Hari-Hari Hukuman

1.9K 293 27
                                    

💓






seminggu sudah berjalan hukuman yang diberlakukan untuk si bungsu renjana. yang berarti ; tepat seminggu juga jean selalu diawasi oleh para guardian angel gadungan--- para saudaranya.

dimulai dari pergi sampai pulang sekolah selalu diantar jemput oleh para renjana yang lain, lalu menghabiskan banyak waktu di rumah saja tanpa ditemani oleh ponsel kesayangannya. sungguh, ia bosan. kesal. sedih. marah. ingin mampus.

rasanya ia jadi tambah nolep saja.

tiap ingin berhubungan dengan teman-temannya--- seperti membahas tugas, atau hal-hal lain yang sekiranya bisa dilakukan lewat telepon, ia hanya boleh memakai ponsel para kakaknya.

itu pun tak lama.

begitu juga ketika menunggu untuk dijemput. ia tak akan pulang atau pergi ke mana pun, kalau bukan bersama para kakaknya. atau minimal bersama para kekasih dari kakak-kakaknya.

menjengkelkan sekali, bukan?

ingin ia akui, dirinya jadi sangat sensitif akhir-akhir ini. hal-hal kecil di sekitarnya selalu berhasil memancing emosi dan membuatnya terus mengomel tanpa henti.

contohnya seperti sekarang ini.

"aish, bantal siapa sih bau iler gini?" pekiknya kesal, kala hidung mancungnya menangkap bau tak enak dari benda empuk tadi. dengan kesal ia lemparkan guling miliknya ke sembarang arah.

lalu setelahnya, tubuhnya ikut bergerak ke sana kemari gontai. bingung melanda, gak tau lagi harus ngapain.


"ini juga kenapa dah gatel banget?" digaruknya penuh dendam kaki dan tangannya yang gatal tanpa alasan-- menimbulkan ruam merah cukup jelas. "gak dicuci seminggu apa gimana dah ini sepre?!"

sepersekian detik kemudian, pembungkus kasur berpola abstrak tersebut sudah tergeletak tak beraturan di lantai berubin putih kamarnya.

mungkin kalau ada yang berani ngerecokin agenda ke-enggak jelasannya itu, bakalan dilelep kali palanya sama jean. sensi banget soalnya.

"huh, jual doraemon ori di mana yah? wtb in rush banget huhuhu", keluhnya dengan mimik sedih.

tubuhnya kemudian diposisikan horizontal membentang sepanjang kasur king size miliknya, membentuk sebuah bintang besar dengan kedua kaki tergantung di sisi lain tempat tidur.

"tapi seriusan deh, gue jadi nobita juga gak masalah sih". celotehnya lagi, teringat akan salah satu karakter dalam cartoon kesukaannya itu.

pikirnya pasti amat menyenangkan jika punya teman seperti si doraemon.

"asik banget gak tuh minjem peralatan dari kantong ajaibnya itu kucing biru. mau minta pintu ke mana aja deh gue ..."

"atau apa deh tuh namanya? tongkat pengambil barang bukan sih?" monolognya bingung. "au ah, pokonya mau banget buat nyolong hp gue dari kak ji".

dalam ruang minimalis itu, ia sibuk sendiri. mulutnya terus berkomat-kamit tanpa henti. mengucapkan satu demi satu keinginan juga khayalan-khayalan aneh, sampai kesadarannya mulai berkurang dan sepenuhnya jatuh tertidur.

kasihan banget.






💓






"jeje ..." tepukan halus diberikan pada pipi yang lebih muda. membuat yang tengah terlelap damai menggeram kecil. "hummm?"

manik mata bak serigala itu terbuka perlahan, demi mendapati presensi kekasih mungil sang aa yang tengah tersenyum lucu-- kak mario!

"bangun gih, udah sore". ucapnya lembut, merapikan rambut si bungsu renjana yang acak adul bak singa jantan.

manik serigala itu melirik sebentar ke arah jendela kamarnya. hitam nampak mendominasi, tanda tidur siangnya sudah sangat lama.

danggg!

"hnggg, kakak dari kapan?" digaruknya pipi kirinya pelan. bertingkah laku khas, layaknya orang yang baru bangun tidur.

yang lebih tua lantas bangun dari duduknya, "sejam yang lalu mungkin?"

jean hanya ber-oh ria, masih berusaha mengumpulkan setengah myawanya yang belum kembali.

netranya mengawasi pergerakan sang kakak ipar, yang kelihatan mulai meng-scanning tiap sudut kamar minimalisnya.

ada banyak barang tergeletak sia-sia di seluruh penjuru kamar. membuat pemuda pradipta itu menggeleng pelan.

"kakak masak cumi hitam favorit-mu loh je", celetuk mario tanpa melihat ke arah si bungsu renjana. "ada chicken skewers juga, sama soup kentang kaya biasa".

binar mata si bungsu tidak bisa disembunyikan lagi. "beneran, kak?"

"he'em-- bener," responnya berbalik menatap sang adik ipar yang ternyata sudah terduduk tegak. "tapi ada syaratnya".

jean spontan mengernyit, "apaan?"

senyum tipis terbersit di wajah manis mario. "beresin dulu nih, kamar kamu! kaya kandang babi tau gak?"

bukannya segera bergegas, jean malah kembali membaringkan tubuhnya gak santai. sebab baru bangun tidur, rasa malasnya jadi berkali-kali lipat. sudah begitu langsung disuruh buat gerak, bisa pusing kepalanya nanti.

"aaaaa--- gak mauuuu," rengeknya tidak ingin. dipunggungilah sosok sang kakak ipar, bermaksud untuk menolak.

"buruan bangun, atau makanannya kakak kasih aa semua". untuk urusan bujuk membujuk, bukan hanya para saudara kandungnya yang bisa. jajaran kakak ipar manisnya itu pun tak kalah pro, jangan diragukan!

pemuda bongsor yang terbaring membelakanginya langsung bangun dengan tergesa-gesa. "ih, jangan gitu dong kak! a'a makannya gede, nanti aku gak kebagian!"

mendengar protes yang terlontar, mario jadi terkikik geli. "ya makanya buru beresin kamar-mu!"

jean mendengus pelan. "iya-iya! tapi dibantuin kan, kak?"

"iya," sahut mario-- mulai bergerak membereskan kekacauan yang disebabkan si pemilik kamar.

meski begitu, otaknya jadi sibuk sendiri. tidak habis pikir ia, kenapa kelakuan sang kekasih dan adiknya ini sebelas dua belas.

sudah tukang rusuh, jorok, mager pula--- duh. perpaduan yang cukup buat dia lelah sendiri.

untung pada cakep.






💓








mohon bersabar, hjw-nya masih lama. tengkiyu.

kekang [ ft hajeongwoo ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang