10. Masa lalu

809 118 17
                                    

Pagi telah tiba, 12 februari 1923 kalender felix di istana kekaisaran Adolf.

Membuka mata, aku menatap pemandangan ketiga anak saling berpelukan di samping ranjang penuh kasih.

" emm... Instruktur? "
" Selamat pagi yang mulia. Bagaimana kabarmu? "
" U-urgh..aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu? " meregangkan otot kakunya hingga membangunkan yang lain.

" Aku baik. Kalau begitu saya mandikan dulu tuan muda Ryu dan Sion " berdiri hendak menggendong Ryu tapi tangannya ditahan si pirang.

" Tunggu, kenapa dia harus dimandikan?! Dia sudah besar "

" Tapi dia tidak bisa melihat akibat kutukannya yang mulia, bahkan dia harus di tuntun pelayan ke istana kemarin. Untuk Sion dia masih kecil. Permisi pangeran.

Ayo kalian waktunya mandi "

Mengendong Ryu sementara Sion bertengger di pundakku alam bentuk kucingnya.

" Ya "
" Nya~ "

Aku pun berbalik menuju kamar mandi setelah meminta pelayan membawa baju ganti untuk tuan muda dan Sion. Tanpa menyadari bagaimana wajah penuh ejekan di lontarkan keduanya pada sang  pangeran.

' kasihan~ '

Tak terima di ejek, spontan Aland menghadang mereka.

" Tunggu! Aku juga mau dimandikan olehmu! "

" Eh? Tapi anda kan bisa dengan pelayan lain " menunjuk jejeran pelayan di sisi kamar.

" Tidak mau! Pokoknya kau harus memandikanku juga, tidak boleh menolak! " Aland dengan keras kepala menuntut.

" Haahh... Terserah anda pangeran " memangkunya di tangan lain sebelum melanjutkan perjalanan.

Malangnya nasibku, bukannya tenang. Kini kamar mandi layaknya kapal pecah akibat ketiga anak tak mau diam ini.

" Rasakan ini! " Aland mencipratkan air di kolam ke arah Ryu dibalas hal sama sang empu.

" Kau menantangku?! Splast! "

" Gyahaha!!! Main air! " Sion melompat ke kolam hingga air nya menyiprat kemana-mana, termasuk ke wajahku.

Byurrr...

"........"

' apa aku ini? Babysister? Kenapa pekerjaanku jadi melenceng begini?! Aku mau pensiuuunnnn! ' 

***

Setelah 'mandi kecil', aku juga harus menandani mereka yang berebut ingin di dandani olehku.

" Instruktur, menurutmu lebih baik baju putih atau hitam? "
" Putih saja yang mulia "

" Butler bodoh, cepat pakaikan pita dasi ini! "
" Baik tuan muda "

" Kenapa gak ada kancingnya nya~ "
" Sion, bajumu terbalik "

***

' aku lelah... ' rutukku tepar di sofa dengan jiwa imajiner keluar dari mulut.

" Tuan instruktur, kau baik-baik saja? " Tanya salah satu pelayan putra mahkota melihatku kasihan.

" Yaaa... " Melambaikan tangan lemas.

" Tuan, yang mulia kaisar meminta putra mahkota dan yang lainnya untuk sarapan bersama " pelayan lain menyahut.

" Baiklah... Hup!

Semuanya, yang mulia kaisar meminta kehadiran kita untuk sarapan bersama hari ini "

" Baiklah/hmm/oke nya~ " menghampiri minta gandengan tangan menuju tempat makan.

REILZ 2 : The Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang