Chapter-03 Pembunuh Misterius

341 64 5
                                    

Hari semakin terik, tepat ketika mentari bergerak ke arah barat. The Slayer telah tiba di negeri kecil yang lusuh dan kotor. Mereka masuk ke negeri itu tanpa adanya pemeriksaan. Sepertinya, tingkat keamanan disini cukup rendah.

Mereka melintasi jalan kecil dengan banyak tempat berjualan di tepi jalanan. Semua orang disana nampak lusuh dan kusut. Anehnya,  hanya sedikit orang yang berjualan disana.

Selain itu, tidak ada satupun yang menjaga negeri ini. Seharusnya, setiap negeri di perbatasan pasti memiliki keamanan yang cukup ketat. Namun tidak dengan negeri itu. Mungkin, inilah negeri yang sama sekali tidak mengenal aturan.

“Dimana tempat perjanjiannya?” tanya Mark seperti biasa dengan menunjukan eskpresi dingin dan datarnya.

“Menurut laporan misi ini, tempatnya ada di ujung pasar ini,” jawab Jungwoo.

Mereka melanjutkan perjalanan ke kastil. Hal itu memang sangat mudah untuk diselesaikan. Terlebih lagi, keamanan di kota ini yang merupakan jantung dari negeri asap tidak dijaga ketat sama sekali. Namun firasat Mark berbeda, seakan ads yang aneh dari negeri itu.

Ketika mereka sampai di deoan kastil, rupanya bukan hanya di perbatasan. Kastil itu juga tidak dijaga sama sekali. Bukankah aneh?

“Ayo masuk!” ajak Doyoung.

Bola mata Mark bergerak dan menatap sebelah kastil itu. Mark tidak yakin firasatnya benar atau tidak. Tetapi yang pasti ada keganjalan dari kastil itu.

“Ada apa Mark?” tanya Taeyong.

“Tidakkah kalian merasa aneh?” ucap Mark.

“Ah! Iya, dari tadi aku juga merasakannya. Tapi tidak terlalu aneh bagiku,” timpal Jungwoo.

“Tapi aku bisa merasakan ada tumpahan darah,” ucap Jaehyun dingin. Dua boneka yang ada di belakang Jaehyun pun merasakan hal yang sama. Jaehyun selalu menyimpan boneka perangnya dalam mode kecil jika tidak digunakan agar memudahkannya menyimpannya dalam tasnya.

“Tetaplah waspada!” Mark melangkah maju menaiki tangga disusul oleh empat rekannya.

Kini pintu kastil berada tepat di depan mata mereka. Taeyong membuka pintu, ternyata tidak ada ancaman di dalam kastil itu. Mereka masuk ke dalam kastil dan berada di ruang penyambutan tamu.

Mereka melihat sekitar. Bola mata mereka sibuk melihat – lihat isi di dalam ruangan tersebut. Hal itu tidak bisa mereka bayangkan, ketika melihat seisi ruangan yanh dipenuhi barang antik zaman dulu.

Lalu mereka beranjak ke ruang tahta. Jaehyun mulai benar – benar merasakannya. Bukan lagi perasaannya melainkan sudah pasti. Ada sesuatu dibalik pintu ruangan tahta itu.

“Nyawa yang hilang,” ucap Jaehyun ketika melihat pot jatuh di dekat pintu masuk ruangan tahta.

Mereka mendekat dan membuka pintu. Tidak ada yang aneh. Terlihat Raja pemimpin negeri kecil itu duduk di kursi tahta dengan tangan kanannya yang memegang dada. Selain itu, ia juga nampak menunduk. Mereka bisa menghela nafas lega, setelah mengetahui kecurigaan mereka hilang.

“Apa tujuan anda memanggil kami?” tanya Jungwoo sebagai perwakilan pembicara.

Tidak ada jawaban dari sang raja. Ia masih tetap diam. Mungkinkah ia tertidur?

The SlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang