Chapter-10 Tantangan

283 44 11
                                    

Empat orang misterius berdiri di sebuah bukit tinggi memandang desa kecil yang seperti biasa banyak orang lalu lalang.

Angin yang berhembus menerbangkan tudung jubah mereka, sehingga menampakkan masing - masing wajah yang tampan sedang melihat pemukiman desa dari kejauhan di atas bukit.

Salah satu dari mereka melangkah dan melihat ke arah tiga rekannya yang masih diam di tempat.

"Ada apa? Ayo kita turun! Aura Blakon Lily sepertinya ada disana!"

"Aku tidak ingin ikut, kalian saja sana.  Aku jalan - jalan disini dan mengawasi dari luar."

Seseorang yang memiliki tubuh mungil dan tampan itu berjalan menjauh dari tiga temannya.

Akhirnya, mereka bertiga yang menuruni bukit dan mencari benda yang dimaksud.

"Aku harap ada hal seru!" gumam Kun di sela - sela keheningan yang terjadi dalam perjalanan.

___________________

Saat ini para Slayer berkumpul di sebuah ruangan. Setelah beristirahat selama satu minggu, kini nampaknya mereka dipanggil untuk misi berikutnya.

Beberapa menit kemudian, Taeil bersama dua asistennya datang membawa peta untuk ditunjukan pada Slayer.

"Apa misi kita kali ini?" tanya Taeyong sembari memainkan pisau cahayanya akibat bosan menunggu sedari tadi.

"Membantai desa? Membunuh pengganggu? Atau apa katakan!" timpal Doyoung yang tidak sabar.

Taeil merentangkan peta ukuran 50 cm x 40 cm. Lalu ia menunjuk sebuah tanda silang yang menunjukkan tempat yang akan dituju.

"Misi kalian adalah penyergapan. Menurut mata - mata, pergerakan organisasi misterius itu terlihat di tempat ini 5 hari terakhir. Aku menduga kalau disana ada Blakon Lily. Kalian harus mendapatkannya apapun yang terjadi."

Doyoung menghela nafas. Ia nampak kecewa dengan misi yang diberikan melenceng dari harapannya.

"Apaan itu coba? Apa tuan Temai mengetahui misi ini dan meminta izinnya? Kami ini bukan orang yang menjalankan misi seperti itu, kami dilatih untuk membunuh penghalang negara kita, bukan begitu?"

Lagi - lagi ekpresi itu kembali terlihat jelas di wajah Taeil setelah mendengar perkataan Doyoung.

"T-tentu aku sudah mengantongi izin darinya, apa kau kira aku melanggar posisi yang diberikan beliau padaku?"

Doyoung menyipitkan matanya menatap Taeil yang terkekeh memberikan jawabannya. Taeil menelan ludahnya karena ketakutan, itu karena hanya Doyoung yang berani mengatakan hal itu.

"Baiklah, ini terakhir kalinya!"

Taeil menghela nafas lega. Untung saja, Doyoung tidak menuduh Taeil sembarangan lagi.

Kemudian Jungwoo mengambil peta itu dan segera berangkat menuju sebuah desa yang dimaksud untuk menyergap anggota organisasi yang mengumpulkan Blakon Lily.

Samar - samar terlihat lima orang berjubah tiba di depan gerbang desa. Setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya mereka tiba di desa yang dimaksud untuk menyergap organisasi gelap yang belum diketahui tujuannya.

Jungwoo berjalan lebih dulu untuk menghampiri seorang penjaga yang tertidur di depan gerbang. Untuk masuk ke dalam, sudah tentu mereka perlu izin sebelum masuk ke dalam.

Anehnya, penjaga itu masih duduk bersandar dengan kepala menunduk. Jungwoo berulang kali memanggil untuk meminta izin masuk ke dalam desa.

Tidak mendapat jawaban, Jungwoo pun menepuk bahu penjaga itu dan beberapa kali menggoyangkan tubuh kekar penjaga itu. Merasa janggal karena tak kunjung sadarkan diri, akhirnya Jungwoo memeriksa nadi penjaga itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The SlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang