Mingyu

445 95 6
                                    

Tak terasa, banyaknya cucian yg seperti gunung itu telah ditebas tuntas oleh dita, sedang bajunya yang basah kuyup ia biarkan begitu saja dan memilih memeriksa mingyu yg sedari tadi tak kunjung pulang ke rumah.

Derap kaki mendecit dilantai, menyuarakan langkah yang terdengar oleh dita. Perkiraanya kali ini benar, ternyata adiknya itu baru saja pulang. Ia tak tahu tepat dari mana adiknya, tpi ia sangat yakin bahwa adiknya itu pasti telah melakukan agenda malam sebagai seorang remaja, tentu saja agenda itu adalah ngedate with girl friend.

Dita perlahan membuka suara, suaranya melembut takut org yg dihadapannya itu merasa tersinggung.

"Baru pulang ya??" Tanyanya hati-hati.

"Hemm" jawaban singkat  mingyu.

Dita kembali melanjutkan percakapannya, mengambil oksigen lalu menghempasnya pelan.

"Apa kau baru selesai kencan??" dita menanyakan hal itu penuh dg was-was, takut kalau-kalau adiknya akan tersinggung atas pertanyannya.

"Bukan" jawab mingyu singkat.

"Mingyu" ucap dita.

"Aq tau kau berbohong, nuna harap kau bisa mengerti kondisi kita sekarang, simpan uangmu dg baik tak perlu berfoya-foya, cukup sederhana saja ya" petuah dita pda adiknya.

Mingyu mengepalkan tangannya wajahnya merah padam, dengan nafas memburu ia membuka suara.

"Apa urusannya denganmu nuna, eomma saja tak pernah melarangkuu"

"Owwh apa nuna iri denganku , karena aq bebas melakukan apapun yang ku mau dengan uangku sendiri, sedangkan nuna, nuna harus membantu keuangan eomma utk membiayai hidup kami dan juga melunasi hutang kedai yg masih menunggak" sarkas mingyu.

Sesak memenuhi rongga dada dita, sebisa mungkin ia menyembunyikan sakit hati yg ia rasakan, pelan lirihan suaranya.

"Maaf mingyu, memang tak seharusnya nuna berkata begitu pdamu, maaf juga karena lancang menganggapmu sebagai tanggung jawabku" jawabnya dengan suara parau.

Dita melangkah lemas menuju persinggahan lelapnya, masih tak menduga tentang jawaban mingyu tadi. Antara merasa bersalah dan kecewa bercampur menjadi satu dalam hatinya. Entahlah saat ini merehatkan badannya jauh lebih penting fikirnya.

Cepat dita mengganti bajunya, setelahnya ia menatap langit kamar merebahkan badannya pada kasur empuk nan lembut, perkataan mingyu tdi masih saja memenuhi fikirnya, namun lambat laun kantuk mengalahkan segalanya membawanya pergi ke alam mimpi.

******

Pagi sekali dita sudah berangkat ke kantor, mengejar waktu untuk  menyelesaikan berkas yg masih tersisa kemarin.

"Pagii pak, ini ada sedikit kue" sapanya lantas memberikan kue kering kpda satpam kantor.

"Wahh makasih banyak bu"

"Dimakan ya pak, saya sendiri yg buat" tambahnya, lalu ia melesat pergi menuju ruangannya.

*****

"Aaaa....apa nih" dita menjerit merasa ada sesuatu yg didudukinya.

"Omo omoo...es krimku.." teriak jinny tak kalah lantang.

Kesialan menghampiri dita lgi, bagaimana bisa ia menduduki es krim jinny. Sungguh saat sebelum menduduki kursi tdi, ia benar-benar tak melihat apapun dikursi itu.

"Mianhe eonni, ku kira tdi kau tak berniat duduk, jdi ku letakan es krim itu sebentar diatas kursi" ucap jinny merasa bersalah.

"Ah ne, tak apa aq membawa celana ganti"

"Denise ku pinjam lgi ya celanamu" izinnya pda denise.

"Oh iya eonni, pakailah sesukamu hahaha" jawab denise mengejek.

Mau bagaimana lgi celana yg seharusnya ia kembalikan, malah ia pakai lgi kali ini. Lalu dita mencuci roknya dan berniat menjemurnya dirooftop kantor. Ia mengedarkan pandangannya mencari jinny diruangan.

"Jinny mana?? Mau gw suruh anter ke rooftop nih" tanya dita pda denise.

"Jinny eonni sedang ke kantin, klo aq antar saja gmana eonni??" Tawar denise.

"Ya sudah klo begituu, cuss" ucap dita.

Dita dan denise keduanya melangkah cepat menapaki tangga, namun tanpa ia sadari bahwa kesialan akan menjemput mereka  hari ini. Baru saja dita sampai diatas rooftop, ia mendapati dua orang yg sedang berduaan entah apa yg dilakukan oleh mereka berdua, namun dita yakin sekali bahwa salah seorang itu adalah bosnya. Dita berniat mengajak denise untuk balik haluan, tetapi penglihatan  seorang wanita yg bersama bosnya itu menghentikan langkahnya.

"Heeiii, siapa dia" ucap wanita itu.

"Siapa??" Taeyong mengarahkan matanya pda arah yg dituju oleh wanita yg bersamanya.

"Kauu berdua ke sini" perintah taeyong pda dita dan denise.

Terlampau sial dita hari ini, bagaimana bisa kesialan terus saja menghampirinya. Apa ia harus mengganti namanya atau mengganti hari ulang tahunnya mungkin, barangkali saja sial itu akan hilang darinya, fikirnya begitu. Lalu dengan terpaksa keduanya menghampiri bosnya, berharap semoga saja tak akan ada hal yg akan membuat mereka berdua semakin sial hari ini.











Enjoyy gaess, maaf baru update semoga suka, maaf jga klo ga ngefeel. Jgn lupa vote dan komen ya, trima kasih🤗

My bossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang