Bonus Part - The Letter and The Voicemail

431 25 2
                                    

"Hello there. The angel from my nightmare. The shadow in the- whoops, Aku lupa aku sedang dalam pesan suara.

Hai, Alya Benson Rhodes. Apa kabar? Kuharap kau baik-baik saja. Mungkin kau tak langsung mendengarkan pesan suaraku ini sesaat setelah Harry memberikannya padamu. Mungkin juga sekarang kau telah melupakanku, telah memulai sebuah kisah baru di belahan dunia lain yang pasti sangat jauh dari sini. Kuharap, semoga kebahagiaan menyertaimu selalu.
Aku tak akan menyebutkan namaku di pesan ini, even when you're hearing this you don't recognize my voice anymore. Setidaknya, biarkan aku yang sedang anonimus ini mengutarakan banyak hal yang seharusnya kau dengar saat kau masih berada di sisiku.

Aku mengenalmu sekitar empat tahun yang lalu. Kau, dengan croptee putih dan rok hitam selutut yang tengah anggun bernyanyi di sudut restoran kecil nan usang itu, berhasil menarik perhatianmu. Kita saling berpandangan saat suara gemerincing bel pintu masuk yang kurasa sedikit mengganggumu. Tatapan bola mata hitam kecoklatan itu seakan memaku kakiku ke lantai. Love at first sight? I haven't figured it out yet.

Lalu, kau kembali menghadirkan kejutan di hidupku saat aku tak sengaja melihatmu di Midwest Senior High School, sekolah kita. Kau, si rambut cokelat bergelombang dengan hoodie hitam membungkus baju seragammu. Kembali membuatku terpaku memandangmu yang tengah tertawa riang. Entah mengapa, di lingkaran pertemanan itu, bagiku kaulah pusatnya.

So, by that, I finally know it really was a love from the first sight.

Setelah mengumpulkan cukup banyak keberanian, akhirnya aku berhasil mengetahui namamu di suatu siang saat kau tengah menunggu seseorang menjemputmu. Aku sangat senang akhirnya kita bisa menjadi sangat dekat. Dan aku sadar, ada sesuatu yang aneh yang merasukiku setiap kali aku disampingmu. Setiap kulit kita secara tak sengaja bersentuhan.
Tapi, hatiku hancur saat di suatu pagi aku melihatmu tengah berbincang dengan seorang pria. Aku iri, Alya. Seharusnya aku yang membuatmu tertawa setiap harinya. Seharusnya aku yang mengantarmu dan menjemputmu. Seharusnya aku yang melindungimu. Seharusnya aku yang mendapatkan pelukan hangat itu. Ya, aku begitu egois dan seiring dengan perasaan yang berkecamuk di dadaku...

Aku sadar..

Bahwa,

Aku mencintaimu.

Mungkin saat ini kau tengah mendengarkan dengan acuh tak acuh. Atau mungkin saja pernyataanku tadi tak kau dengar karena kau sudah keburu menghapus pesan ini. Tapi, ketahuilah, Alya.

Aku begitu terluka saat semua yang terjalin di antara kita rusak begitu saja. Walaupun saat itu kita sedang berdekatan, tapi aku merasa ada sebuah jurang dalam yang memisahkan kita. I was so messed up, until now. I have no idea what's so wrong between us. I feel like I already did everything to make things better again, but what I've done wasn't enough to make you stay.

I miss you, Little Miss Brown Eyes.

I miss your smile. Your laugh. The way you make me feel inside. I miss holding your hands when we were watching Disney movies. I miss those lips pressed on mine. I miss the way you walk, you talk, you sleep. I miss the feelings I got everytime you fall asleep in my arms. I miss how close we used to be and the thought that you are better off without me starts to killing me silently.

I swear, Alya. I love you so Goddamn much and this feeling is unbearable.

Huft.

Aku tau aku seharusnya mengucapkannya lebih awal. Namun semuanya terasa sangat salah belakangan ini. Maafkan aku. Maafkan aku yang selalu menyakiti hatimu dan tidak pernah mengertimu. Maafkan aku yang hanya bisa terus menjadi pecundang. Si pecundang yang sudah berani menaruh hati pada wanita tanggung sepertimu. Alya Benson Rhodes, si Rhodes kecil yang dicintai banyak orang. Yang mengecilkan harapanku untuk bisa dicintai balik oleh seorang yang begitu istimewa sepertimu.

Unsaid WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang