"Suki da yo, Iwa-chan."
Oikawa, pemuda yang jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Ia tak mengerti kenapa dirinya bisa mencintai Iwaizumi, Ia tahu bahwa hubungan mereka hanya sebagai teman, tidak lebih. Iwaizumi sendiri hanya menganggap Oikawa sebag...
Angin berhembus kencang menelisik helai rambut dan menggelitik kulit, membuat keringat menjadi Terserap dan rasa sejuk seketika menerpa.
Oikawa mengalungkan lengannya ke pinggang pemuda di depannya sambil menyenderkan kepalanya dipundak besar itu.
Iwaizumi tersenyum tipis saat lengan Oikawa berpengangan erat ke pinggangnya. Motor ninja dengan merk Kawasaki melaju kencang ke rumah yang akan mereka tuju, rumah Oikawa.
Fyi emaknya Oik udah pulang duluan pas di bandara bareng makki matsun, katanya biarin aja Oikawa pulbar iwa diboncengin.
"Iwa-chan, dingin."
Iwaizumi mencuri pandang sekilas dari balik helmnya sebelum akhirnya tangan yang tak memegang gas motor, alias tangan kirinya Ia tumpu di kedua tangan Oikawa yang sedang memeluknya erat.
Ia mengelus pelan jari-jari lentik Oikawa. Memberi afeksi lembut dengan mengusap-usap ibu jarinya ke tangan Oikawa.
Dengan begitu pemuda di belakangnya makin menyenderkan kepalanya pada bahu besar Iwaizumi.
Jujur tadinya Oikawa menolak menaiki motor ninja karena takut jatuh. Namun akhirnya mau juga karena Iwaizumi meyakinkannya. Awalnya malah Oikawa tak percaya kalau pacarnya itu bisa membawa motor ninja.
Tapi sekarang Oikawa tarik kata-katanya karena ternyata naik motor ninja sambil di boncengin pacar itu enak. Apalagi sambil meluk dari belakang.
Yang jomblo gausah iri. Tapi santai, author juga jomblo kok awowkwok
Sayang, kebahagiaan itu harus hilang saat Iwaizumi berhenti dan memarkirkan motornya di sebuah rumah yang tak asing, rumah Oikawa.
"Tooru, turun kita udah sampe."
Oikawa melepas pelukannya dengan enggan, lalu turun disusul dengan Iwaizumi yang turun dan menstandarkan motor ninjanya.
"Ayo masuk."
♤♤♤
Suasana rumah ramai dan berisik. Banyak keluarga yang datang menyambutnya. Bahkan Ia lebih terkejut lagi saat kedua orang tua Hajime juga ada disana menyambut kedatangannya.
Tapi.. Masa iya hanya untuk menyambut Oikawa sampai keduanya datang?
Oikawa coba berfikir positif tapi tetap banyak pertanyaan dalam dirinya.
"Tooru-chan! Walah kamu sudah besar ya! Omedetou karena berhasil jadi pemain voli terkenal ya!" Suara itu berasal dari Ibu Hajime, Ia mengelus acak surai Oikawa sambil tersenyum bangga.
"Eh... Hehe, makasih tante.." Balas Oikawa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Oikawa selalu sopan di depan orang tuanya Hajime, tapi kalo sama Hajime nya.. Ya begitulah.
"Nah karena kalian baru sampai mending pada bersih-bersih dulu gih, eh.. Jam berapa ya sekarang?" Ibunya Hajime menengok ke dinding dan waktu menunjukkan pukul 3 sore. "Nah masih jam 3." Lanjutnya.
Mereka hanya manggut-manggut menuruti lalu pergi kebelakang bersama untuk mandi.
Gak mandi berdua ye, awas aja pikirannya pada kotor.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tooru."
Oikawa menoleh, mendapati pacarnya yang berdiri di belakang nya dengan tangan yang disembunyikan dibalik punggungnya.
Sesaat kemudian Iwaizumi berdiri disebelahnya, ikut melihat matahari di teras rumah yang mulai terlihat turun dari singgasananya.
Oikawa menaikkan alis saat dilihatnya Iwaizumi hanya berdiam diri. "Kenapa Iwa-chan?"
Iwaizumi terdiam sejenak dengan gestur canggung menyampingkan badan kearahnya. Lalu Ia menyodorkan sebuah kantong kertas besar yang sedari tadi disembunyikan di balik punggungnya.
"Nih, aku belikan untukmu. Eh.. Lebih tepatnya oleh-oleh dariku."
Mata Oikawa melebar beberapa saat sebelum akhirnya menerima kantong yang ketika Ia intip isinya adalah milkbread berbagai macam rasa sampai segepok.
"WOAH.. Sugoii!" Oikawa mengacak isi kantong tersebut, matanya sibuk melihat roti yang tiap buah nya berbeda rasa. Tangannya memilah dengan teliti roti mana yang akan Ia makan duluan.
"Inikan milkbread yang langka! Rasa pistachio, wah bahkan ada cocoa red velvet juga? Keren!"
Gausah di search ya rasa milkbread nya soalnya author cuma ngarang hehe.
Melihat reaksi Oikawa yang antusias membuat Iwaizumi tersenyum lega. Syukurlah Oikawa menerima nya.
"Eh tapi tunggu dulu, ini oleh-oleh? Mou, iwa-chan. Harusnya aku tau yang belikan oleh-oleh untukmu!" Oikawa menggembungkan pipinya.
"Oh iya! Aku baru inget kalo beli souvenir buat iwa-chan. Tunggu sini ya, aku ambil dulu."
Iwaizumi mengangguk pelan saat Oikawa sudah lari ngibrit masuk ke dalam. Ia hanya menengok ke langit yang mulai menampakkan cahaya oranye sore.
Ia menengok sebentar kedalam, melihat Oikawa di ruang tengah sedang mengacak tas sportnya. Iwaizumi menerka-nerka kira-kira apa yang akan Oikawa berikan padanya.
"Ah, ketemu!"
Oikawa berlari menuju Iwaizumi yang tengah memperhatikannya. Dengan senyum lebar Ia menyembunyikan oleh-oleh dibalik punggungnya.
"Tadaa!"
Oikawa menampakkan kedua tangannya yang memegang kotak kaca yang di dalamnya terdapat sebuah figur godzilla dengan tulisan kertas 'limited edition' disamping figur tersebut.
Jangan kasih tau Iwa harga figurnya sekitar 3 jeti.
Iwaizumi tak memperlihatkan reaksi apapun melihat oleh-olehnya. Tapi dari bagaimana matanya berbinar cukup membuat Oikawa tahu kalau pacarnya itu senang dengan souvenirnya.
Kotak kaca bening tersebut baru saja akan diberikan namun tak jadi saat Iwaizumi tiba-tiba mengecup samar bibir Oikawa.
"Makasih, Tooru."
Wajah Oikawa memanas, apa-apa dengan sikap LAKIK itu?!
Belum sempat menjawab, Iwaizumi kembali menautkan bibirnya dengan milik Oikawa. Kali ini lebih menuntut.
Oikawa hanya dapat mengeratkan dua tangannya memeluk kotak kaca sementara Iwaizumi merengkuhnya dengan satu tangan menekan kepalanya. Mata mereka tertutup karena malu dan senang secara bersamaan.
Tapi belum lama, Iwaizumi tiba-tiba melepas pagutan mereka sambil menatap lurus ke depannya. Oikawa yang terheran menatap pacarnya bingung dan ikut menoleh untuk beberapa saat. Matanya melebar, betapa terkejutnya Ia mendapati sepupunya Takeru melihat mereka berdua macam orang kena ciduk.
"Takeru-"
"MAHH KAK TOORU CIUMAN SAMA KAK IWA!!"
Takeru berlari masuk ke dalam rumah dan menghilang dengan suara menggema yang semakin meredup intonasinya. Sedangkan para pelaku buru-buru membuat jarak diantara mereka. Yang dominan berdehem canggung, yang submissive lagi menutup wajahnya dengan tangan.
"Uhm-"
"Umm-"
Mereka saling bertukar pandang, meski canggung pada akhirnya mereka berdua tertawa lepas.