Uang Sewa Kedai

166 42 7
                                        

"Ditaa....Ditaa..."
"Bangun nak, bantuin eomma masak"

"Aahhhh...iya ma, Dita udah bangun"

Dengan langkah gontai dita mengampiri eommanya didapur, namun terlebih dahulu ia membasuh wajahnya diwastafael dapur.

"Ihh jorok banget kamu dit, kalau mau basuh muka dikamar mandi sana, ini kok diwastafel dapur"

"Biarin gpp ma, dita males ke kamar mandi"

"Kelakukan anak muda alasannya pastii maless, ini bantu mama potong wortel"

"Siyapp eomma"

"Nanti kalau sudah potong wortel, tolong buatin telor mata sapi satu ya"
"Terus habis itu terserah deh kamu mau ngapain, eomma mau nyiapin barang-barang buat dibawa ke kafe"

"Oke eomma, kalau butuh bantuan panggil Dita aja"

Begitulah Dita, bila dengan eommanya ia akan cenderung bersifat kekanak-kanakan. Berbanding terbalik, jika ia bersama dengan adik-adiknya.

Dita dengan segera melakukan tugas yang diminta oleh mamanya, tak sampai 30 menit ia telah memberaskan semua tugasnya. Kini ia bersiap untuk bersih diri, Dit terlebih dahulu menyiapkan baju yang akan ia gunakan ke kantor. Barulah setelahnya, ia beranjak memanjakan dirinya dengan air hangat yang telah ia siapkan.

****

"Eh Dita udah siap ya"

"Dita mau berangkat ke kantor dulu ya ma"

"Ditt, eomma mau bicara sebentar sama kamu" Jo bo ah menggandeng Dita, mengajaknya masuk kamar untuk membicarakan suatu hal penting.

Dita sedikit kaget dengan sikap mamanya, namun ia hanya bisa pasrah saat tangannya digandeng untuk memasuki kamar.

Dengan raut wajah penasaran dita senantiasa menunggu mamanya mengungkapkan suatu hal tersebut.

"Jadi begini ditt, uang sewa kedai bulan ini harus segera dibayar. Tapi uang eomma masih belum cukup, apa mama boleh meminjam uangmu terlebih dulu"
pinta jo boah memelas.

"Ya ampun eomma, dita kira kenapa"
"Uang yang dita berikan ke mama, bukan semata-mata hanya untuk kebutuhan sehari-hari dan keperlua adik-adik ma. Eomma boleh gunakan uang itu untuk keperluan eomma, eomma engga perlu minta izin ke dita untuk semua itu. Oke ma, dita sayang eomma" Dita lantas memeluk eommanya. Jo boah membalas pelukkan anaknya dengan erat, ia sangat bersyukur diaungerahi anak yang sangat pengertian dengan kondisinya.

Jo bo ah memang selalu begitu, Dita sudah hafal dengan perbuatan eommanya itu. Eommanya sering kali izin terlebih dahulu untuk menggunakan uang yang diberikannya. Padahal tujua  dita memberikan uang itu adalah untuk meringkan beban mamanya, namun Jo bo ah sendiri merasa tidak enak pada Dita, ia merasa sangat membebani diri Dita.

"Dita, apa adik-adikmu sudah bangun"

"Tadi dita udah bangunin eomma, tapi tidak tahu dengan haechan. Apa dia sudah bangun atau tidak"

"Ahhh anak itu, selalu saja kesiangan. Kalau begitu, kamu segera berangkat dit. Nanti kalau terlambat bisa dimarahi boss".

"Ihh eomma kok tau sih kalau bossnya galak, ya udah dita berangkat dulu ya" Dita beranjak pergi ke luar rumah, melambaikna tangan sebagai tanda perpisahan.

*****

Perjalanan menuju kantor, dita menikmati pemandangan pagi lewat jendela bus yang ia tumpangi. Memasang headseat dan memutar lagu kesukaanya-Love crazy, membuatnya tak sadar bahwa ada seorang lelaki yang sedang menduduki kursi kosong disebelahnya. Saat ia mengalihkan pandangannya dari jendela, ia sedikit kaget ada seseorang lelaki duduk bersanding dengannya. Namun, satu hal yang membuatnya jauh lebih kaget adalah bahwa seseorang itu adalah orang berjabatan tinggi dikantornya.









-

-

-

-

-



Malam semua, i'm back😁






My bossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang