2. Cause Him

499 38 0
                                    

Setelah kepergian Jeno, Renjun pun mulai melanjutkan aktivitasnya kembali.

Ia langsung menuju kulkas untuk melihat isi kulkas.

"Banyak sekali." Gumam Renjun ketika melihat isi kulkas sang sangat penuh dengan berbagai macam makanan cepat saji yang tinggal di hangatkan, bahan makanan, camilan, minuman, sayur-sayuran dan juga buah-buahan.

Renjun seketika bingung ingin memasak apa.

"Nasi goreng cumi aja deh." Final Renjun yang mulai mengambil bahan untuk memasak nasi goreng kimchi.

Setelah mengambil, mencuci dan memotong bahan yang diperlukan, Renjun pun mulai memasak nasi goreng kimchi.

Renjun memasak bukan hanya untuk dirinya, melainkan untuk Jeno juga. Ia takut sewaktu Jeno pulang, Jeno lapar dan tidak ada makanan yang tersedia. Jadi, Renjun memutuskan untuk masak buat Jeno juga.

Setelah beberapa menit berada di dapur, masakan Renjun pun jadi.

Renjun segera menaruh 2 piring nasi goreng, 2 gelas air putih dan satu botol saus ke atas nampan.

Membawanya pergi menuju meja makan. Di taruhnya nampan itu di atas meja.

Renjun pun mulai memakan makanan-nya setelah duduk di kursi meja makan.

Memakan-nya dengan lahap sampai tidak ada satu pun nasi yang tersisa di piring, setelah-nya ia mulai meminum air yang telah ia sediakan.

Setelah selesai, Renjun pun bergegas mencuci piring kotor beserta wajan yang ia gunakan untuk masak tadi.

Mencucinya sampai bersih dan menaruhnya di tempat-nya masing-masing.

Setelah selesai, Renjun pun mulai bergegas menuju meja makan. Di bawa-nya nampan tadi ke luar ruang makan menuju ruang tamu.

Renjun berniat menaruh nampan itu di atas meja ruang tamu, Renjun pun juga berniat untuk menunggu Jeno pulang,

"Apakah ada urusan mendadak yang mengharuskan Jeno untuk pergi malam-malam seperti ini?" Gumam Renjun, menatap jam yang ada di ruang tamu.

Renjun pun mulai membuka ponselnya dan mengirimi beberapa pesan untuk Jeno.

To : Jeno.

Jeno-ya, kau di mana?

Apakah semua-nya baik-baik saja?

Tidak ada hal yang mengerikan menimpa kepada mu bukan?

Aku sudah memasak nasi goreng cumi untuk kamu makan.

Kapan kau pulang? Aku menunggu-mu.

Hati-hati di jalan ya! Jangan mengehut apalagi main handphone.

Apakah aku menganggu-mu?

Setelah itu, Renjun pun menutup aplikasi pesan-nya.

Tangan Renjun mulai memencet aplikasi nonton streaming-nya. Ia berniat untuk menonton drama yang sedang booming belakangan ini seraya menunggu Jeno.

---

Jika di sana Renjun sedang menunggu Jeno pulang, berbeda dengan Jeno saat ini.

Saat ini Jeno tengah meneguk whisky di salah satu bar milik teman-nya.

Sudah beberapa gelas Jeno habiskan di sini.

"Kau kenapa? Kenapa malah di sini. Bukan-kah ini malam pertama-mu dude?" Tanya seorang laki-laki asal Canada, teman Jeno yang bernama Mark Lee.

"Heum! Kau menyia-nyiakan kesempatan emas-mu. Apakah istri-mu sedang datang bulan, makanya kau lebih memilih untuk ke sini?" Tanya lelaki bertubuh jangkung dan berbadan besar ini. Siapa lagi kalau bukan Lucas, laki-laki asal hongkong yang juga berteman dengan Jeno dan Mark.

"Ck! Malam pertama? Datang bulan? Istri? Omong kosong apa yang kalian bicarakan." Ucap Jeno di sertai decakan kasar.

"Tentu saja Renjun, istri baru-mu saat ini bodoh! Apakah otak-mu bergeser karena meminum minuman ini?!" Rutuk Lucas kesal.

"Tidak ada istri! Istri-ku hanya Na Jaemin seorang." Ucap Jeno.

