Rasa-rasanya, kamu ialah senja paling indah yang saya nanti untuk meredup menjadi gelap, Griz.
Kadang pula, saya merasa kamu itu hujan paling tenang yang siap saya hentikan karena dinginmu terlalu menghanyutkan.Dan pemikiran itu hanya datang sekali-dua kali ketika saya merenung akan dirimu yang begitu tiba-tiba membuat jatuh hati tapi menetap begitu lama.
Harusnya nggak sekeliru ini. Harusnya memang saya pulang, tidak menikmati senja itu. Harusnya saya tidur saja, Griz. Harusnya saya tidak merasa nyaman pada hujan yang ternyata membuat saya sebegini egoisnya.
Saya berhenti;
Sejanak melupakanmu.
Sejenak berotasi pada namamu.
Sejenak bernapas tanpa ingatan akan dirimu.
Sejenak saja bersama mentari siang tanpa hujan dikala senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
G R I Z
RandomIsi segala susah-susah dikepala tersusun dalam nama; Griz. Pemilik tapak kaki paling ku ingat nyaringnya di kelas.