4. Cermin

955 169 40
                                    

Namaku Aland del Adolf, putra mahkota kekaisaran manusia, Adolf.

Aku memiliki kekayaan yang berlimpah, kasih sayang ayahku karena ibuku sudah meninggal setelah melahirkanku, orang-orang yang ramah dan tulus menyayangiku, kekuatan Cahaya  besar yang merupakan ciri khas anggota keluarga kekaisaran, kepandaian yang cukup hebat untuk anak seusiaku, dan  teman bangsawan sebayaku yang baik dan perhatian padaku.

Aku memiliki kekayaan yang berlimpah, kasih sayang ayahku karena ibuku sudah meninggal setelah melahirkanku, orang-orang yang ramah dan tulus menyayangiku, kekuatan Cahaya  besar yang merupakan ciri khas anggota keluarga kekaisaran, kepandaian yan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aland del Adolf

Namun anehnya aku merasa hampa, ya dan aku baru menyadarinya beberapa hari yang lalu..... dan itu adalah kebebasanku.

Sebagai putra mahkota yang akan menjadi kaisar dimasa depan nanti, aku harus bersikap tegas dalam memimpin pasukanku baik dalam pembasmian monster ataupun membantu rakyat disekitar ibu kota, belajar terus menerus hingga penyiksaan secara mental oleh para bangsawan yang mencoba menjadikanku boneka mereka tanpa sepengetahuan ayah dan para warga istana.

Sehingga aku selalu memakai topeng diwajahku, menyembunyikan segala kepedihan dan rasa sakit dibalik topeng senyumku agar mereka tidak khawatir padaku tanpa aku sadari itu malah menciptakkan rantai yang mengekang kebebasanku secara mental

Sampai pada akhirnya sepertinya kami akan mati ditangan para Orc yang seharusnya berank C namun entah mengapa kekuatan mereka setara dengan monster tingkat A seolah-olah ada seseoang yang memberikan kekuatan pada para monster ini...

" Yang mulia, aw— ARGH!!! "

" Kapten!! " teriakku, mencoba menyembuhkan luka pukulan dipunggungnya dengan sihir cahayaku

Grrr... Grrr...
Kieee...kikiki....!!

Para Orc yang tersisa mencoba menghampiri kami dengan membawa pedang berkart dan pentungan bergerigi ditangan mereka, sontak para ksatria yang masih bisa bertahan mencoba melindungiku dibelakang mereka dengan tubuh sempoyongan menahan rasa sakit diseluruh tubuh mereka

" keugh...yang mulia, larilah~ " ucap kapten Fred bergetar menahan rasa sakit dipunggungnya

" Diamlah kapten, luka anda belum sembuh! "

" yang mulia, kami mohon~ pergilah~ para monster itu... hh hah, mereka lebih kuat hah hah dari kami~ argh!! "

" Kapten?!! "

Drap...Drap...Drap...
Kiekie...kikiki...

Langkah mereka semakin mendekat sementara kami yang tersisa hanya bisa bersiaga dengan tubuh penuh luka begini, sudah ada banyak orang yang mati karena tugas pengintaian ini

Drap...Drap...

Kumohon....

Drap...

Siapapun......

Drap.....

Tolong kami...!!!!

REILZ 2 : The Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang