Trang—Tring!
Ssttt...Blast!
Siinnnng—
BAM!Tring—
Sebuah pedang menancab sempurna memantulkan cahaya matahari. Reilz menodongkan pedang ke arah Aland yang terjatuh diatas aula pelatihan.
"Kerja bagus pangeran" puji Rei, mengulurkan tangannya.
" Terima kasih instruktur " menerima uluran tangan sang empu.
" Sampai sini saja pelajaran hari ini, 20 menit lagi anda akan ada kelas sejarah yang mulia "
" Iya iya instruktur. Tak bisakah aku istirahat? " Aland menggerutu sebal. Rei yang mendengarnya pun terkekeh, menepuk kepala si surai pirang.
" Kau akan jadi kaisar yang hebat dimasa depan yang mulia "
" Hmph! Tentu saja, aku hebat! " Membusungkan dadanya bangga.
" Hahaha, kalau begitu sampai jumpa lagi besok yang mulia " menunduk sopan ala bangsawan.
" Hm! Hati-hati instruktur, sampai jumpa! " Ucap Aland pamit meninggalkan Rei sendirian dilapangan.
" Keberadaanya mirip matahari, ceria dan energik. Seperti Adrian " menatap langit cerah membayangkan keluarganya di dunia Asghar.
" Tunggulah aku "
Ia berjalan menyusuri kolidor tak menentu, sesekali menyapa pelayan istana. Ia pun berhenti di taman istana utama, mengistirahatkan tubuhnya dibawah pohon berdaun emas.
Srek...srek..
" Akhirnya aku bisa keluar—eh?! "
"?"" AAAAAAA...!!! " dengan sigap Rei melindungi kedua telinganya dari suara cetar membahana gadis pirang didepannya.
" Si-siapa kau?! " Gadis itu menunjuknya ketakutan.
" Seharusnya saya yang bertanya begitu nona. Anda siapa? Penyusup? " Mengeluarkan sebagian pedangnya mengkilat tajam ditambah auranya seolah mendominasi.
" A-aku bukan penyusup! Na-namaku Athanasia! Athanasia de Adolf! "
' Adolf? Tapi setahuku putra kaisar hanya satu. Apa dia sepupunya? Rambut pirang platinum dan mata biru permatanya mirip kaisar '
" Maafkan atas kesalahan saya nona. Hanya saja saya tidak tau bahwa yang mulia punya putra lain selain putra mahkota. Apa anda sepupunya? " tatapannya semakin tajam, menyelidik gadis 15 tahun didepannya.
" I-iya benar, aku sepupunya! Sepupu jauh! " Gadis itu menjawab tergagap.' mencurigakan '
Ia pun menyarungkan kembali pedangnya, tersenyum ramah.
" Ah maafkan atas ketidaksopanan saya nona. Perkenalkan nama saya Reilz Kagezane, instruktur baru yang mulia putra mahkota. "
KAMU SEDANG MEMBACA
REILZ 2 : The Another World
FantasyDisetiap kehidupan pasti akan ada masalah dan disaat itulah kita diberikan beberapa pilihan. Membunuh atau dibunuh, mana yang akan ia pilih? "Kau menyuruhku untuk membunuhnya? Kau gila!" "Aku tidak menyuruhmu tapi memberimu pilihan." ...