10. Drunk

719 36 1
                                    

Renjun akhirnya membereskan rumahnya terlebih dahulu. Tidak berantakan sih. Yang Renjun lakukan hanya-lah menyapu da mengepel dan mengelap debu-debu yang ada di funiture rumah-nya.

Setelah membersihkan rumah, Renjun langsung bergegas membuat makan malam untuk dirinya dan Jeno makan.

Renjun tidak tau apakah makanan-nya akan di makan atau malah di lempar kayak kemarin. Jeno itu susah di tebak. Jadi, daripada menebak Jeno? Lebih baik Renjun bertindak sendiri.

Renjun tau Jeno pasti akan membenci dirinya setelah menikah. Renjun tidak mem-permasalah-kan itu. Bagi Renjun, itu adalah hal wajar.

Wajar Jeno marah kepada Renjun. Bagaimana tidak marah kalau hubungan yang di bangun selama beberapa tahun tiba-tiba kandas karena perjodohan. Apalagi mereka belum pernah bertemu.

Tapi Renjun juga tidak bisa menyalahkan dirinya sendiri. Sebenarnya Renjun juga tidak mau menerima perjodohan ini, seperti yang kalian tau.

Yang menjadi tugas Renjun saat ini adalah menunggu dan berusaha sekeras mungkin agar Jeno berhenti bersikap dingin kepada-nya, dan berhenti membenci diri-nya.

Ya walaupun Renjun tidak tau harus menunggu berapa lama, tapi Renjun yakin kalau Jeno akan berubah.

Renjun akui kalau Renjun belum memiliki perasaan apapun kepada Jeno. Tapi, Renjun tidak suka tinggal dengan orang yang membenci dirinya. Maka dari itu Renjun berusaha untuk membuat Jeno tidak membenci dirinya.

Renjun juga berusaha membuka hatinya untuk mencintai Jeno. Iya! Dia tidak mau adanya perceraian di dalam pernikahan dia. Jadi, daripada bercerai? Lebih baik dia mencoba untuk membuka hatinya untuk mencintai Jeno.

Apakah alasan Renjun tidak mencintai Jeno, karena dia mempunyai kekasih, maka dari itu dia tidak mencintai Jeno? Iya! Itu salah satu-nya. Renjun sudah memiliki kekasih yang saat ini sedang berada dan tinggal di China, dan alasan lain-nya adalah karena mereka baru beberapa hari bertemu.

Renjun bukan wanita murah yang langsung jatih hati atau menaruh hati-nya kepada seseorang yang baru saja ia temui.

Renjun itu sangat selektif dalam memilih pasangan. Tidak sembarang orang yang bisa menjadi kekasih-nya, dan Renjun itu tipikal yang susah menaruh hatinya kepada orang lain, serta akan sangat setia dan sulit melupakan kalau sudah cinta dan sayang kepada orang itu.

"Cha! Sudah selesai!" Gumam Renjun, menatap makanan yang sudah rapih di atas meja makan.

"Kata Eomma, Jeno sangat suka sashimi. Jadi, aku akan buatkan sashimi. Semoga Jeno makan makanan yang aku buat. Semoga makanan yang aku buat tidak berakhir tragis seperti waktu itu." Seru Renjun di sertai senyuman manisnya.

Renjun pun mulai beranjak dari dapur menuju ruang tamu. Ia berniat untuk menunggu Jeno pulang , dengan handphone yang menjadi teman-nya.

Duduk di atas sofa, lalu mulai memainkan ponsel yang ada di tangan-nya.

Renjun segera membuka aplikasi insta-nya. Berniat untuk melihat berita yang ada di insta-nya. Ketika membuka insta, ada banyak sekali dirrect massage yang masuk ke dalam insta Renjun. Tapi Renjun hiraukan itu semua. Renjun hanya membalas direct massage orang yang dekat saja dengan dirinya, atau orang yang ia kenali. Selebihnya ia akan mendiam-kan itu semua.

Mata Renjun membelalak ketika mrlihat artikel berita yang ada di insta-nya.

Pernikahan Jaemin dan Felix akan terlaksana minggu depan! Pantas saja Jaemin mengajak dirinya untuk bertemu.

