Chapter 9
Digo diam tak menjawab pertanyaan sisi, hanya matanya yg terus menatap sisi tanpa henti..
"Sisi..." erik meraih tubuh sisi dari digo dan memeluknya erat..
"Erikk... Lo nggak papa kn?" tanya sisi lemah..
"Maafin gue si.." balas erik..
Digo benar2 berada dalam diam.. Ekspresinyapun datar.. Entah apa yg ada dipikirannya.. Digo meraih tangan siena dan mengajaknya pergi meninggalkan teman2nya..
Sisi menoleh ke arah digo yg tampak menggenggam erat tangan siena..
'Kenapa perasaan gue kyak gini..' batin sisi..Mereka kembali ke sekolah.. Jam istirahat berakhir dan erik dilarikan kerumah sakit..
Sisi merasa dirinya baik2 saja dan memilih menunggu digo didalam mobil..
Sisi memejamkan matanya rapat2 menahan sakit dipunggung.. Entah punggungnya terluka atau hanya memar..
Yg jelas terasa pedih.. Ditambah pedih hatinya dengan perasaan tak jelas yg tiba2 muncul..Bbrpa jam kemudian..
Digo membuka pintu mobil mengagetkan sisi..
"Oh.. Tuan digo.. Sudah pulang?" tanya sisi geragapan
"Hari ini gue males ke kantor siang2.. Gue mau pergi dlu sama siena.. Terserah lo mau nunggu di kantor aja atau.." kata2 digo terpotong
"Gue ikut.." ucap sisi tegas dan menyalakan mesin mobilnya..
Digo menaiki mobil fred bersama martin dan siena..
Sisi mengikuti mobil mereka dari belakang..
Terkadang tangannya terasa kram saat nyeri dipunggungnya terasa..
"Mau kemana sih mereka? Nggak semudah yg gue bayangin.. Ngerasukin prinsip dan hobi orang itu susah.. Pantes aja gue dpet apartemen ples mobil" ucap sisi mendengus kesal
Mobil fred memasuki area parkir sebuah kafe..
Bukan kafe terbuka yg banyak orang2 nongkrong atau makan.. Tapi kafe private berkelas dan tertutup..
Sisi keluar dengan ragu..
Digo dan siena masuk lebih dlu .. Msih dengan siena yg memeluk lengan kiri digo..
Martin mendekati sisi..
"Hai nona sekretaris.. Udah nggak sakit kn punggungnya..?" tanya martin sok akrab
Sisi hanya mengangguk pelan dan trsenyum paksa menatap martin si playboy ecek2..
"Nama lo sisi kan? Gue martin" ucap martin mengulurkan tangannya..
Sisi yg tak terlalu peduli nyelonong meninggalkan martin
Fred yg melihatnya tertawa cekikikan..Di dalam cafe..
Sisi dduk dimeja yg terpisah dengan meja digo dan siena..
Fred dan martin tampak menggoda bbrpa pengunjung cwek yg kebanyakan anak kuliahan..
Digo meneguk minumannya yg sdikit berbau alkohol.., ssekali melingkarkan lengannya dipinggang siena dan melumat bibir siena tanpa malu dtempat umum seperti ini..
Sisi mengalihkan pandangannya .. Benar2 tak ingin melihat pemandangan itu sisi menghabiskan orange jus yg dipesannya..
'Sampai kapan? Gue udah nggak tahan pengen istirahat.. Klo dia mnum alkohol kyak gini.. Nggak bakalan sore nanti dia mau msuk ke kantor..' batin sisi sedikit kesal.. Hari pertamanya membujuk digo gagal.. Dan tak menghasilkan apa2..Tatapan digo terkadang mengarah ke sisi yg dduk sendiri bosan menatap bbrpa pengunjung private didepannya ..
"Beby.. Gue sayang banget sama lo" ucap siena mengendus pipi digo mesra..
Digo hanya tersenyum remeh.. Seperti sudah biasa mndengar kata2 itu..
"Mendigo.." panggil seorang gadis cantik yg usianya sekitar 3tahun diatas digo.. Tapi penampilannya lebih tua dr usianya..
'Terlalu dewasa' batin sisi yg ikut menoleh ..
"Hay.. lura" sapa digo beranjak dr tempat dduknya dan memeluk mesra gadis yg dipanggilnya lura..
Ekspresi siena berubah kesal, tetapi tak berani marah didepan digo..
Lura berbisik ketelinga digo .. Dan mereka saling berbagi tawa kecil..
"Fred.. Anterin siena pulang.. Gue ada perlu.." teriak digo..
"Rebesss men" ucap fred dan kembali asik dengan teman barunya..
"Kok.. Ditinggalin sih beb..??" tanya siena kebingungan..
Digo berjalan mendekat dan berbisik..
"Lo harus istirahat beb.. Pasti kejadian tadi bkin lo syok.." bisik digo manis dan mengecup singkat bibir siena yg tampak bengong menatap digo..Sisi ikut beranjak dan meraih tas mininya mengikuti digo..
"Dasar playboy brengsek..!!!" umpat sisi yg mengikuti mobil digo dan lura .. Wajahnya mulai pucat..
Mobil lura memasuki area parkir apartement sisi..
"Lho kok ksini?" ucap sisi kebingungan ..Digo keluar dr mobil diikuti lura dan msuk ke dalam lift..
"Siapa dia?" tanya lura yg baru menyadari kehadiran sisi ditengah2 mereka..
"Sekertaris" jawab digo datar..
"Selamat siang.. Klo tuan digo sudah selesai bisa menghubungi saya.. Kebetulan Saya juga tinggal dsini.. Dilantai 23 kamar nomer 101, nanti biar saya antar ke kantor" ucap sisi ramah dan sopan..
"Oh.. Kamar gue dilantai 34, kok bisa kebetulan banget ya seorang sekertaris punya apartement ditempat mewah kayak gini" ucap lura yg lebih terkesan mengejek atau bhkan curiga..
"Permisi.." sisi keluar tepat saat pintu lift brhenti dilantai 23
Sisi menoleh sedikit kearah digo yg hanya diam saja dan tak menatap sisi sedikitpun..Sisi merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur..
Pikirannya dipenuhi pertanyaan tentang digo..
"Cowok playboy cap apa sih dia itu.." gerutu sisi
Kepalanya terasa pusing.. Sisi memilih istirahat lebih dlu dan tak berganti pakaian.. Berjaga2 jika digo tiba2 berubah pikiran dan mengajaknya ke kantor..2jam kemudian..
Sisi tertidur lelap saat tiba2 bunyi bel mengagetkannya..
Sisi bangun dan agak merasa pusing.. Badanyapun terasa sedikit demam ditambah punggungnya yg semakin sakit.. Membuat sisi berdiri lemah menganghampiri pintu apartemennya..
"Digooo???!!!" mata sisi terbelalak melihat digo dari layar monitor dsebelah pintu..
Sisi membuka pintu cepat.. "Tuan digo.. Kenapa tidak menghubungi saya lebih dlu" ucap sisi belepotan..
Digo tampak tak terlalu peduli dan nyelonong masuk begitu saja dduk di kursi depan tv
Sisi yg merasa tak suka privasinya terganggu menatap digo kesal..
"Saya siap2 dlu.. Saya antar tuan ke kantor.." sisi berjalan gugup tapi tangan kekar digo berhasil menariknya dan jatuh di atas digo..
"Digo.." panggil sisi pelan dan kaget..
"Itu yg gue tunggu.." digo melepaskan tangan sisi dan membantunya berdiri..
"Gue malas ke kantor.. Bsok aja" ucap digo berjalan menatap kesekeliling ruangan..
"Tapi tuan digo.." kata2 sisi terhenti saat tiba2 digo berbalik dan memeluknya erat..
"Tu..tuan digo.." ucap sisi syok ..
Tak berhenti cukup dsitu .. Digo melepaskan pelukannya.. Berhenti menatap sisi bbrpa saat kemudian mencium bibir sisi pelan.. Membuat mata sisi terbelalak lebar...
Digo melepaskan ciumannya.. "Klo lagi berdua.. Panggil digo aja!! Mengabaikan perintah, gue bakal nglakuin lebih dari tadi.." ucap digo menatap intens bola mata sisi#jangan lupa coment ya..
Mlam ini nggak bisa post banyak .. Lagi sakit kepala..
Semoga kalian suka dan makin kepo ya
Hihihi
Kita lanjut bsok..
KAMU SEDANG MEMBACA
love like this, last forever (digo & sisi)
Fanfictionaku lebih dewasa dari kamu, aku harap kamu menghormatiku meskipun aku bawahan kamu -sisi- aku menyukai gadis yg lebih dewasa dariku.. dan mampu menuruti semua mauku -digo-