"Benar-benar gila! Gak waras!" Seru Lucas.

"Jaemin sudah di jodohkan dengan Felix kalau kau lupa." Peringat Mark.

"Perduli setan! Ini semua karena Huang sialan Renjun itu! Karena dia hubungan aku dan Jaemin putus!" Maki Jeno, meremat gelas whisky yang ia pegang.

"Sadar-lah! Ini bukan kesalahan Renjun. Semua ini sudah takdir dari Tuhan Jeno! Kau tidak bisa menyalahkan siapapun." Jelas Mark, memberikan pengertian kepada Jeno.

"Takdir apanya? Kalau Renjun tidak menerima perjodohan ini, pernikahan ini tidak mungki terlaksana!" Ucap Jeno yang terus menyalahkan Renjun.

"Kenapa tidak kau sendirk saja yang menolak-nya?" Celetuk pria yang bernama Kang Taehyun, teman dari Jeno juga. Anggota termuda di dalam persahabatan mereka.

"Maksud-mu?"

"Berhenti menyalahkan orang lain! Berhenti menyalahkan Renjun yang tidak menolak perjodohan ini. Kenapa kau terus menyalahkan Renjun yang menerima perjodohan ini? Kenapa tidak kau sendiri saja yang menolak-nya?" Celetuk Taehyun.

"Kau membela perempuan sialan itu?" Geram Jeno.

"Aku tidak membela siapapun. Aku hanya membenci sikap pengecut-mu. Kau bisa saja menolak perjodohan itu bukan? Kenapa kau diam saja dan malah menyalahkan Renjun setelah semua ini terjadi?" Balas Taehyun.

*prank* suara pecahan gelas yang di lempar asal oleh Jeno.

"Kau mengatai-ku pengecut?!" Sentak Jeno yang ingin beranjak menghampiri Taehyun, tapi di tahan oleh Lucas.

"Kalau bukan pengecut, apa namanya? Hanya lelaki pengecut yang lari dari masalah-nya, serta menyalahkan seseorang dari masalah yang ia hadapi dan menyalahkan takdir yang sudah terjadi." Ketus Taehyun yang semakin membuat Lucas meringis, mendengarkan perkataan savage yang keluar dari mulut Taehyun.

Sedangkan Jeno? Ia semakin emosi ketika mendengar ucapan Taehyun yang memojoki dirinya.

"Yak! Kalau kau tidak tau apa-apa? Lebih baik tutup mulut-mu!" Peringat Jeno.

"Ck! Aku memang tidak tau apa yang terjadi di kehidupan-mu ataupun masalah-mu. Tapi yang aku tangkap dari cerita-mu. Kau adalah lelaki pengecut."

"Kau pikir Renjun mau menikah dengan lelaki yang tidak di kenal-nya? Kalau kau mau menyalahkan ini semua? Kau bisa salahkan ke Eomma-mu. Aku yakin kalau Eomma-mu membujuk Renjun untuk menyetujui-nya." Seru Taehyun.

"Dan ya? Jaemin juga sudah di jodohkan oleh pria asal Australia bernama Felix. Jadi, mau kau menikah dengan Renjun atau tidak pun, kau tidak bisa bersama dengan Jaemin." Sambung Taehyyn.

"Jeno, Taehyun? Udah! Kalian jangan bertengkar lagi! Ingat! Ini bukan tempat yang sepi. Kau bisa menganggu kenyamana orang lain di sini." Peringat Mark, memotong Taehyun yang ingin bicara lagi.

"Ck! Memangnya aku sudah selesai. Aku malas menghadapi pria pengecut semacam dia." Final Taehyun lalu pergi meninggalkan Lucas, Mark dan juga Jeno.

"Kalian juga mau pergi?" Ketus Jeno, menatap Mark dan Lucas.

Lucas menggeleng kikuk. "Minuman aku belum habis. Lagi pula kan kau yang membayari ini." Sahut Lucas.

"Dan kau Mark? Kau ingin menceramahi-ku juga?" Tanya Jeno, menatap Mark.

Mark menghela nafasnya kasar lalu menggelengkan kepalanya. "Selagi kau tidak bertindak kasar atau bermain tangan dengan perempuan? Aku tidak akan menceramahi-mu." Jawab Mark, lalu meminum minuman-nya.

CONCILIANTIS - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang