yang baru saja pulang dari medan perang membawa kemenangan bagi negerinya, Adenium, tiba-tiba saja dikejutkan oleh kemunculan seorang anak perempuan kecil berumur 5 tahun dari dalam karung goni milik sala...