"Jadi, bagaimana hubungan-mu dengan Jeno?" Tanya seorang laki-laki yang ada di hadapan Renjun saat ini.
Lee Haechan, laki-laki yang memiliki kulit tan, yang saat ini sedang berada di hadapan Renjun.
Haechan mengajak Renjun untuk bertemu di sebuah mall terbesar di kota Seoul setelah Renjun menikah dengan Jeno. Haechan meminta Renjun untuk datang ke restaurant yang biasa mereka kunjungi untuk makan bersama.
Haechan merupakan sahabat Renjun, mereka bersahabat dari awal Renjun pindah ke Korea. Tepatnya saat mereka sekolah SHS hingga saat ini. Awalnya Haechan dan Renjun itu bertengkar satu sama lain. Haechan yang jahil, serta Renjun yang emosian. Haechan senang sekali menggoda Renjun. Sedangkan Renjun akan marah dan kesal karena terus-terusan di goda Haechan.
"Tentu saja baik. Kau mengharapkan apa memang-nya?" Tanya Renjun.
"Benarkah? Dia tidak melakukan hal jahat kepada-mu bukan?" Selidik Haechan yang tidak yakin dengan jawaban Renjun.
Iya! Haechan tau mengenai semua masalah Renjun. Kenapa Renjun mau menikah dengan orang yang tidak ia kenal pun Haechan tau. Tapi hanya sampai situ Renjun bercerita sepenuhnya dengan Haechan, dengan jujur dan tanpa di tutupi. Sekarang beda lagi, Renjun tidak ingin menceritakan semua masalah-nya kepada Haechan. Apalagi mengenai tindakan Jeno. Ia takut Haechan akan marah dan menghampiri Jeno.
"Yak! Dia suami-ku! Bagaimana bisa ia melakukan tindakan jahat kepada istri-nya sendiri?!" Cibir Renjun.
"Ya kan kali aja Injun-ah. Kau tau sendiri bukan, pernikahan-mu di landasi dengan perjodohan. Jeno juga memiliki kekasih pada saat itu, ya walaupun hubungan mereka kandas sebelum pernikahan." Ucap Haechan.
Renjun terkekeh mendengarnya, yang membuat Haechan tambah bingung. "Yak! Memang-nya ini drama? Apakah kau pikir Jeno akan berbuat kasar kepada-ku karena aku menyetujui perjodohan ini? Apakah kamu pikir dia akan menyakiti-ku karena kandasnya hubungan antara dirinya dan Nana? Ayolah Chan!" Ucap Renjun.
"Ya kan kali Njun. Kau tau sendiri Jaemin itu cantik. Kali aja Jeno cuma pura-pura menyetujui perjodohan ini dan akhirnya menyalahkan-mu. Apalagi hubungan dia dengan Nana putus. Kau tau sendiri-kan Nana itu cantik." Ucap Haechan.
"Tidak Haechanie. Jeno bukan orang yang seperti itu! Jadi stop membicarakan Jeno yang tidak-tidak! Ia memperlakukan aku dengan sangat baik." Peringat Renjun.
"Syukur-lah kalau gitu. Kau tau kalau aku tidak akan segan-segan memberikan pelajaran kepada Jeno." Ujar Haechan penuh tekanan di setiap kalimat.
Renjun mengangguk-anggukan kepalanya. "Eum, apakah aku tidak cantik? Kau bilang Nana sangat cantik. Apakah aku tidak cantik?" Tanya Renjun, menatap Haechan penuh harap.
Haechan menatap Renjun sejenak, lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak ada satu kencantikan yang menempel pada-mu! Mana ada kecantikan menempel pada perempuan bar-bar dan galak seperti diri-mu!" Jawab Haechan yang langsung mendapatkan hadiah berupa pukulan dari Renjun.
"Yak! Kau ini benar-benar ingin aku pukul ya!" Dengus Renjun sebal.
Haechan mendecak mendengar ucapan Renjun. "Kau sudah memukul-ku." Peringat Haechan.
"Cepat-lah! Kita ingin menonton bersama bukan?!" Seru Haechan, mengintrupsi Renjun yang ingin mengoceh lagi.
"Ah kau benar! Aku sudah selesai makan-nya." Sahut Renjun.
"Injun! Makan yang benar ish! Ini makanan kamu masih banyak. Nanti mereka nangis karena gak di makan sama kamu gimana?!" Rutuk Haechan kesal. Pasalnya Renjun baru makan beberapa suap saja.
"Aku kenyang Haechan. Ayolah, kau tidak ingin aku muntah karena makanan bukan?!" Sunggut Renjun.
Dengan helaan nafas terpaksa, Haechan akhirnya menuruti Renjun.
Mereka berdua mulai beranjak dari kursinya, meninggalkan resto ini.
Baru saja mereka ingin keluar dari restaurant, langkah mereka terhenti karena Jeno yang baru saja masuk ke dalam restaurant, bersama dengan Jaemin yang berada di samping-nya.
"Loh Injun, ini suami kamu bukan?" Celetuk Haechan, seraya menunjuk Jeno.
Renjun tersenyum, ia langsung mengangguk-kan kepalanya. "Bajja! Ini suami aku. Jeno, kau ingin bertemu klien di sini, bersama dengan Nana sekertaris-mu?" Tanya Renjun seraya memberikan kode untuk Jeno, agar Jeno tidak bertingkah yang tidak-tidak.
Jeno tersenyum dan memeluk Renjun. "Heum. Kau sedang makan siang bersama--"
"Haechan. Lee Haechan, sahabat Renjun." Seru Haechan, memperkenalkan dirinya.
"Oke Jen, kalau gitu aku pergi dulu ya. Abis pulang kerja, langsung pulang ya. Aku akan masakin yang enak untuk-mu." Ucap Renjun, melepaskan pelukkan Jeno.
"Hm. Aku akan langsung pulang. Aku sangat menantikan masakan enak-mu. Kalau gitu aku permisi dulu ya." Ujar Jeno.
"Haechan-ssi, tolong jaga istri-ku ya." Peringat Jeno sebelum pergi.
Haechan menganggukkan kepalanya. Renjun yang melihat itu langsung membawa Haechan keluar dari restaurant ini.
"Kau lihat sendiri bukan? Aku dan Jeno baik-baik saja." Ujar Renjun dengan nada sombong-nya.
"Hm." Balas Haechan acuh.
Mereka berdua pun langsung masuk ke dalam cinema untuk menonton bersama. Tentu saja setelah membeli popcron dan makanan lainnya untuk teman mereka nonton.
***
Waktu menunjuk-kan pukul 10 malam, dan Renjun pun baru sampai di rumah-nya, setelah di antar Haechan.
"Mau mampir dulu gak?" Tawar Renjun yang langsung di tolak Haechan.
"Kayak-nya enggak deh. Aku gak mau jadi nyamuk di antara dua orang yang lagi kasmaran." Tolak Haechan yang sukses membuat Renjun tertawa.
"Ya sudah kalau gitu! Makasih atas hari ini ya! Hati-hati di jalan!" Ucap Renjun seraya memperingati Haechan.
"Hm. Kalau ada apa-apa, segera telepon aku ya! Nomor-ku masih yang lama." Peringat Haechan.
"Iya ish! Lagipula Jeno tidak akan berbuat sesuatu yang membahayakan aku!" Rutuk Renjun yang kesal karena Haechan yang tidak mempercayai Jeno.
"Iya kan kalau Injun! Bisa saja kau lupa." Balas Haechan.
"Ya sudah sana jalan!" Usir Renjun lalu masuk ke dalam rumah.
Renjun terus melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Membuka pintunya dengan sangat perlahan.
"Enak ya yang habis selingkuh." Hardik Jeno yang saat ini tengah duduk di ruang keluarga dengan selembar koran yang sedang di pegang-nya.
Perlahan Jeno menutup koran itu, menatap Renjun yang tengah menatapnya.
"Bagaimana selingkuhnya? Enak?" Ucap Jeno sekali lagi.
"Maksud kamu apa? Selingkuh dengan siapa?" Tanya Renjun.
"Ck! Kenapa sok polos sekali sih?! Kau habis selingkuh dengan lelaki yang mengaku sahabat-mu itu kan?!" Hardik Jeno yang terus menuduh Renjun.
"Aku tidak selingkuh! Aku dan dia hanya pure sahabat Jeno." Bela Renjun.
"Mengelak saja terus! Kau dan dia terlihat cocok kok! Kenapa kau tidak sama dia saja? Kenapa harus bersama-ku?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CONCILIANTIS - NOREN
FanfictionCERITA INI KHUSUS NOREN (JENO X RENJUN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI LEE JENO DAN HUANG RENJUN!