Tiba-tiba perasaan Renjun tidak enak ketika pikiran-nya terlintas nama Jeno di sana. Apakah Jeno sudah membaca berita ini?

Renjun terus memikirkan perasaan dan pemikiran Jeno saat ini. Apa yang akan di lakukan Jeno sekarang? Apakah Jeno akan menuduh dirinya kalau dia yang memaksa Jaemin untuk mempercepat pernikahan mereka?

Semoga tidak ada kejadian yang buruk malam ini.

---

Jam sudah menunjuk-kan pukul 1 malam, tapi tanda-tanda kemunculan Jeno belum ada.

Renjun terus menunggu kedatangan Jeno sedari tadi. Entah kenapa ia merasa khawatir.

Apalagi setelah dirinya membaca berita tentang pernikahan Jaemin dan Felix akan di laksanakan minggu depan.

Apakah Jeno belum pulang karena ini? Apakah dia baik-baik saja? Dia tidak melakukan hal yang akan membahayakan dirinya kan? Dan masih banyak lagi pikiran tidak baik yang terus bergentayangan di pikiran Renjun.

Dengan perasaan cemas dan gelisah, serta berharap semoga tidak terjadi sesuatu yang mengerikan kepada Jeno, sang suami, Renjun terus menunggu kedatangan Jeno.

*tok tok tok* ketukan dari pintu utama.

Renjun langsung beranjak dan membukakan pintu utama. Ia yakin kalau yang mengetuk pintu rumah-nya adalah Jeno.

*cklek* Renjun membuka pintu utama dan dirinya langsung di buat terkejut oleh Jeno.

Jeno yang langsung menerjang dirinya dengan sebuah ciuman di bibir, membuat Renjun mematung sejenak sebelum akhirnya ia mencium aroma minuman keras yang tercium di tubuh Jeno. Renjun langsung melepaskan tautan mereka serta tubuh Jenl dari Renjun.

"Jen, kamu mabuk?" Tanya Renjun yang langsung membawa Jeno masuk ke dalam rumah-nya.

Bukan hanya menbawa Renjun ke dalam, Renjun langsung membawa Jeno ke dalam kamar tamu atau kamar yang sering Jeno gunakan.

Membopong Jeno dengan susah payah-nya, lalu menaruh Renjun di atas ranjang berukuran single bed.

Renjun langsung membantu Jeno membuka sepatu yang ia pakai, menyelimuti Jeno, dan ingin bergegas pergi, tapi tangan-nya langsung di tahan oleh Jeno.

Jeno menahan tangan-nya lalu menarik Renjun dalam satu kali hentakan, dan sukses membuat Renjun jatuh ke dalam pelukkan Jeno.

Setelah jatuh, Jeno langsung membalik-kan Renjun dalam satu kali hentakan, membuatnya tidur di atas ranjang, sedangkan Jeno berada di atas Renjun dengan satu tangan sebagai penyangga tubuh Jeno.

Jeno menatap lekat-lekat mata Renjun, membuat hati Renjun berdegup tidak karuan karena pandangan mereka sangat dekat.

Lambat laun wajah Jeno mendekat ke wajah Renjun, menyatukan kedua bibir mereka dalam seperkian detik.

Renjun hanya bisa diam. Ia terlalu dini untuk ini. Jadi, dia hanya bisa diam dan berfikir kenapa Jeno tiba-tiba seperti ini.

Bukan hanya ciuman, lambat laun tangan Jeno bergerak nakal. Renjun semakin bergerak gelisah, ia mendorong Jeno agar berhenti melakukan hal ini.

Tapi bukan-nya jatuh atau menyingkir dari hadapan-nya, Jeno malah menarik ke atas kedua tangan Renjun, dan menahan-nya dengan satu tangan-nya. Jeno juga membuka dasi-nya untuk mengikat tangan Renjun yang tidak bisa diam.

Renjun meringis, merasakan sakit di pergelangan tangan-nya karena ikatan Jeno yang sangat keras. Kakinya yang terus memberontak pun di tindih oleh Jeno agar berhenti memberontak.

"Aku akan membuat kamu jadi milik-ku Nana." Ucap Jeno lalu mulai melakukan aksinya.

CONCILIANTIS - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang