Sudah beberapa hari dita bekerja diperusahaan Neo Culture Techonology, kian hari dirinya semakin akrab dg patner kerjanya, yah mereka ibarat keluarga kedua dalam hidupnya.
Dita menatap layar komputernya, fokus dengan beberapa file yang digarapnya itu, sedang beberapa patner kerjanya juga melakukan hal yg sama dengan dirinya. Jam yang menempel didinding ruangannya, sekalipun tak pernah lelah memutar jarumnya. Hingga saat ini jarum itu mengarah pda angka 12 yang berarti menandakan jam istirahat makan siang.
Jungwoo berpamit kepada para anggotanya sekaligus menawari mereka untuk makan bersama dikantin, namun hanya dita yang ikut makan bersama denganya sedang yg lainnya nampak sudah membawa bekal masing-masing.
Keduanya berjalan menuju kantin kantor perusahaan. Sesampainya disana lngnsg saja mereka memesan makanan untuk disantapnya. Tanpa menunggu lama pesanan itu sudah tersaji diatas meja, keduanya lalu menyantap makanan dengan penuh kenikmatan, tak lupa juga mereka selingi acara makan siangnya itu dengan gelak tawa keduanya.
"Bagaimana dita, apa sungguh menyenangkan kerja disini" tanya jungwoo tiba-tiba.
Mulut dita masih sibuk mengunyah makanannya, sehingga ia hanya menjawabnya dg beberapa anggukan.
"Hemm, asik jga kerja disini" dita menjawabnya dg susah payah sebelum makanan yg ada dimulutnya itu benar-benar tertelan.
Keduanya telah menyelesaikan agenda makan siang mereka, lalu melesat menaiki lift menuju lantai ruang kerja mereka.
Sedetik sebelum pintu lift itu menutup, terlihat tangan seorang yang mencoba membukanya kembali menahan pintu lift itu agar dapat terbuka.
"Siang, pak" sapa mereka berdua.
"Ahh, ya siang jga" taeyong bailk menyapa. Iya dia adalah bos direktur diperusahaan Neo Culture Technology.
Sekarang posisi mereka berada dibelakang bosnya. Suasana begitu hening, hingga tiba-tiba gelang yg dipakai oleh dita terlepas dari tangannya. Sesaat kemudian dita mengambil gelangnya itu, tanpa ragu ia membungkuk mengambil gelangnya. Namun, blom sempat dita mebungkuk sempurna, terjadi suatu kejadian yg membuatnya begitu schok.
"Creegghh...cregghh"
"Shitt, robek" umpat dita dalam hati.
Sejurus kemudian jungwoo dan bosnya menoleh kearah dita, membuat dita malu tak terukur.
Dita yg ditatap oleh kedua pria itu sibuk menutupi roknya yg robek, ia lupa bhawa rok yg dipakainya hari ini tlah robek sedikit namun belum sempat ia benahii. Untung saja bosnya sudah tak memperdulikan dirinya lgi, namun kali ini tatapan jungwoo seakan berbicara pda dita. Lalu tanpa ragu dita bicara secara berbisik pda jungwoo.
"Jungwooahh, boleh pinjan jasmuu" tanyanya.
Jungwoo mencoba menahan tawa, antara kasihan dan lucu akhirnya jungwoo meminjamkan jasnya kepada dita.
"Husst, diamlahh" racau dita. Ia sungguh malu dg kejadian ini.
"Tingg" suara lift itu terdengar jelas, untung saja dita tak perlu lama-lama lgi didalam lift itu, ia rasa sudah habis rasa malunya sekarang. Namun, akhirnya ia kembali menyetok rasa malu tersebut sesaat sebelum ia keluar dari lift itu, ternyata bosnya diam-diam memperhatikannya.
"Kuharap kalian lebih memperhatikan lgi baju yg akan kalian kenakan saat akan pergi ke kantor" tegur bosnya.
"Ahh, nee bos direktur maafkan kelalain saya" ucapnya sambil membungkukkan badan.
********
"Jungwwoooaahhh" dita berteriak maluu.
"Waee...waee" jungwoo masih terbahak-bahak mengingat kejadian tadi, bagaimana bisa rok dita robek dengan begitu mudahnya.
"Mau ditaruu mana mukaku ini" gerutu dita.
"Dimana-mana boleh, asal jgn didepan bos" jawab jungwoo yg semakin terbahak-bahak.
Haaa....gimana ceritanya, maaf ya klo ga ngefeel. Jgn lupa vote and komen, terima kasih banyak🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
My boss
Fiksi RemajaMenjadi anak sulung dari seorang single parents membuat dita menjadi anak yg mandiri dan pekerja keras. Dita membantu mamanya untuk membiayai hidupnya dan ketiga adiknya. Yah meskipun bisa dibilang salah satu adiknya sudah bekerja, namun tak bisa di...